15. A Place To Shed Pain

320 43 13
                                    

🍓🍓🍓

"Kenapa lama sekali?"

Hanya pertanyaan sederhana, tapi tetap membuat Soojin terkesiap, dan tentu saja reaksi Soojin yang berlebihan itu menimbulkan sepercik kecurigaan Taehyung.

Pasalnya, Soojin pergi ke toilet lama sekali, Taehyung mencoba memahami karena mungkin saja Soojin perlu menyendiri sejenak untuk mengisi energi bersosialisasi nya, sebab setahunya Soojin ini pribadi yang agak penutup, tapi jika kelamaan tentu saja akan mengusiknya, cemas terjadi sesuatu pada Soojin, hampir saja tadi ia memutuskan menyusul Soojin ke toilet umum, tapi ia malah menemukan Soojin baru datang, memasuki ruangan namun dengan gelagat yang tak seperti biasanya. Soojin tampak linglung, atau seperti mencemaskan sesuatu.

Tak menerima respons Soojin, Taehyung meraih tangan Soojin, ia genggam tangan itu dengan lembut dan menuntun Soojin ke pusat keramaian. "Apa mualmu begitu parah?" Taehyung mencoba bertanya lagi.

Soojin menanggapi dengan gelengan, sembari menerbitkan senyuman sesantai mungkin, "I-iya, tadi lumayan parah dan banyak, tapi sekarang agak mendingan."

Mau sekeras apa pun Soojin menunjukkan sikap normalnya, tapi jatuhnya semakin aneh di mata Taehyung, ia merekam dengan baik senyuman Soojin yang justru tampak tak sinkron dengan sirat mata ataupun alisnya yang malah saling bertaut seolah mengindikasikan kegelisahan.

"Kenapa denganmu? Kau sakit lagi? demam?"

"Ti-tidak, Tuan ..." Soojin susah payah berakting, tapi itu malah semakin memperkacau tampilannya.

Mata Taehyung sontak memicing curiga, menelisik Soojin terlampau lekat, "Kenapa? Sepertinya ada sesuatu yang kau takutkan, atau kau menyembunyikan sesuatu dariku hm?"

Pertanyaan Taehyung halus tanpa kesan menuntut, tapi tetap saja membuat Soojin diterjang panas dingin. Seharusnya ia ingat bahwa Taehyung tak mudah dikelabui. Kebisingan suasana pesta seolah memudar digantikan suara Taehyung yang bergema-gema di kepalanya yang berat. "Ti-tidak, Tuan ... aku memang tidak enak badan, setelah muntah aku merasa lemah." Itu tak sepenuhnya alibi, Soojin memang merasa ada yang salah dengan kesehatannya.

Taehyung lantas menuntun Soojin duduk, memanggil pelayan yang kebetulan lewat untuk meminta segelas air putih. Usai mendapatkannya, ia menyerahkan gelas itu pada Soojin, dan Soojin langsung menerima, air itu ludes dalam sekali tarikan napas saking gelisahnya Soojin.

Soojin kesulitan mengontrol dirinya, padahal dirinyalah yang menciptakan kegelisahan ini. Rasanya munafik ketika beberapa menit lalu ia merasa yakin bahwa segalanya pasti berjalan sesuai rencana tanpa meninggalkan jejak keresahan, tapi rupanya resah itu menghajarnya melebihi yang dia duga.

Jika ditanya hal nekat apa yang pernah ia lakukan selain terburu-buru menerima lamaran Serim, yaitu membantu seorang pemeran utama pesta pernikahan ini melarikan diri.

Sial! Sial! Sial!

Ia sudah susah payah meyakinkan dirinya sendiri, Jinhee juga meyakinkan bahwa ia takkan terlibat setelah ini. Ia mati-matian menghirup ketenangan, tapi melihat suasana pesta yang mulai berisik dan ricuh, membuatnya semakin kepayahan menerima akses tenang.

Tamu-tamu mulai ribut mempertanyakan pernikahan yang tak kunjung dimulai, pun altar saat ini hanya diisi mempelai pria, dan puncaknya ketika Lee Hwansik yaitu Ayahnya Jinhee mengumumkan bahwa mempelai wanita menghilang, pesta pun jadi semakin kacau balau dipenuhi rasa keheranan serta gunjingan para tamu, beberapa orang cemas dengan hilangnya Jinhee, dan Hwansik juga sudah mengerahkan bawahannya mencari Jinhee.

Keringat Soojin bercucuran, gelas kosong masih ia genggam dengan begitu kuat hingga menimbulkan peluh, napasnya jadi pendek. Taehyung yang awalnya menonton kekacauan pesta dalam diam, kini beralih mengamati Soojin, menangkap kegelisahan Soojin yang mulai kentara, jadi ia duduk di hadapan Soojin dan menatap Soojin sangat serius, "Kau tahu apa yang terjadi sekarang, Soojin? Jinhee hilang! Apa kau ..." mata Taehyung memicing tajam. Soojin buru-buru menunduk, menghindari netra Taehyung yang semakin memperluas intensitas kecemasannya.

Chandelier ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang