09. Under Control

456 47 2
                                    

🍓🍓🍓

Soojin benar-benar kembali pada kungkungan Taehyung layaknya ketakutannya selama ini.

Sepanjang perjalanan pulang, Soojin tak habis-habisnya dirundung kegelisahan. Entah kenapa otak sialnya memaksanya membayangkan hal-hal menyeramkan yang barangkali ia dapatkan ketika sampai di rumah.

Tapi, begitulah ... seharusnya Soojin tak melawan intuisi negatifnya, dugaannya yang mengacu pada hal seram selalu benar, tak pernah keliru, bahkan lebih seram dari bayangannya tepat saat Taehyung membanting tubuhnya ke ranjang sesaat sampai di rumahㅡbayang-bayangnya telah terwujud.

Bukan hanya karena kaki kirinya yang masih nonfungsi, tapi ia memang sudah berjanji untuk tak melawan. Soojin akan selalu menjadi peran yang kalah dan pasrah jika beradu bersama Taehyung. Percuma berdoa tentang keselamatannya karena ia sudah terlanjur dibuat telajang di antara kaki Taehyung. Yeah ... inilah hukumannya setelah nekat melakukan percobaan melarikan diri dari sang suami yang punya perangai busuk menyamai para narapidana di lapas sana. Oh shit, Tuan Kim ... untung kau tampan!

"Kau pikir aku akan lunak dan mengampunimu dengan bersikap diam tak melawan begini hmm?"

Soojin refleks memutar bola mata. Apa sih yang pria ini mau? Diam salah! Melawan makin salah! Lalu ia harus apa? "Bukankah ini janjiku?" Soojin menyahut berani, ada rasa kesalㅡtentu saja, tapi jelas rasa takut lebih mendominasinya.

Taehyung mengukir senyum miring, merunduk demi menyambar bibir sialan itu. Soojin sudah siap menutup mata menghadapi serangan bibir Taehyung, tapi ternyata Taehyung hanya melakukan kecupan singkat.

Soojin sontak membuka mata, mendapati seringaian Taehyung yang masih mengambang. "Bagaimana? Kau sudah melakukan itu dengan pacarmu itu, kan? Siapa namanya? Na Jaemin?" Taehyung tergelak mencemooh.

Rahang Soojin mengeras, rasa marah memercik ke hatinya mendengar nama Jaemin disebut dengan nada seperti itu. Tapi ia tak punya celah untuk menyela Taehyung.

"Apa saja yang sudah kau tawarkan padanya sampai dia mau membantumu? Membiarkannya menciummu seperti tadi yang kulakukan, benar?" Taehyung semakin menjadi-jadi, tanpa segan meremas buah dada Soojin sampai Soojin meringis, "Dia juga melakukan ini, kan? Mungkin lebih dari ini? Atau ... kau juga sudah mengangkang untuknya? Membiarkan jarinya mengocok vagina-mu?"

Sungguh! Andai ia mampu, ingin sekali ia tampar pipi itu, atau jika perlu ia ludahi wajah yang sialnya sangat tampan ini. "Jaemin tidak seberengsek dirimu, Tuan Kim!" Sungut Soojin dengan tatapan menajam.

"Oh ya?"

Wajah keras Soojin sontak luluhlantak ketika Taehyung tiba-tiba memasukinya tanpa aba-aba, ia tak sempat menahan jeritan, pun tubuhnya jadi menegang digempur gila-gilaan oleh Taehyung. Setetes air mata terjun dari ujung mata, pemandangan yang membuat Taehyung terbahak.

"Kau bilang aku berengsek tadi. Iya! Benar sekali! Dan sekarang aku tunjukkan seberengsek apa aku sampai kau tak bisa berhenti menangis seharian!" Suara Taehyung menggelegar tanpa peduli kalau-kalau pelayan di rumahnya mendengar.

Meski marah akibat perlakuan Taehyung yang memandangnya sejenis jalang, dan bercampur sedih karena rasa sakit ini, Soojin tetap berjuang untuk diam, membangun pertahanan kuat-kuat, membungkam mulut rapat-rapat karena ia tak ingin rintihannya semakin memuasi Taehyung.

Chandelier ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang