03. Mother In Law

576 51 8
                                    

🍓🍓🍓

Kadang, terasa salah jika menganggap lelucon semesta tidak lucu. Sebab, semesta juga balik menertawakan diri kita yang terlalu menanggapi takdir yang diberikan. Entahlah ... ini rumit. Sungguh!

Dan tepat di depannya, Soojin sedang menatap wujud seseorang yang terus merasakan lelucon dunia, dipermainkan dengan sangat menyenangkan. Meratapi dirinya sendiri lewat pantulan cermin.

Tersenyum tipis, Soojin sadar dirinya tampak begitu buruk dan hancur sekalipun telah mengenakan seragam sekolah lengkap dan rapi. Barangkali seragam itu juga ikut-ikutan mengejek dirinya. Sungguh, Soojin merasa tak pantas sekolah di saat dirinya telah sekotor ini.

Tolong jangan ditanya, tentu saja bayang-bayang pergumulan itu masih mengacaukan kotak ingatan Soojin, mengacak-acak isi kepalanya. Sentuhan panas itu, geraman serak Taehyung bak harimau, wajah keras yang menjatuhi keringat, serta cabikan mengerikan yang Taehyung berikan di inti tubuhnya.

Ingin sekali Soojin mencabut ingatan itu, kenangan yang selalu membuat dadanya sesak. Tapi, ia tidak bisa melakukan apa pun, bahkan ia mempermainkan dirinya sendiri. Seolah-olah menyuruhnya untuk selalu mengingat hal menjijikkan itu. Lagi pula, bagaimana Soojin bisa lupa kalau setiap belaian dan rasa pedih dari Taehyung masih membekas begitu intens di pusat tubuhnya. Badannya terasa remuk dan mungkin ia akan kesulitan berjalan.

Sialan!

Kim Taehyung luar biasa menyeramkan!

Lamunan ngeri itu buyar tatkala ia mendengar pintu kamarnya terbuka. Soojin berbalik dan menemukan presensi Ibu mertua berjalan menghampirinya. Sang mertua melempar senyuman manis yang Soojin balas dengan senyuman juga, meskipun hanyalah senyum palsu.

"Ma-Mama ..." Soojin tak menduga suaranya juga ikut terdengar berantakan.

"Astaga! Kau terlihat sangat pucat. Kenapa? Ada masalah? Kau sakit?" Seraut Kim SerimㅡIbunya Taehyung langsung terlihat cemas, sembari menyentuh pipi putih atau lebih pantas dikatakan pucat milik menantunya.

Soojin hanya bisa tersenyum tipis, "Tidak apa-apa, Ma ..." Ujarnya seyakin mungkin. Terlalu memalukan kalau ia menceritakan kenyataan yang ia lalui bersama Taehyung.

"Sungguh! Aku tidak memaksamu melakukan dua tugas sekaligus ..." Serim menuntun menantunya duduk di tepi ranjang. Memberikan senyum lembutnya untuk Soojin sebelum kembali melanjutkan, "... Menjadi seorang istri sekaligus harus menjadi pelajar."

Soojin tidak tahu bagaimana caranya menanggapi. Nyatanya, dirinyalah yang memutuskan untuk tetap bersekolah meski ia telah menjadi seorang istri sah dari seorang pria terhormat. Soojin sempat membicarakan keinginannya ini sebelum hari pernikahannya hingga Serim memutuskan untuk mendaftarkan Soojin di sekolah yang lebih elit. Namun, semua orang mengira ia masuk karena bantuan beasiswa.

Tidak ada yang memaksa Soojin untuk melanjutkan pendidikan di saat dirinya sudah memiliki suami. Tapi Soojin masih ingin sekolah, toh lagi pula tidak ada yang tahu aku istri Kim Taehyung, meskipun di sekolah ia menerima setiap bentuk bullyan.

Tidak apa-apa. Mungkin kemarin Soojin melemah, tapi bukan berarti ia menyerah mencari ilmu. Untuk saat ini Soojin ingin belajar menerobos segalanya. Ia akan berusaha mengabaikan setiap takdir buruk yang menghantamnya. Yang penting ia tetap maju dan hidup tanpa memiliki kata menyerah.

"Maaf, Ma ... aku belum mampu bertanggung jawab sebagai istri. Karena aku benar-benar ingin sekolah. Akㅡ"

"Iya-iya. Aku tidak mempermasalahkan keputusanmu." Serim menyela, memperbaiki posisi duduknya agar lebih dekat dengan Soojin, sambil menggenggam erat tangan pucat Soojin. "Tapi kau tahu, kan? ... jika kau sekolah ... Taehyung tidak akan sepenuhnya mengakui statusmu pada banyak orang."

Chandelier ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang