SEVEN

784 45 1
                                    

Jaemin merasakan sebuah tangan yang memeluk pinggangnya erat dari belakang ditambah sebuah bunga yang disodorkannya ke arahnya. Tentu tidak perlu ditanya siapa yang melakukan.

"Aku tidak sedang ulang tahun." Ucapnya namun tetap menerima buket mawar berwarna pink senada dengan rambutnya itu.

"Apa perlu menunggu hari spesial dulu untuk membahagiakan adik kecilku?"

"Aku hanya akan bahagia jika tidak kau setubuhi seperti kemarin." Jawaban sarkas yang membuat Mark kontan tertawa menanggapi serta membelai rambut lembutnya itu.

"Kau mau jalan-jalan?" Tawarnya tiba-tiba, seperti penebusan rasa bersalah. Walau Renjun sudah berpesan agar tidak menyentuhnya dalam beberapa hari setidaknya Mark menawarkan opsi lain.

"Bolehkah?"

"Sure, sebutkan saja tempat yang ingin kau kunjungi."

"Zoo."

Ungkapan tiba-tiba yang membuat Mark kontan memincingkan mata. Yang benar saja, dari sekian ratus tempat favorit atau pusat hiburan disekitar sini, adiknya justru memilih kebun binatang. Tapi bagi Jaemin itu justru ide teraman dibanding saat Mark menyewa sebuah tempat untuk mereka berdua, yang ada kakaknya itu tetap menerkamnya.

"Kau serius ingin kesana?" Tanyanya lagi.

"Kenapa tidak. Aku ingin melihat duplikatmu." Jaemin tiba-tiba mendekat dan mengarakan kedua tangannya, "a Lion Agghhrrr...?"

Aksi yang imut sekali. Mark sampai mencubit pipi gembil itu lalu mengecupnya sekilas. "Baiklah, segera ganti baju aku akan menunggumu di bawah."

Jaemin segera mengangguk. Lekas membuka lemari pakaian sementara Mark menutup pintu dan berjalan turun ke bawah tempat teman-temannya berada.

"Aku ingin kalian mengikutiku ke suatu tempat." Ucapnya seolah memberi perintah bahwa mereka harus mengikutinya.

"Kemana?" Tanya Sungchan.

"Nanti kalian akan mengetahui sendiri." Matanya tiba-tiba terarah pada salah satu anggotanya yang meringkuk diantara tubuh Lucas dan Sungchan. "Jeno kau juga ikut!" Perintahnya, seolah tak peduli dengan wajahnya yang masih penuh lebam bekas kemarin.

"Kita akan mengawal princess kita untuk berjalan-jalan."

****

Kebun binatang. Tulisan itu tercetak lebar di pagar pembatas yang dipenuhi pohon-pohon rindang. Diluar ekspektasi dari club atau tempat hiburan lainnya, ketua mereka justru membawa paksa anggotanya untuk melihat binatang disini. Jelas perasaan gengsi mereka terlalu melangit, terlebih melihat mayoritas pengunjung yang didominasi oleh pasangan orang tua yang membawa serta anaknya.

"Serius Mark, kau mau mencari apa kesini?" Protes Lucas langsung.

"Aku pikir ketua kita sudah berubah menjadi pecinta satwa kali ini."

"Kau tidak menyuruh kita mencari babi untuk menggandakan uang kan, Mark?"

"Diamlah kalian semua." Tukas Mark. Ia tak begitu peduli dengan protesan teman-temannya karena atensinya justru terpaku pada raut bahagia Sang adik yang mengajaknya berjalan tidak sabar. "Aku ingin membeli tiket, kalian mau masuk?"

"Aku akan menunggu disini!" Ungkapan sepakat dari para teman-temannya yang tidak ada tertarik-tertariknya melihat tempat ini. Alih-alih begitu mereka memilih menunggu di perantara parkir kebun binatang dibanding masuk.

"Serius Mark, seekor kingkong akan menahanku jika aku ikut masuk." Tutur Lucas lagi.

"Aku di sini saja berjaga-jaga jika ada hewan yang lepas." Sahut Jisung. Sekiranya seluruh teman-temannya memang tidak bisa dipaksa untuk masuk. Dan Mark begitu malas mendengar perdebatan tidak penting ini, sampai afeksinya lagi-lagi tertuju pada...

ANIMAL - NOMIN MARKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang