22 : Trust

3.4K 463 16
                                    

♤--♤--♤
.
.
.

Renjun mengintip ke arah belakangnya dimana terdapat kumpulan pria dan beberapa wanita berbalut jas berwarna hitam yang tengah mengobrol sembari menghisap tembakau di tangan mereka. Disampingnya terdapat Donghyuck yang tengah sibuk memasukkan beberapa peluru ke dalam pistol miliknya.

"Tujuh belas orang sepertinya" ujar Renjun yang kini ikut menyiapkan senjatanya dengan netra yang melirik ke arah sosok pemuda tan di sampingnya yang tengah mengulas senyum miringnya.

"Tidak sebanyak perkiraanku, aku bisa menghadapinya sendiri" ujar Donghyuck yang kemudian beranjak dari tempatnya. Tetapi baru saja satu langkah, sebuah tangan menahan tubuhnya yang tidak lain adalah milik si pemuda Huang yang tengah menatap datar dirinya.

"Kau tau yang namanya strategi tidak?" Datar Renjun yang malah membuat Donghyuck mengulas smirknya.

"Oy Huang, aku tidak bekerja dengan strategi sepertimu. Lihat dan pelajari" Donghyuck berujar yang kemudian melepaskan pegangan Renjun pada tangannya. Renjun yang melihatnya pun membulatkan matanya terlebih ketika Donghyuck sudah terang-terangan berdiri di depan musuh mereka.

"Oy! Maaf mengganggu acara bergosip kalian" ujar Donghyuck tepat sebelum melesatkan peluru ke arah musuh-musuh di depannya. Membuat belasan pria dan beberapa wanita berjas hitam yang semulanya tengah berbincang pun seketika melompat dari tempat mereka dan berlindung dari peluru Donghyuck.

Dor! Dor!

"Siapa dia sebenarnya?!" Sewot salah seorang pria pada pria lainnya yang juga tengah berjongkok di sampingnya. Serangan Donghyuck benar-benar tidak ada hentinya dan membuat mereka kesulitan bergerak. Setiap mereka berniat membalas tembakan Donghyuck, saat itu juga peluru Donghyuck sudah lebih dulu melesat ke arah mereka.

"Empat" gumam Donghyuck saat mendapati empat orang tergeletak tidak bernyawa dengan darah yang mulai membasahi pakaian dan tubuh mereka.

Donghyuck mengulas senyum lebarnya, kedua matanya sudah membulat karena kegirangan saat melihat musuhnya satu persatu mulai berjatuhan. Ruangan yang semula mewah dan bersih perlahan berantakan dan digenangi oleh cairan merah dibeberapa sudutnya.

"Dia gila atau tidak waras?" Gumam Renjun saat melihat Donghyuck yang menggila dan menembak tanpa henti. Entah berapa banyak pistol yang disiapkan oleh Donghyuck. Karena saat salah satu pistolnya kehabisan peluru, dengan cepat ia membuang pistolnya dan mengambil pistol baru dari pakaian yang ia pakai.

Donghyuck yang tengah keasikan menembak pun seketika membulatkan matanya saat kedua pistol terakhirnya kehabisa peluru. Merasa tidak ada tembakan, dengan cepat para anggota mafia tersebut keluar dari persembunyiannya dan melesatkan peluru mereka ke arah Donghyuck yang masih berdiam diri di tempatnya.

Dor! Cling
Dor! Dor!

Donghyuck lagi-lagi membulatkan matanya terkejut saat mendapati peluru musuh melesat ke arahnya. Untungnya respon tubuhnya tergolong cepat. Dengan segera ia melompat ke arah meja di sampingnya dan disaat bersamaan, Renjun segera keluar dan menembakkan peluru dari dua pistol di sampingnya.

"Yak! Tembak yang benar!" Sewot Donghyuck saat mendapati tembakan Renjun sedikit meleset dan hanya menggores lawan.

"Ck, bajingan kau diam saja!" Emosi Renjun yang kemudian memfokuskan pikirannya. Kedua matanya bergerak ke arah kanan dan kirinya dan kemudian dengan cepat Renjun melesatkan pelurunya ke arah musuh yang berada di samping kanan dan kirinya.

Donghyuck bersiul kecil saat mendapati dua orang pria tewas begitu saat Renjun menembakkan pelurunya tepat di tengah kepala mereka.

"Tidak buruk, sepertinya hanya beruntung sih" monolog Donghyuck yang membuat Renjun melirik tajam ke arah si pemuda tan dan kemudian dengan sengaja mengarahkan pistol di tangan kirinya ke arah Donghyuck dan kemudian menembak pelurunya ke arah lantai dekat kaki Donghyuck. Membuat Donghyuck membulatkan matanya dan menjatuhkan tubuhnya ke belakang.

Magnificent ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang