3

626 27 0
                                    

Pelajaran akhir sedang berlangsung.

Jisung masih fokus dengan papan tulis yang berisikan berbagai materi yang diberikan guru didepan.

Namun tiba-tiba getar hpnya membuat atensinya teralih. Akhirnya dia memutuskan untuk melihat ponselnya karna takut ada yang penting.

Namun terlihat kerutan pada dahinya. Melihat sebuah pesan dengan nomor baru yang pastinya ia tidak ketahui. Namun saat membuka isi pesan itu, ia bisa tau dari siapa pengirimnya

Unknown

"Nomor Lo kan babu, cepet beliin gue minuman. Anter ke rooftop. Sekarang. Lambat 5 menit Lo bakal tau akibatnya"

Isi pesan itu, dan Jisung tau itu pasti pesan dari kakak kelasnya yang kedepannya akan menjadi majikannya

"Iya kak, aku beli sekarang"


Setelah membalas pesan tersebut, Jisung pun bangkit dari duduknya.

"Ada apa Jisung?" Tanya guru yang sedang menjelaskan materi didepan

"Saya permisi mau ke toilet Bu" ucap Jisung dengan sopan

"Yasudah jangan lama-lama." ucap guru tersebut dan kembali menerangkan materi yang sempat tertunda tadi

Jisung pun langsung bergegas menuju kantin untuk membeli pesanan Aurora. Dan tepat 4 menit dengan peluh yang terlihat jelas di wajahnya ia sampai dipintu rooftop.

Dengan pelan ia membuka pintu tersebut dan terlihat Aurora yang sedang duduk santai dengan kepala yang menengadah ke atas dan mata yang terpejam. Hembusan angin membawa rambutnya yang panjang tergerai bergerak dengan bebas dan sangat indah di mata Jisung.

'deg' jantung Jisung berdegup kencang bahkan nafasnya seketika sulit

"Ngapain Lo diam disitu kayak patung" ucap Aurora dengan mata tajam menatap kearah Jisung

"I-itu aku. I-ini kak pesanannya. A-aku mau balik ke kelas lagi. T-takut guru marah" ucap Jisung terbata-bata karna gugup. Dan dibalas deheman oleh Aurora.

Namun baru saja tangan Jisung meraih knop pintu Aurora membuka suaranya

"Lo pulang pergi sama gue mulai hari ini sampai seterusnya" Ucap Aurora masih dengan tatapan yang lurus kearah bawah dimana lapangan futsal berada.

Jisung memalingkan wajahnya kearah Aurora.

"G-gak perlu Kak. Aku pulang pergi pakai angkutan umum aja" ucap Jisung tanpa sadar telinganya sedikit memerah.

Syukurnya Aurora tak melihat kearahnya.

"Lo babu gue, dan mulai sekarang Lo tinggal di apartemen gue, gue butuh babu disana. Kalo Lo mau minta izin sama orang tua Lo. Bilang aja dari sekarang" ucap Aurora dengan mata yang masih tertuju kebawah

"A-aku pikirkan lagi ya kak" ucap Jisung ragu-ragu

"Ucapan gue tadi bukan pertanyaan, tapi pernyataan. Jadi gak bisa diganggu gugat. Atau Lo mau gue suruh anak satu sekolah bully sepupu Lo itu. Satu tanda kartu hitam didepan loker dia udah cukup buat sepupu Lo yang sok jagoan itu jadi buronan semua siswa disini" ancam Aurora yang sekarang beralih menatap tajam kearah Jisung.

Jisung tercekat ditempatnya. Dan dengan perasaan yang berkecamuk ia terpaksa menganggukkan kepalanya.

"Bagus. Dah sekarang Lo pergi. Lo ada kelas kan. Pergi sekarang, gue mau sendiri" ucap Aurora yang sudah mengalihkan perhatian ke ponsel miliknya.

Tanpa ingin berlama-lama Jisung langsung pergi dari sana menuju kelas dan mulai mengikuti pelajaran yang sempat tertunda tadi.

Terlihat wajah Jisung yang sedikit berantakan dan kerutan pada dahinya yang terlihat jelas, membuat Fiona yang duduk disamping nya kebingungan dan penasaran dengan sepupunya itu.

"Lo kenapa. Kok kayak gelisah gitu?" Bisik Fiona karna takut mengganggu siswa yang lain.

Terdengar helaan nafas panjang dari Jisung. Membuat Fiona semakin khawatir.

"Jawab Ji, jangan diem aja. Gue khawatir nih. Lo kenapa sebenarnya?" Tanya Fiona dengan nada yang masih pelan.

"Tadi gue bohong pas izin ke toilet. Gue pergi ke kantin buat beliin minuman kak Aurora" ucap Jisung

"Terus?" Tanya Fiona karna ia yakin ini belum hal yang membuat Jisung sampai kewalahan seprti ini.

"Kak Aurora minta gue mulai hari ini sampai seterusnya pulang pergi sama dia, dan bahkan gue harus tinggal di apartemen dia" ucap Jisung pelan. Namun berbeda dengan Fiona. Yang shock dengan apa yang dia dengar barusan

"APA!?" Teriak Fiona membuat semua atensi teralihkan kearah keduanya saat ini.

"Ada apa Fiona?" Tanya guru yang sedang mencatat materi di papan tulis

"Maaf Bu. Gak ada apa-apa kok. Cuma bergurau doang karna dianya fokus banget nulisnya" ucap Fiona diselingi cengiran.

"Jangan main-main lagi. Fokus kedepan. Saya tidak suka menerangkan ulang materi" ucap guru tersebut dengan tegas

"Ya maaf Bu" ucap Fiona. Dan kelas pun kembali normal seperti sedia kala.

"Jadi Lo mengiyakan?" Tanya Fiona. Dan dibalas anggukan kepala oleh Jisung.

"Maaf ya Ji. Gara-gara gue Lo harus terjebak sama iblis itu" ucap Fiona sambil menundukkan kepalanya dan kentara sekali ia sangat menyesal.

"Gak papa. Gue baik-baik aja kok. Lagian kak Aurora kan gak makan orang juga" ucap Jisung yang sempat-sempatnya malah melucu disaat yang kurang tepat. Alhasil Jisung mendapat cubitan pelan dari Fiona. Lalu keduanya tertawa kecil dan memilih kembali fokus pada pelajaran.

CUPU! I LOVE YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang