Ternyata pertemuan mereka berdua kemarin membuat keduanya mendadak dekat.
Terlihat keduanya saat ini tengah makan bersama dengan Aurora yang berada dimeja yang sama.
Aurora terlihat lebih santai dan menikmati makanan sedangkan Marco dan Zahra saling melontarkan pembicaraan.
Beberapa orang menatap heran dan bingung kearah mereka bertiga.
"Ini gue gak salah liat. Sejak kapan sih Zahra Deket sama Marco"
"Kemarin gue lihat mereka ngobrol berdua dekat lorong perpustakaan"
"Seriusan Lo. Lah jadi Aurora gimana"
"Hush pelanin suara Lo"
"Gue denger" ucap Aurora santai.
Orang-orang yang tadi bergosip mendadak tercekat ditempatnya.
"M-maaf Aurora kita gak bermak—"
"Apa salahnya Marco akrab sama orang lain selain gue. Gue juga gak permasalahin sama sekali.
Gue malah mendukung aja kalo mereka berdua Deket lebih dari yang kalian fikirkan.
Menurut gue" ucapan Aurora terpotong karna melihat kearah Marco dan Zahra bergantian
"Mereka cocok kok dimata gue. Gak ada salahnya sama sekali" ucap Aurora santai dan langsung menyantap makanan kembali.
Beberapa orang pun mulai mengalihkan perhatian nya dan kembali keaktifitasan nya masing-masing.
Berbeda dengan satu orang yang hanya melirik kearah Aurora dengan tatapan yang tak diartikan.
'jadi gue benar-benar gak punya kesempatan sama sekali ya?
Dari ucapan Lo barusan, gak terdengar sedikitpun nada cemburu ataupun ragu sedikitpun.
Pada akhirnya gue sama Lo berakhir tetap gue dan Lo bukan kita.Haruskah gue memulai mencintai orang lain seperti yang Lo mau?
Apa bener ini jawaban dari segala kebingungan gue selama ini.Apa ini bisa jadi sebuah bentuk penolakan tidak langsung.' batin Marco.
Lambaian tangan Zahra didepan wajah Marco, membuat ia berhasil sadar dari lamunannya.
"Kenapa?" Tanya Zahra. Dan hanya dibalas gelengan kepala oleh Marco.
Setelahnya ketiga orang itu melanjutkan makan yang tadi sempat tertunda.
Dering ponsel Aurora berbunyi membuat atensi keduanya mengarah pada Aurora.
Aurora tidak mengeluarkan sepatah katapun namun ia langsung berdiri dan berjalan menjauh dari meja tersebut.
Marco terlihat biasa aja, tapi berbeda dengan Zahra yang bingung.
"Orangtuanya Rora" ucap Marco yang cukup peka dengan kebingungan Zahra.
"Emang selalu gitu ya?" Tanya Zahra. Hanya dibalas deheman oleh Marco.
Keduanya pun kembali hening. Sampai tak lama Jisung datang menghampiri meja tersebut.
"Lo ngapain kesini?" Tanya Marco datar
"Itu gue cari kak Aurora. Kak Aurora kemana ya kak?" Tanya Jisung.
"Rora pergi angkat telfon dari orangtuanya. Emang kenapa sih?" Tanya Marco dengan nada kentara sekali sewot.
"Cuma ada perlu sedikit aja kak" ucap Jisung seadanya.
Aurora pun datang menghampiri meja tersebut.
"Kak, gu—" ucapan Jisung disela terlebih dahulu oleh Aurora.
"Lo balik aja sendiri nanti. Gue mau langsung pergi sekarang." Ucap Aurora tiba-tiba dan saat ia ingin melangkah kan kakinya. Tangannya lebih dulu dicekal pelan oleh Jisung.
KAMU SEDANG MEMBACA
CUPU! I LOVE YOU
Teen FictionAurora Zoey Aditama cewek cantik blasteran indo Amerika yang sangat terkenal dan sangat disegani di sekolah SMA Aditama Utama. Dari namanya nya saja sudah dapat disimpulkan bukan. Yup, dia merupakan cucu dari pemilik sekolah swasta tersebut. karna...