38 : Blood and Sweat

3.2K 419 65
                                    

♤--♤--♤
.
.
.

Hari silih berganti, Jeno meregangkan tubuhnya di atas sofa tua yang terletak di ruang tengah markas milik Dark Viper. Lima hari Donghyuck tidak memberikan kabar sedikit pun, namun Jeno serta anggota lainnya tidak terlalu khawatir akan hal tersebut.

"Jeno, Taeyong hyung memintamu untuk mengintai orang ini" ujar Mark yang tiba-tiba datang dari arah belakang sembari membawa secarik kertas berisikan informasi seseorang.

Jeno yang baru saja berniat bermalas-malasan itu pun berdecak kesal dan segera mengambil kertas yang berada di tangan sang kakak. Ia membaca dengan seksama segala informasi yang tertulis di kertas tersebut.

"Hanya mengintai? Tidak biasanya?" Tanya Jeno dengan alis yang mengkerut bingung.

"Aku tidak tau, Taeyong hyung hanya bilang kalau dia adalah partner kerja dari Kim Heechul yang bertugas menyeludupkan beberapa senjata dan device canggih ke perusahaannya. Tapi beberapa bulan terakhir dia menunjukan gerak-gerik aneh, makanya Kim Heechul meminta kita untuk mengawasinya lebih dulu" jelas Mark dengan wajah malasnya yang membuat Jeno menatap datar kertas di tangannya.

Tidak ingin membuang waktunya lebih lama. Jeno pun dengan segera meraih jaket kulit berwarna hitam di sampingnya dan beranjak pergi, meninggalkan Mark yang kini tengah mendudukkan dirinya di atas sofa.

"Oh, aku lupa. Taeyong hyung bilang akan ada orang dari Black Cobra yang ikut misi kali ini" ujar Mark tepat saat Jeno menghilang di balik dinding yang membatasi ruang tengah dengan ruangan lainnya.



Jeno menghembuskan asap rokoknya entah untuk yang keberapa kali. Ia sudah menghabiskan tiga batang rokok sembari menunggu anggot Black Cobra yang ditugaskan untuk melakukan tugas dengannya.

"Ck, selain menyebalkan mereka juga tidak tau waktu" Jeno menggerutu, hingga tidak menyadari bahwa sosok yang sedari tadi ia tunggu sudah berdiri di belakangnya dengan tas hitam yang berada di bahunya.

"Laki-laki tapi cerewet cih" ejek Yangyang yang seketika membuat Jeno terlonjak kaget dan bangkit dari duduknya.

Pandangan kedua insan tersebut saling bertemu, membuat keduanya dengan cepat mendengus kencang dan membuang wajah mereka ke arah lain. Enggan untuk melihat wajah satu sama lain.

"Orang terlambat itu minta maaf bukan malah mengejek orang lain!" Ketus Jeno yang membuat Yangyang memutar matanya jengah.

"Salahkam supir busnya karena membawa mobilnya terlalu pelan!" Balas Yangyang dengan wajah galaknya.

"Hah?! Kau naik bus kesini?! Dengan tas hitam dan penampilanmu yang sudah mirip kriminal begini?!" Tanya Jeno dengan nada yang sedikit meninggi, membuat Yangyang mati-matian menahan tinjunya.

"Kau perlu kaca hah?! Kita kan memang kriminal Lee bajingan Jeno!" Frustasi Yangyang dengan wajah memerah menahan emosi. Tanpa menyadari bahwa sosok dominan di depannya tengah mendengus pelan sembari membuang wajahnya ke arah lain, mencoba menahan kekehan gemas miliknya.

"Sudahlah, tidak akan beres kalau terus berdebat denganmu! Kita langsung ke titik yang diminta" kesal Yangyang sembari beranjak pergi, meninggalkan Jeno yang tengah mengulas senyum tipisnya secara diam-diam.

"Sudahlah, tidak akan beres kalau terus berdebat denganmu! Kita langsung ke titik yang diminta" kesal Yangyang sembari beranjak pergi, meninggalkan Jeno yang tengah mengulas senyum tipisnya secara diam-diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Magnificent ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang