13 : Chance

3.9K 522 15
                                    

♤--♤--♤
.
.
.

Renjun berdeham pelan, ia melangkah kakinya dengan santai sembari memeriksa keadaan sekitarnya. Suara pintu yang dibuka terdengar, memenuhi ruangan yang tidak lain adalah toilet yang terlihat sangat bersih dan di dominasi warna biru.

Si pemuda Huang dengan cepat mengubah raut wajahnya menjadi sangat santai dan mengarahkan kakinya pada salah satu wastafel yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Dari kaca besar di depannya, Renjun mencuri-curi pandang pada sosok pemuda bertubuh tinggi dan atletis yang tengah menyelesaikan urusan pribadinya. Mendapati sosok yang tengah ia perhatikan mulai beranjak ke arahnya, Renjun dengan cepat mengalihkan pandangannya.

Bunyi air mengucur terdengar jelas, Soobin dengan telaten membersihkan kedua tangannya. Tidak menyadari bahwa terdapat sepasang mata yang terus mengawasi gerak-geriknya.

Renjun yang merasa tidak menemukan kejanggalan apapun menghela nafasnya dan mematikan kran air di depannya. Hingga pergerakannya terhenti saat kedua netra rubah miliknya bertemu dengan sebuah tato berbentuk huruf V dan S di lengan kiri Soobin.

Soobin yang mulai menyadari keanehan sosok di sampingnya pun mengerutkan keningnya dan dengan segera menurunkan lengan sweater yang ia gunakan sembari menatap heran Renjun. Tanpa membuka suaranya, Soobin dengan segera beranjak pergi, meninggalkan Renjun yang masih terdiam di tempatnya.

"Brengsek" umpat Renjun sesaat setelah Soobin keluar dari kamar mandi. Ia mengepalkan kedua tangannya. Soobin yang merupakan targetnya saat ini merupakan anggota dari Vanisher. Sebuah kelompok mafia kelas atas yang bahkan ditakuti oleh para polisi dan kelompok pembunuh bayaran. Kelompok yang menjadi alasan Renjun harus kehilangan kedua orangtuanya.



"Kenapa dengan wajahmu?" Tanya Donghyuck tiba-tiba yang membuat Renjun mengerutkan keningnya.

"Hoy, dari istirahat wajahmu itu terlihat sangat kusut ditambah pucat seperti habis melihat hantu!" Ujar Donghyuck lagi yang mengundang decakan kesal si pemuda Huang.

"Iya, hantunya kau! Cepat cari Yuna! Kita pulang sekarang." Perintah Renjun yang kemudian beranjak pergi, meninggalkan Donghyuck yang tengah membuka mulutnya dengan wajah tidak terimanya.

"Woah, si ular Huang benar-benar tidak punya sopan santun." Monolog Donghyuck yang kemudian menatap tajam punggung kecil milik Renjun yang semakin menjauh.

Dari semua makhluk hidup di bumi, bisa-bisanya Donghyuck terjebak dalam sebuah misi penting dengan manusia menyebalkan dan egois seperti Huang Renjun, kira-kira begitulah isi pikiran si pemuda Lee untuk saat ini.

Dari semua makhluk hidup di bumi, bisa-bisanya Donghyuck terjebak dalam sebuah misi penting dengan manusia menyebalkan dan egois seperti Huang Renjun, kira-kira begitulah isi pikiran si pemuda Lee untuk saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam mulai menjemput, di dalam sebuah kamar di dominasi berwarn biru tua, terdapat sesosok pemuda bersurai hitam yang tengah sibuk memasukkan beberapa barangnya ke dalam ransel hitam di depannya. Serta sebuah senjata besar yang tidak lain adalah senapan favorite miliknya yang dengan perlahan ia masukan ke dalam kotak hitam panjang di sampingnya.

Magnificent ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang