6. Private Intimate

23 3 0
                                    

***

Yara menelan ludah berkali-kali, bukan karena di hadapannya terhidang cemilan kesukaannya namun karena laki-laki yang sedari tadi mengobrol dengan sang Ayah dengan akrabnya.

"jadi kamu lagi S2 ya, langsung sehabis wisuda S1? Semangat banget kamu nak." Puji Ayah sembari menepuk-nepuk pundak laki-laki itu.

"kebetulan sembari mengisi waktu kerja sih, Om." Balas laki-laki itu, "terus pekan kemarin setelah pulang kuliah Papa bilang mau kenalin saya sama.... Yara, saya langsung menyetujui."

"jadi langsung segera aja lah ya akad nya, hahaha~" komentar Ibu dari laki-laki itu, "Yara juga keliatannya gadis yang cemerlang, sudah berapa tahun ngajar di sekolah nak?"

"Li—lima tahun, tante." Jawab Yara singkat.

"sembari kuliah juga waktu itu jeng," Ibu menimpali.

"wahhh keren banget nih, pilihan Papa ngga salah deh." Jawab perempuan baya itu, "Papa kalian sama-sama dari ranah pendidikan, pasti nyambung lah ya."

Yara menatap Chandra mengisyaratkan agar mereka bisa bicara secara empat mata, tapi malang sang kakak juga sibuk mengobrol dengan Ayah dari laki-laki itu.

"nanti mahasiswa saya bisa diperbantukan untuk daftar dulu ke KUA." Ucap sang pria paruh baya. "nak Yara mau konsep resepsi yang seperti apa nih?"

"em—anu..." Yara berucap gugup, "private intimate kedengeran bagus, Om."

"wah kebetulan mahasiswa saya ada yang kerja Wedding Organizer, bisa lah diurus belakangan yang penting akad dulu." ucap Ayah dari laki-laki itu. "jadi... gimana anakku, ada yang mau kamu sampein ke orangtua Yara?"

"biarpun saya masih kuliah magister, tapi saya akan bertanggung jawab mengurus..... Yara, Om." Ucap laki-laki itu. "saya merasa yakin sama.... Yara dan akan melamar hari ini."

Ayah tertawa begitu puas ketika laki-laki itu menyodorkan kotak cincin di hadapannya, Yara semakin berkeringat menghadapi situasi yang tak terduga ini.

"gimana, Ra?" tanya Ibu dengan suara menenangkan. "kalian bisa lebih kenal setelah menikah, lagipula kalian sama-sama S2; setara kan?"

Semua mata tertuju pada Yara, gadis dingin yang nampak jutek ketika menjadi guru di sekolah itu pun merasa terpojokkan. Ia mengangguk kecil dibarengi dengan suara lega dari seluruh pihak.

"pakein cincinnya, mulai hari ini kamu calon menantu kami." Ucap Ibu sang laki-laki dengan antusias, laki-laki itu berdiri mendekati Yara begitu juga sebaliknya. Chandra siap mengabadikan momen penuh kejutan ini.

Seraya laki-laki itu memasukkan cincin ke jari manis Yara, perempuan itu merasakan energi besar mengalir deras dari jemarinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seraya laki-laki itu memasukkan cincin ke jari manis Yara, perempuan itu merasakan energi besar mengalir deras dari jemarinya.

Energi yang sama kuat seperti lima tahun yang lalu.

.

Satu hari setelah akad...

"em... Bu, bangun. Ayo siap-siap berangkat ke sekolah."

Yara membuka mata tersentak, dipandangnya sekitar; ini bukan kamarnya.... Ah betul, ia kini tinggal di rumah suaminya.

"aku udah bikin sarapan." Ucap suara dari balik pintu kamar, "mau disiapin apa lagi?"

"eng--- enggak usah, makasih bentar lagi saya keluar." Ucap Yara memegangi kepalanya yang pening karena bangun tiba-tiba, dirabanya ponsel untuk menghubungi Chandra.

"pagi-pagi nelpon gue napa lu?" celetuk Chandra dari seberang telpon. "sakit ngga?"

"brengsek malah nanyain gituan," maki Yara dengan suara sepelan mungkin, "Mas, lu udah nyampe kantor kan? Coba cari daftar siswa lulusan 2017... lo pasti bakal kaget."

"kelas 2017? Bentar.." ucap Chandra sembari Yara keluar dari kamar, punggung laki-laki yang kini menjadi suaminya terlihat sibuk menyiram tanaman seraya Chandra tersentak, "anjir, kenapa nama suami lo ada di daftar murid??"

Yara mendesah sembari laki-laki itu menoleh, "eh udah keluar kamar, aku baru bisa masak ini. semoga Ibu suka."

"Yara, demi apa??" Chandra berteriak tak percaya dengan apa yang ia lihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yara, demi apa??" Chandra berteriak tak percaya dengan apa yang ia lihat. "Yara!"

Panggilan diputus Yara, ia tersenyum simpul menatap suaminya, "makasih udah masak banyak, Mahesa."

Laki-laki bernama Mahesa itu tersenyum memperlihatkan kawat giginya sembari berbalik menyiram tanaman.

Laki-laki bernama Mahesa itu tersenyum memperlihatkan kawat giginya sembari berbalik menyiram tanaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya,suami Yara adalah Mahesa; muridnya di SMA Z lima tahun yang lalu.

***

FREQUENCY • SKZ Seungmin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang