47

279 12 0
                                    

Bel istirahat berbunyi.

Jisung sudah berdiri tepat disamping tangga. Setelah kurang lebih 5 menit ia berdiri disana, terlihat Aurora sedang menuruni anak tangga.

Saat sudah sampai di ujung tangga, Jisung menahan tangan Aurora. Dan hal itu berhasil membuat langkah Aurora terhenti.

"Aku perlu ngomong sebentar untuk meluruskan semuanya" ucap Jisung dengan nada yang lembut namun terlihat matanya yang nampak frustasi. Aurora hanya diam dan membalas dengan deheman.

Jisung menggandeng tangan Aurora untuk menuruni anak tangga sampai ke lantai dasar dan terus berjalan menuju taman dibagian barat.

Jisung membawa Aurora untuk duduk di salah satu kursi panjang yang ada disana. Dan ia berjongkok didepan Aurora. Saat ini ia tengah menengadahkan kepalanya keatas karna posisi Aurora lebih tinggi dari nya.

"Jisung mau minta maaf. Jisung salah. Jangan marah lagi. Cukup seharian penuh ini Rora mengabaikan Jisung.

Lainkali Jisung bakal jaga jarak sama cewek lain. Gak akan mau buat Rora salah paham lagi." Ucap Jisung sambil menggenggam erat tangan Aurora.

Terlihat Aurora hanya diam sambil menatap dalam kearah mata Jisung. Terdengar helaan nafas panjang dari Aurora.

"Aku juga minta maaf. Padahal aku lihat dari awal. Tapi tetap aja kesal. Makanya aku diemin kamu" ucap Aurora.

Jisung menggelengkan kepalanya.

"Kamu gak salah. Wajar kalo kamu marah. Itu berarti aku benar-benar penting buat kamu. Makasih udah mau mencintai laki-laki biasa ini" ucap Jisung sambil menggenggam erat jemari Aurora.

Aurora sendiri hanya menatap wajah Jisung.

"Kenapa aku bisa suka sama kamu ya?. Padahal banyak yang ganteng-ganteng juga hebat kayak yang Daddy kenalin buat aku.
Kamu tau, dalam daftar keinginan aku, aku sama sekali gak mau punya pasangan yang lebih muda umurnya.
Tapi ternyata takdir berkata lain. Aku malah jatuh cinta sama laki-laki yang lebih muda setahun dari aku.

Bisa dibilang kemarin pertama kalinya aku ngerasa gak rela ngelihat orang lain Deket sama seseorang yang aku akui milik aku." Ucap Aurora.

Jisung masih menyimak segala hal yang akan diucapkan oleh Aurora.

"Jadi aku minta. Jangan kecewain aku. Kamu jadi alasan aku untuk tetap bertahan saat ini. Jadi rumah buat aku, dan jadi alasan aku buat lebih dewasa lagi." Ucap Aurora sambil menangkup wajah Jisung.

"Aku ngelepasin kamu buat sekolah dan kuliah di Amerika. Ingat! Jangan lupa kabarin aku nanti disana.
 

Aku gak akan nuntut kamu buat ngabarin setiap saat. Setidaknya setiap Minggu Aku mau denger apa aja yang udah kamu lalui." Ucap Aurora.

Jisung langsung berdiri dan mendudukkan dirinya di bangku tepat disebelah Aurora. Dan langsung menarik Aurora masuk kedalam pelukannya.

Jisung mengelus pelan punggung Aurora yang saat ini tengah menangis tanpa suara. Ia bisa tau bahwa Aurora saat ini menangis, karna baju seragamnya basah.

"Jisung janji gak akan ngecewain Rora. Jisung bakal belajar giat supaya bisa cepat-cepat pulang ke sini. Karna Rumah Jisung itu Rora." Ucap Jisung sambil tersenyum manis menatap kearah depan.

Tanpa sadar keduanya menjadi sorotan beberapa orang. Bahkan tak sedikit dari mereka yang memfoto kejadian tersebut dan juga base akun SMA lagi-lagi dipenuhi oleh komentar dan juga banyaknya like. 

"Yuk. Kita ke kantin. Pasti laper setelah habis nangis tadi" ajak Jisung sambil menghapus air mata yang masih berbekas di pipi Aurora.

"Ok" ucap Aurora. Keduanya pun berjalan beriringan sambil bergandengan tangan.

Keduanya berjalan memasuki kantin. Ada banyak pasang mata yang menatap kearah keduanya. Terlihat Aurora sangat santai, berbeda dengan Jisung yang kentara selagi gugup dan malunya.

Tangan keduanya masih terpaut sampai di salah satu stan makanan keduanya baru melepaskan pegangan tangan tersebut.

Setelah pesanan sudah diterima.

Jisung dengan gentle membawakan piring milik keduanya dengan nampan.

Terus berjalan sampai berhenti dimeja yang sudah diduduki terlebih dahulu oleh Marco Zahra Fiona dan juga Jericho ( pacar Fiona)

"Udah baikan?" Tanya Fiona.

"Emang kalian berantem?" tanya Marco.

"Sedikit. Tapi udah selesai kok" ucap Aurora.

"Oh ya selesai semester ini gue bakal pergi lanjutin sekolah di Amerika" ucap Jisung

"Loh kok tiba-tiba?" Tanya Fiona.

"Gue harus jadi orang yang lebih hebat untuk bisa bareng sama Rora. Jadi satu-satunya dengan sekolah di luar negeri." Ucap Jisung.

"Sampai kapan?" Tanya Marco.

"Lulus S1" ucap Jisung.

"Lo ninggalin Aurora?" Tanya Jericho

"Gue terpaksa. Karna cuma ini jalan satu-satunya." Ucap Jisung yang terlihat murung.

Dibawah meja makan itu. Aurora langsung menggenggam erat jemari Jisung.

"Gue yakin Jisung gak akan kecewain gue" ucap Aurora

"Jaga hati dan kepercayaan sahabat kecil gue Jisung. Gue gak akan rela kalo Rora sampai sedih karna Lo.
Kalo sampai hal itu terjadi, gue pastiin minta paman sama bibi buat pisahin Lo dari Rora.
Dan gue pastiin Lo gak bakal bisa cari dan ketemu Rora lagi" ucap Marco yang terlihat sangat serius.

"Gue janji sama diri gue sendiri, sama Rora, sama bg Marco, Zahra, Fiona dan juga Jericho. Gue bakal bisa nepatin janji gue" ucap Jisung tak kalah serius.

Suasana meja mendadak hening

"Ini langsung pada makan aja sih kalo gue bilang. Makanan udah pada dingin semua. Jangan lupa bel tinggal 5 menit lagi" ucap Jericho. Dan kelimanya langsung serempak mulai memakan makanan mereka sedikit tergesa.

Makanan mereka habis. Dan langsung buru-buru balik ke kelas masing-masing. Karna sudah pastinya mereka telat 5 menit.

Mereka semua hanya merapalkan doa, semoga saja guru yang mengajar masuk sedikit terlambat.

Skip pulang sekolah.

CUPU! I LOVE YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang