EIGHT

714 43 0
                                    

Apa yang membuat Jeno berpikir tentang malam ini adalah, bagaimana dirinya sudah tidak merasa antusias pada hidupnya.

Lewat tengah malam saat cahaya bulan berpendar dalam balik balkon. Jeno masih menghisap rokoknya, entah sudah bungkus ke berapa. Saat beberapa temannya tadi mengajaknya bertandang ke salah satu club, namun ia tolak dengan alasan lelah. Alih-alih begitu dia justru sibuk dengan pikirannya sendiri.

Apakah bergabung di Panther adalah keputusan yang tepat?

Masih membekas bagaimana cara dia menawarkan diri dulu. Dengan penuh percaya diri tanpa keraguan apapun Jeno telah bergabung ke dalamnya. Beberapa peringatan diacuhkan berpikir hidupnya akan sedikit terarah setelahnya. Lalu mengapa dirinya mendadak tidak percaya diri seperti ini?

Hal itu tak lain karena seseorang yang berhasil mengobrak-abrik pikirannya, Na Jaemin.

Sosok manis namun penuh tanda tanya besar di kepalanya. Bagaimana dia diam saja diperlakukan seperti itu? Apa dia sama-sama menikmatinya? Karena Jeno pun pada akhirnya tahu jawabannya, selain dari dirinya yang tidak bisa melawan juga tidak ada yang benar-benar bisa tahan menjadi budak seks seorang Mark Lee. Bahkan saat teman-temannya sendiri memilih tidak ikut campur dan menganggap itu adalah selerah seks yang wajar. Jeno sama sekali tidak bisa berkutik.

Ada kalanya Jeno menghargai Mark sebagai seorang teman atau pemimpin dalam kelompoknya. Seperti saat mereka kedatangan barang baru yang menjadi incaran pelanggan. Mereka akan mengambil sedikit untuk berpesta kecil di rumah. Jeno yang sejatinya bukan pengguna dipaksa menghirup serbuk untuk pertama kali. Tentu dirinya akan menolak, terlebih Lucas mengancamnya dengan dalih kesetiaan kawan. Beruntungnya Mark datang di waktu yang tepat dan menegur perilaku salah satu kawannya itu.

"Kau boleh rusak tapi jangan pernah memaksa seseorang untuk rusak bersamamu." Begitulah ucapannya yang membuat Jeno terlindungi hingga sekarang.

Karena ada banyak cara bersenang-senang selain ektasi, seks, atau minum-minuman keras. Seperti Mark yang sejatinya sangat pandai memainkan gitar. Kemampuan yang diakui oleh Jeno pula, bagaimana saat keduanya berduet menyanyikan lagu berjenis RnB. Dari suara baritone Jeno dan petikan gitar Mark akan menghasilkan kombinasi yang pas.

Di Panther Jeno telah menemukan tujuan awalnya, –teman. Bahkan bisa dikatakan Mark memperlakukannya lebih dari itu. Dia membayar iuran kuliahnya, menawarkan agar Jeno tinggal disini saja dengan teman-temannya yang lain tanpa perlu ia bekerja seperti yang dilakukan Lucas atau Hyunjin. Belum saatnya, kata Mark untuknya terjun di dunia mereka. Sekalipun begitu Mark memperlakukannya tanpa perhitungan sama sekali.

Dari banyaknya perbuatan Mark yang dilakukannya, haruskah dia pula mengusik kehidupan pribadinya? Jeno tentu tidak sepercaya diri itu. Kemampuannya sungguh masih di bawah bahkan untuk sekedar menatap Mark saat marah.

Hal yang sama terjadi di ruangan berbeda. Masih dalam satu atap, memasuki balik pintu di kamar utama. Satu orang juga sama merasakan insomnia mendadak. Bedanya dia tidak dibiarkan untuk berpikir tenang melainkan harus meladeni sentuhan-sentuhan kurang ajar.

"Kau lebih dari mampu untuk menyewa pelacur tanpa harus memancingku, Mark!" Gerutunya sembari menepis kasar tangan kakaknya. Itu karena sejak tadi tubuhnya terasa digerayangi.

"Tidak ada yang secandu dirimu, kau tahu?" Mark tersenyum sembari mempererat dekapannya.

Jaemin tidak mengubris. Memilih memalingkan wajah dan mencoba tertidur degan paksa. Demi kepulihannya, Mark memang tidak menyetubuhinya dalam tiga hari. Untuk itulah  sifatnya sekarang seperti haus belaian.

"Apa yang kau pikirkan hemm...?" Tanya Mark.

"Tidak ada."

Mark tidak begitu yakin dengan jawabannya. Ditambah adiknya itu buka hobi bergadang.

ANIMAL - NOMIN MARKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang