30

309 14 0
                                    

Saat ini anak basket putri sedang bermain dengan membagi anggotanya menjadi 2 bagian untuk menjadi lawan.

Sedangkan Aurora sedang duduk dipinggir lapangan dekat tribun. Sudah biasa pemandangan itu terjadi. Aurora mengamati untuk memberikan arahan dan juga saran untuk permainan. Tugasnya sebagai ketua basket putri benar-benar dia jalankan dengan baik. Bahkan sekolah mereka menjadi juara satu bertahan selama lomba.

Sedang asik menuliskan analisis pertandingan, Anthony datang menghampirinya sambil meletakkan minuman cola tepat disebelah kiri Aurora.

"Fokus banget. Minum dulu aja. Jangan terlalu di paksa. Mereka udah bagus kok mainnya. Apalagi punya kapten tim hebat kayak Lo" ucap Anthony sambil meminum fanta miliknya.

Aurora pun meletakkan buku yang sedari tadi ia catat ke sebelah kanannya.

"Makasih" ucap Aurora dan meminum cola tersebut.

"Itu Marco beneran official sama Zahra?" Tanya Anthony sambil matanya menatap kearah pemain putri didepan. Dibalas deheman oleh Aurora

"Mereka berdua gue lihat-lihat cocok kok. Lagian gue yakin siapapun yang Marco pilih, pasti orang itu benar-benar yang paling tepat untuk dia" ucap Aurora santai dengan pandangan yang masih mengamati permainan yang sedang berlangsung.

Aurora pun kembali meraih buku itu kembali dan menuliskan sesuatu.

"Gue gak ada kesempatan sama sekali ya" ucap Anthony tiba-tiba dan membuat pergerakan tangan Aurora berhenti.

"Gue bisa rasain kok. Lo gak nyaman banget gue deketin kayak gini. Dan gue juga tau Lo pasti tau gue suka sama Lo dari awal masuk ekskul dulu.

Gue gak berani mau deketin Lo. Karna gue fikir Lo bareng terus sama Marco. Kemungkinan kalian besar untuk saling jatuh cinta. Apalagi kalian sahabatan dari kecil.

Untuk wajah mungkin gue gak takut buat kalah bersaing sama semua cowok yang berusaha deketin Lo. Tapi gue bakal kalah telak sama satu cowok yang Lo sukai.

Makanya gue cuma bisa bersikap normal selama ini.

Dan kebetulan Marco udah dekat sama cewek lain. Gue berfikir, kayaknya gue bisa punya peluang walau kecil buat deketin Lo.

Tapi gue sadar. Lo ngerasa risih sama sikap gue akhir-akhir ini. Gue minta maaf ya.

Gue cuma mau berusaha perjuangin perasaan gue sama Lo yang selama ini gue pendam." Ucap Anthony sambil menatap kearah atas.

Aurora sendiri hanya diam.

"Gue minta maaf karna gak bisa balas perasaan Lo. Gue harap kita masih tetap bisa berteman." Ucap Aurora sambil menatap kearah Anthony.

Anthony juga menatap kearah Aurora dengan senyum yang lebar namun berbeda dengan matanya yang benar-benar terlihat sedih.

"Gak papa. Lo gak usah merasa gak enakan sama gue. Gue malah bersyukur walau gue udah nyatain perasaan gue sama Lo walaupun hasilnya emang gak sesuai dengan yang gue inginkan. Setidaknya Lo gak suruh gue ngejauhin Lo ataupun ngebenci gue. Jadi Makasih " ucap Anthony.

"Sekali lagi gue minta maaf. Dan makasih karna Lo mau jujur dan Nerima keputusan gue" ucap Aurora.

Aurora dan Anthony pun mengobrol santai.

Tak terasa sudah pukul 4 sore.

"Oke. Semuanya hari ini sampai disini aja latihannya. Permainan kalian semua bagus. Dan untuk lomba 3 hari lagi semuanya harus tetap fokus dan berkonsentrasi Lebih baik lagi.

Jaga kesehatan kalian sampai hari H. Gue gak mau denger mendadak ada telepon bilang gak bisa datang karna sakit atau apapun alasannya, selagi itu gak urgent banget. Gue gak bakal kasih izin.

CUPU! I LOVE YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang