16

375 18 0
                                    

Pulang sekolah

Jisung sudah berada di depan mobil Aurora sambil menunggu Aurora datang menghampiri dirinya.

5 menit lamanya ia menunggu akhirnya Aurora muncul tapi tidak sendirian melainkan dengan Marco yang selalu berada disisinya.

Keduanya pun sampai didepan Jisung yang hanya menatap keduanya dengan perasaan yang tidak karuan.

Bisakah ia menganggap bahwa dirinya saat ini merasakan cemburu.
Pantaskah dia mempunyai perasaan ini.
Bolehkah hanya dirinya sendiri yang bisa dekat dengan Aurora.
Mungkin terlalu berlebihan untuk seukuran orang yang baru kurang lebih 2 bulan tinggal bersama.

Jisung benar-benar berada di antara dua orang yang sedang asik mengobrol dengan dirinya sendiri yang hanya bisa terdiam berdiri tak tau harus apa.

Sampai akhirnya Marco berpamitan terlebih dahulu pulang dengan Aurora.

"Rora gue cabut duluan ya" ucap Marco dengan senyum manisnya tak lupa lesung pipi yang tercetak jelas di kedua pipi pemuda itu.

"Ya. Hati-hati Lo. Jangan ngebut. Gak lucu tiba-tiba gue dapat telfon Lo terbaring dirumah sakit. Gue gak ada waktu buat jenguk karna sibuk" ucap Aurora santai dan membuat Marco cemberut.

"Tega Lo sama gue. Gini-gini gue sahabat kecil Lo Rora. Tega banget sampai gak bisa sisihin waktu sebentar buat gue" ucap Marco dengan wajah masamnya.

"Emang Lo beneran mau masuk rumah sakit?" Tanya Aurora santai.

"Ya kagak lah." Ucap Marco sedikit ngegas.

"Yaudah. Makanya gue bilang hati-hati. Udah buruan sana. Katanya mau nemenin ibu ke mall." Ucap Aurora.

"Ya ya. Gue cabut ya. Nanti ibu ngomel gara-gara lama dijemput. Bye Rora" ucap Marco sambil melambaikan tangannya kearah Aurora. Dan tentunya dibalas anggukan kepala oleh Aurora.

Marco berjalan menuju mobilnya sebelum benar-benar menjalankan mobilnya ia menurunkan kaca jendelanya untuk melambaikan tangannya kembali kearah Aurora. Namun hanya ditatap datar oleh Aurora.

Marco hanya terkekeh kecil, lalu menutup kembali kaca jendelanya dan menjalankan mobilnya meninggalkan kawasan parkiran sekolah.

Disini sekarang tersisa hanya mereka berdua. Jisung yang masih terdiam dengan lamunannya.

"Gak mau pulang?" Tanya Aurora dengan tatapan datar.

"I-iya" ucap Jisung langsung berjalan menuju pintu pengemudi. Aurora pun ikut masuk.

Mobil itu pun berjalan dengan kecepatan sedang. Hanya diisi keheningan dalam perjalanan.

Sampai akhirnya lampu merah menghadang perjalanan mereka.

"Kak" panggil Jisung

Aurora hanya berdehem sebagai respon tanpa mengalihkan wajahnya dari ponsel yang ia pegang.

"Deket banget ya sama kak Marco?" Tanya Jisung tiba-tiba dan berhasil membuat gerak tangan Aurora yang sedari tadi mengetik sesuatu di ponselnya berhenti.

"Kenapa?" Tanya Aurora tanpa mau melihat kearah Jisung.

"Kalian berdua beneran hanya sahabatan?" Tanya Jisung lagi. Dan lagi-lagi hanya dibalas deheman oleh Aurora

"Kakak gak ada perasaan apapun buat kak Marco?" tanya Jisung.

"Gak. Ngapain Lo tanyain soal ini. Mau ikut-ikutan kayak orang-orang Lo" ucap Aurora sedikit ketus.

"M-maaf. Aku gak bermaksud-"

"Lampu udah hijau. Buruan jalan. Jangan sampai diklason orang belakang" sela Aurora.

Jisung pun menjalankan mobilnya dan lagi-lagi perjalanan menuju apartemen hanya diisi dengan keheningan.

Tak lama keduanya pun sampai di parkiran bawah.

Setelah selesai melepaskan seat belt nya dan hendak keluar dari mobil itu, Aurora mendadak mengurungkan niatnya.

Membuat Jisung bingung

"Apapun alasan Lo mau tau hubungan gue sama Marco. Gue sama Marco cuma sahabatan dan gak akan ada yang berubah sampai di masa depan nanti. Dan juga Lo harus tau batasan.

Bukan berarti karna kita tinggal satu atap, Lo bisa mau tau semua hal tentang hidup gue." Ucap Aurora dengan nada yang datar dan langsung keluar dari mobil itu dan berjalan terlebih dahulu meninggalkan Jisung yang masih terdiam didalam mobil.

.

"Aku bener-bener gak punya harapan sama sekali ya buat dapatin hati kakak.
Sepertinya aku udah terlalu lancang untuk memiliki perasaan ini.
Rasanya emang sakit, walau aku belum tau akhirnya nanti.

Mungkin Saat ini tidak dicintai kembali memang menyedihkan dan patah hati pertama yang aku rasakan, sampai-sampai ingin rasanya segera menghapus perasaan ini secepat-cepatnya.

Namun sepertinya akan jauh lebih menyakitkan bila berhenti saat ini juga dan belajar untuk berhenti mencintaimu lagi kak.

Aku senekat ini mungkin karena seperti yang orang-orang pernah berkata, terkadang cinta itu tak akan semulus seperti yang kita harapkan, tapi yang aku yakinkan saat ini dalam diriku.

Jatuh cinta dengan kakak sudah membuat aku bahagia sekarang, dan tolong izinkan aku untuk terus mencintai kakak dan membahagiakan kakak. Karna aku tau kakak pantas untuk merasakan bahagia lebih dari yang saat ini kakak dapatkan.

Dan aku juga teringat kembali pada sebuah kutipan yang tak sengaja aku baca dulu. Cinta itu seperti angin, aku memang tidak bisa melihatnya, tapi aku bisa merasakannya.

Dulu ungkapan itu seperti tabu untukku. Namun sekarang aku mulai memahaminya dengan baik.

Mungkin aku kurang berjuang untuk mendapatkan cinta Kak Aurora saat ini, maka mulai sekarang aku akan mencoba untuk berusaha lebih keras lagi untuk mendapatkan cinta kakak Aurora. Ini janjiku pada diriku sendiri" ucap Jisung pada dirinya sendiri dengan senyum manisnya.

Ia pun memutuskan keluar dari mobil dan berjalan menuju apartemen tempatnya ia tinggal saat ini.

.

Saat memasuki apartemen ia tak mendapati Aurora dimanapun.

"Mungkin dikamarnya" ucap Jisung.

Dan baru saja Jisung memegang knop pintu nya, pintu dari kamar Aurora terbuka dan menampilkan Aurora yang tengah berpakaian rumahan.

Jisung hanya berlalu masuk begitu saja. Aurora terlihat biasa aja. Dan langsung menduduki dirinya di sofa.

Tak lama Jisung keluar dari kamarnya dengan rambut yang masih agak basah, terlihat rambutnya yang masih meneteskan air ke baju kaos hitamnya tanpa kacamata bertengger di hidungnya. Ia ikut duduk di sofa seberang Aurora.

'deg' Aurora langsung memalingkan wajahnya ke samping setelah melirik kearah Jisung sebentar tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'deg' Aurora langsung memalingkan wajahnya ke samping setelah melirik kearah Jisung sebentar tadi.

Ntah kenapa dia merasa aneh pada dirinya sendiri.

"Gue kenapa" tanya Aurora pada dirinya pelan.

"Kenapa kak?" Tanya Jisung

"Gue laper" ucap Aurora spontan saja.

"Yaudah Jisung masakin sesuatu" ucap Jisung dan beranjak dari duduknya menuju dapur.

Aurora pun hanya menghela nafas dan mengambil ponselnya yang tadi ia letak diatas meja.

CUPU! I LOVE YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang