14 : Something is weird

3.9K 529 15
                                    

♧--♧--♧
.
.
.

Malam semakin larut, namun sepertinya sepasang pemuda yang kini tengah berjalan beriringan masih enggan untuk pulang dan beristirahat. Terbukti dari keduanya yang kini masih asik saling beradu argumen.

"Telingaku sakit mendengarmu!" Protes seorang pemuda dengan tubuh yang lebih kecil dari yang satunya.

"Tinggal copot saja telingamu! Perlu aku copot?!" Balas pemuda yang satunya dengan nada tidak kalah emosi, membuat sang lawan bicara mendengus kencang sembari membenarkan posisi tas ranselnya.

Keduanya terdiam untuk beberapa saat, hingga tiba-tiba si pemuda tan menghentikan langkahnya membuat si pemuda bertubuh lebih kecil mau tidak mau ikut menghentikan langkahnya. Ia mengerutkan keningnya saat mendapati si pemuda tan berhenti tepat di depan sebuah supermarket dua puluh empat jam.

"Tunggu disini." Perintah Donghyuck pada pemuda bermanik rubah di belakangnya.

Sesaat setelah mendapati Donghyuck memasuki supermarket tersebut, Renjun menghela nafasnya dan mendudukkan dirinya di tangga yang terdapat di depannya. Ia menaruh tas senapan miliknya yang cukup berat.

Netra jernih serupa rubah miliknya ia arahkan ke arah langit malam yang terlihat sangat sepi malam ini. Tidak ada bintang satupun dilangit karena awan tebal yang menutupinya.

Renjun memejamkan kedua matanya, menikmati hembusan angin malam yang menggelitik permukaan kulitnya. Hingga tiba-tiba matanya terbuka saat mendapati sensasi dingin di permukaan pipinya. Tepat setelah membuka matanya, pemandangan pertama yang ia lihat adalah Donghyuck yang sudah duduk di sampingnya sembari menempelkan kaleng minuman dingin ke pipinya.

Tanpa membuka suaranya, Renjun mengambil kaleng minuman tersebut, membukanya dan meneguk cairan yang berada di dalamnya. Tidak menghiraukan sosok yang sepertinya masih memperhatikan dirinya.

"Obati lukamu." Donghyuck tiba-tiba membuka suaranya lagi sembari menyodorkan sebuah salep pada Renjun.

"Hah?" Bingung si pemuda Huang sembari mengedipkan kedua matanya. Sepertinya kepala manusia di sampingnya itu terbentur sesuatu.

"Ck, ambil dan obati! Atau perlu aku yang mengobatinya? Bilang saja kalau memang mau aku o-..."

"Tidak perlu!" Potong Renjun cepat sembari menyambar salep di tangan Donghyuck, membuat si pemuda tan diam-diam menahan senyumnya. Entah mengapa malam ini Donghyuck merasa dirinya berbeda dari sebelum-sebelumnya. Donghyuck sendiri pun tidak tau apa yang berbeda dan apa yang membuatnya jadi berbeda.

"Bukan disitu." Ujar Donghyuck saat melihat Renjun tengah berusaha mengolesi salep di permukaan bibirnya.

"Kekanan sedikit." Ujar Donghyuck lagi yang membuat Renjun berdecak kesal, namun mengikuti arahan si pemuda tan.

"Terlalu bawah Huang." Donghyuck membuka suaranya lagi yang benar-benar membuat kesabaran Renjun hilang.

"Arghh!! Kau saja cepat!" Sewot Renjun sembari menyodorkan salep di tangannya pada Donghyuck dan mengarahkan wajahnya pada si pemuda tan. Membuat Donghyuck mengedipkan kedua matanya, terlebih saat matanya bertabrakan dengan mata jernih milik Renjun.

"Oy! Kau dengar tidak?!" Emosi Renjun yang berhasil menarik kembali kesadaran Donghyuck.

"Badanmu kecil tapi hobi marah-marah." Celutuk Donghyuck tanpa rasa takut sedikit pun sembari mengoleskan salep di jari telunjuknya ke arah bibir berwarna pink dan lembab milik Renjun.

"Lalu kenapa?! Masalah?!" Amuk Renjun lagi yang entah mengapa malah membuat Donghyuck terkekeh. Dengan telaten Donghyuck mengobati luka di bibir Renjun dan hal tersebut membuat Renjun terdiam sembari menatap wajah Donghyuck yang terlihat sangat serius di depannya. Dari jarak tersebut, Renjun bisa melihat dengan jelas setiap lekukan di wajah sempurna milik si pemuda tan.

Magnificent ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang