56

218 11 0
                                    

"kenapa Lo diam?
Baru sadar karena ucapan gue?
Jangan terus berdalih kalo semua yang Lo lakuin karna bentuk cinta Lo ke dia?
Cara Lo mencintai dia udah salah.
Lo malah nyakitin dia terus menerus.
Gue salut karena di bertahan cukup lama sama Lo.
Dan Lo tau, sampai saat ini gue masih keinget waktu gue kasih pilihan buat dia pergi ninggalin Lo atau kembali sama Lo." Ucapan Aurora berhasil membuat Grania menatap kearah Aurora.

"Dia bilang dia mau kembali sama Lo.
Mendengarnya saja membuat emosi gue naik dan gue langsung saja ngomong dia mau kembali lagi ke loa karena apa? karna uang lo doang. dan dia bilang selama kalian bersama dia sama sekali gak memandang hal itu, karena dia benar-benar tulus sama Lo.

Gue akhirnya biarin dia buat berfikir lagi. Dan akhirnya dia setuju dengan saran gue. Gue tau itu berat buat dia. Tapi dia akhirnya berfikir untuk mencari kebahagiaannya juga" ucap Aurora.

Grania terdiam.

Mendadak ia menangis histeris sambil berjongkok menenggelamkan wajahnya pada lututnya. Aurora sendiri hanya diam memandang kearah Grania.

"Gue tau Lo sebenarnya baik, tapi cara Lo salah buat dia selalu ada sisi Lo.
Lo terlalu membuat pembatasan berlebihan buat cowok Lo.
Dalam fikiran Lo, semua orang bakal ninggalin Lo kalo Lo gak pegang mereka dengan erat.
Dan tanpa Lo sadari pegangan Lo yang terlalu erat itu, malah Justru menyakiti orang yang Lo sayang.

Gue sekarang juga ada cowok. Dia lagi sekolah di LA. Dia laki-laki yang tampan, imut, dan paling tulus yang gue tau. Kalo boleh jujur, gue juga ada sesekali rasa cemburu terlintas hanya sekedar memikirkan perempuan yang juga cantik berada disekitarnya saat ini.
Tapi gue cuma yakinin dalam diri aja, kalo dia bisa jaga hati yang udah gue titipin di dia." Ucap Aurora.

Grania terdiam sambil menatap kearah Aurora yang saat ini sedang memandang kearah langit-langit.

"Asal Lo tau?" Ucap Aurora. Grania pun memandang kearah Aurora dengan raut bingung.

"Sampai saat ini Dika masih aja tanyain bicara tentang Lo. Tapi Gue selalu aja marah sama dia dengan keras. Gue minta dia fokus untuk sekolah dan juga terapi di psikiaternya.
Akhirnya dia pun mulai mencoba Untuk fokus. Tapi sesekali dia pasti gak sengaja nyebut nama Lo. Ntah itu,
'grania sekarang udah dapat pengganti gue belum ya?'
Atau
'kayaknya Grania udah lupain gue deh. Karna gue gak penting sama sekali'
Juga dia pernah bilang
'apa kita bisa bareng-bareng lagi dan saling mencintai layaknya pasangan lain'

Gue cuma bisa dengerin tanpa ngerespon sedikitpun.
Dan gue lebih memilih ngalihin pembicaraan lain." Ucap Aurora.

Grania hanya diam sambil menyimak semua perkataan Aurora.

"Gue bukan bermaksud mau misahin Lo berdua. Gue cuma mau Lo bisa berfikir jernih dan lebih menghargai apa itu hubungan. Jangan sampai Lo menyesal saat dimana waktu dia gak bakal bisa kembali sama Lo lagi." Ucap Aurora benar-benar membuat dada Grania terpukul. Bahkan kilasan balik di masa lalu membuat dirinya benar-benar menyesali perbuatannya itu.

"Apa gue masih punya kesempatan itu" ucap Grania dengan nada sedih.

"Ntahlah. Gue juga gak tau. Akhir-akhir ini dia udah jarang hubungin gue. Apalagi semenjak gue punya pacar. Dia bilang dia gak mau ganggu hubungan gue, dia takut nanti cowok gue bakal salah paham.

Dari situ aja udah bisa disimpulkan, kalo Dia masih rentan dalam hubungan. Itu alasannya gue benar-benar matiin akses buat Lo lacak keberadaan dia.

Gue tau Lo nyuruh orang buat cari dia diseluruh dunia kan. Tapi sampai detik ini gak berhasil sama sekali bukan. Gue minta maaf, gue yang ngerubah identitas diri Dika secara total, untuk sementara waktu.

CUPU! I LOVE YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang