SIX

862 54 0
                                    

Segala peringatan soal Panther adalah benar.

Jeno tidak mungkin dibiarkan berlama-lama berdiam diri hanya mengikuti mereka kesana-kemari. Melakukan tugas mudah seperti mengantar Jaemin atau menemani lainnya bertransaksi. Tidak, Panther tidak membutuhkan tugas remeh temeh seperti itu. Bermula dari Mark yang memanggilnya ke halaman belakang dan memerintahkannya memukul Jisung. Agak ragu, Jeno melakukan perintahnya namun belum sempat bogemannya mendarat, tangannya langsung ditangkas Jisung dan membuatnya kalah telak.

Bagaimana mungkin tubuh yang seringnya ia gunakan untuk bermalas-malasan seketika dituntut latihan berat. Kemampuan Jeno yang tergolong nol, membuatnya terpaksa melakukan olah fisik yang ekstrim. Lari 50 putaran, push up 100 kali dan masih banyak lagi. Mark sendiri yang bertindak sebagai pelatih juga lawan dari segala olah fisiknya. Artinya latihan itu bisa dipastikan membuat tubuhnya lebih remuk tak terbentuk.

Karena sisi lain dari Mark yang diketahui, bahwa Mark jauh lebih bengis dalam perkara melatih. Dia tak segan memukul, menampar atau menginjak perutnya jika Jeno terlihat begitu lemah. Sampai latihan itu berakhir, malam harinya Mark akan berubah seperti sedia kala.

Di lain hari ketika latihan diliburkan, maka anggota yang lain mengajaknya ke suatu tempat. Jeno hampir berpikir inilah sisi baiknya ketika dia bebas dari pelatihan militer itu. Namun dugaannya ternyata salah. Kesakitan tak terkira justru menggores kulitnya dengan tinta panas dan perih, dirinya hanya dipaksa berbaring sebelum simbol hewan itu tercetak di punggungnya.

Panther, termasuk salah satu jenis hewan leopard dan jaguar. Alasan mereka menamai geng mereka seperti itu karena Panther sendiri dikenal sebagai pemanjat terkuat, penyerang serta pemburu yang opurtunis. Sebuah interpretasi dari perkumpulan mereka yang membuat ciut nyali orang bagi yang sengaja mencari-cari masalah.

Tentu ada sedikit rasa bangga dibenaknya, bagaimana Jeno menjadi bagian dari mereka. Perubahan yang terjadi di kehidupan perkuliahannya sungguh tidak main-main. Menjadi lebih dikenal ketika dirinya berjalan dengan yang lain. Lebih disegani takkala banyak sosok manis yang menatapnya dengan sorot mata memuji. Atau lebih ditakuti takkala banyak yang menundukkan mata saat ia lewati. Jeno sungguh menikmati itu semua. Tentunya dibalik kesengsaraan ketika dia menanti hari minggu.

Hari eksekusi.

Brukkk!

Badannya terlempar ke tanah begitu keras, pun dengan wajah lebam yang mengeluarkan darah segar lewat hidungnya. Mark mengangkat tubuhnya sekali lagi memandangnya remeh dengan mulut yang mencaci.

"Kemampuanmu sama sekali tidak ada peningkatan. Apa kau akan terus menerus bersembunyi di ketiak kita? Mengapa hanya satu pukulan saja kau tidak bisa melawan?"

Bukan masalah tidk bisa membalas, tapi Mark benar-benar tidak memberinya kesempatan untuk berbuat. Ini bukan seperti latihan, melainkan pertarungan sungguhan dimana ia yang seorang anjing rumahan melawan singa lapar.

Brukk.... Sreettt!!!

"AKKHH!"

Jeno menjerit lagi, ketika Mark justru menginjak perutnya. Sialnya dalam aksi seperti itu, teman-temannya yang lain, Lucas, Hyunjin, Sungchan hanya tersenyum memandanginya. Sepertinya mereka sudah mengalami fase yang sama sebelum ini.

"Jangan coba-coba berteriak atau kau akan habis hari ini juga!" Geram Mark. Benci sekali mendengar teriakan anak buahnya karena itu menandakan kelemahan.

"Brengsekk!" Jeno ganti mengumpat.

"Lawan Jen!" Teriaknya memberikan pukulan di ulu hatinya. Walau sudah kepayahan, Mark tetap membiarkan latihan ini berjalan. Barangkali sampai menunggu Jeno pingsan dulu baru dia menyudahinya.

ANIMAL - NOMIN MARKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang