TWENTY TWO

525 49 8
                                    

Rapat darurat.

Untuk pertama kalinya Mark mengumpulkan semua anggota Panther di ruang kerjanya. Tentu saja untuk membahas musibah yang bru saja terjadi. Gudang pasokan barang telah terbakar. Lebih tepatnya sengaja dibakar. Karena beberapa jerigan kosong ditemukan di TKP tersebut. Para penjaga dibunuh, senjata dijarah dan barang habis tak bersisa. Musnah terbakar tanpa jejak.

Tidak tanggung-tanggung kerugian yang dicapai hampir ratusan milyar. Tak mudah menimbun barang di sana. Oleh sebab itu pusat transaksi gelap antar negara pun dihentikan sementara. Situasi darurat saat semuanya membutuhkan uang, sementara tak ada sisa harta pun yang tertinggal.

"Aku pikir ada penyusup diantara kita." Keluh Hyunjin. Satu pandangan lurus tertuju pada satu orang di depannya, Jeno. Seolah sudah rahasia umum, dari dulu memang Jeno adalah satu-satunya yang paling dia curigai di Panther. Sayangnya Mark tidak pernah mengubrisnya.

"Bukan saatnya untuk menaruh curiga." Sela Lucas.

Hyunjin berdalih, jika ada urutan dua orang yang paling menjadikannya curiga, itu adalah Jeno dan Lucas. Firasatnya begitu kuat antara dua orang tersebut.

"Gudang itu baik-baik saja bahkan selama 10 tahun kita ada. Lalu mengapa tiba-tiba terbakar begitu saja?" Sambungnya.

"Aku baru memeriksa data kepolisian, memang mereka menugaskan beberapa orang untuk memata-matai tempat itu sebelum terbakar."

"Kita selalu bisa melewatinya selama ini, Luke?"

"Really? Kita disibukan dengan hidup masing-masing seminggu ini sehingga melewatkan waktu memeriksanya."

Lucas ada benarnya. Dari enam orang yang berkumpul di tempat itu hanya dua orang yang sedari tadi bicara. Baik Mark, seperti pada sikapnya selama ini, dia akan selalu menjadi yang memperhatikan dulu baru mengambil kesimpulan.

"Tidak ada yang seberani itu untuk menjadi penghianat, jika itu yang kau pikirkan, Hyunjin." Ucap Sungchan menengahi. "Kita dididik bersama, terlatih dengan loyalitas yang tinggi. Jadi di keadaan genting seperti ini tolong jangan semakin memecah bela Panther!"

Sungchan adalah orang yang paling bangga ketika dirinya masuk Panther. Seorang anak broken home yang tidak punya rumah untuknya pulang lalu mengenal Mark dan disambut hangat di rumahnya. Karenanya dia adalah orang pertama yang tidak akan rela perpecahan apapun terjadi di sini.

"To the point saja, aku tidak mengerti apa masalahmu denganku. Namun jika kau lagi-lagi mencurigaiku, aku tidak akan tinggal diam." Jeno tiba-tiba berdiri turut membalas semua kecurigaan Hyunjin yang selalu mengarah ke arahnya.

"Aku mengantar Mark semalam ke pesta Taeyong dan menunggu di arena parkir. Hingga ketika Sungchan menelponku terkait kejadian itu, aku pun lekas berlari dan memberitahukan Mark saat itu juga. Kau bisa mengecek CCTV jika tidak percaya."

"Tidak ada yang tahu apa yang kau lakukan di dalam mobil. Kau bisa saja menyewa penyusup dan memerintahkan lewat telepon." Balas Hyunjin.

"Daripada kau berpikir kesana bukankah lebih bijak jika memikirkan kesalahanmu sendiri? Mark sudah memberikanmu tugas menjaga gudang itu, tapi kau menyepelehkannya?" Balas Jeno tak mau kalah.

"Aku adalah orang pertama yang memberitahu kalian ketika tempat itu terbakar, jadi di bagian mana aku menyepelehkannya?" Hyunjin ikut berdiri dan menatap tajam Jeno.

"Lalu?" Tantang Jeno. "Kau memberitahu kita ketika kebakaran sudah tak bisa dihentikan. Jadi dibagian mana kau benar-benar menjaga dan mencegah agar itu tidak benar-benar terjadi?"

"Sudahlah, apa sebenarnya yang kalian lakukan ini?" Imbuh Jisung menengahi. Sejujurnya ini lebih menegangkan ketika melihat dua orang berdiri, terlebih Mark hanya memperhatikannya tanpa melerai.

ANIMAL - NOMIN MARKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang