12 : Double Mission

4.5K 598 19
                                    

♧--♧--♧
.
.
.

Renjun merebahkan dirinya di atas kasur, ia baru saja selesai dengan kegiatan mandinya. Bahkan rambutnya kini masih sedikit basah, namun sepertinya si pemuda Huang tidak terlalu memperdulikan hal tersebut. Terbukti dari dirinya yang kini sudah memejamkan kedua netranya dengan handuk miliknya yang berada di atas perutnya.

Drrtt drrtt

Belum sampai lima menit Renjun memejamkan kedua matanya, mencoba untuk menggapai alam mimpi. Ponselnya sudah lebih dulu membuyarkan rencananya. Dengan helaan nafas dan gerakan malas, Renjun menggerakkan tangan kirinya untuk menggapai ponselnya yang tergeletak tak jauh dari tempatnya berbaring.

Si pemuda Huang mengerutkan keningnya saat mendapati nama sang ketua di layar ponselnya. Padahal jam sudah menunjukan hampir pukul dua belas malam, tidak biasanya Doyoung akan menghubunginya di jam seperti ini.

"Ada apa hyung?" Ujar Renjun saat ponsel miliknya kini sudah berada di telinga kirinya.

Renjun mengerutkan keningnya setelah beberapa detik hening, mendengarkan ucapan dari Doyoung yang berada jauh di tempat lain.

"Siapa?" Tanya Renjun dengan kening yang dihiasi kerutan kebingungan. Sebisa mungkin dia berbicara dengan suara pelan, dan sesekali mengedarkan matanya ke setiap sudut ruangan.

"Kau yakin tidak apa-apa hyung?" Tanya Renjun lagi, kali ini dengan nada memastikan. Tidak ada yang tau apa yang tengah keduanya bicarakan saat ini. Hanya Renjun yang mengetahui apa yang tengah dibicarakan oleh Doyoung pada dirinya.

"Baiklah siapa targetnya?" Renjun kembali membuka suaranya, namun kali ini jauh lebih pelan. Bahkan menyerupai sebuah bisikan yang untungnya masih bisa di dengar oleh lawan bicaranya.

Renjun mengerutkan keningnya lagi sesaat setelah beberapa detik melontarkan pertanyaan tadi. Bahkan ia sudah mengubah posisinya yang semula berbaring menjadi duduk.

"Dia mahasiswa? Kau gila hyung? Aku tidak mungkin melubangi kepalanya selama di area kampus." Sewot Renjun dengan nada berbisik, memastikan bahwa tidak ada yang mendengar pembicaraannya itu.

"Hhhh, ya baiklah." Renjun akhirnya mengakhiri panggilan tersebut dan kemudian menghela nafasnya kasar. Salah satu hal yang paling tidak ia sukai dalam pekerjaannya adalah memiliki dua tugas di tempat dan waktu yang sama.

"Merepotkan." Gumam si pemuda Huang dan kemudian mengusak surai hitam legamnya yang masih sedikit lembab.

Pagi mulai menjemput, dua buah pintu yang terletak bersebrangan di sebuah lorong terbuka secara bersamaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi mulai menjemput, dua buah pintu
yang terletak bersebrangan di sebuah lorong terbuka secara bersamaan. Menampakan si pemuda Huang yang kini tengah menatap datar sosok pemuda Lee di hadapannya yang juga menatap datar dirinya.

"Kau mau kuliah atau ikut study tour anak junior high school?" Ejek Donghyuck saat mendapati si pemuda Huang yang tengah memakai jaket jeans ungunya, menutupi baju bergaris hitam putih dengan lengan panjang miliknya.

Magnificent ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang