18. Bond In Feeling Blue

366 46 9
                                    

🍓🍓🍓

Sebut saja Soojin gila!

Iya, dia memang gila sekarang, lebih dari itu, ia tak menduga ia menanggapi ide gila nya.

Tapi, pikirnya ... inilah jalan terdamai menuju kebebasan. Ia tak berani membawa ini ke pengadilan karena Taehyung punya kuasa, takut keadaan terbalik, justru dirinya yang mendekam di penjara akibat kekuasaan serta murka Taehyung, apalagi perangai Taehyung begitu keras, akan sulit diajak bernegosiasi serius.

Kabur pun tak ada gunanya, ia akan tetap kembali pada Taehyung, berpisah biasa juga tidak mungkin, karena Taehyung takkan melepasnya semudah itu.

Ingat ucapan Taehyung, "Jika aku tidak bahagia bersama Jinhee, aku juga tidak akan membiarkanmu bahagia dengan perpisahan kita!"

Taehyung pasti akan menahannya dengan keras, itu pun bukan dasar cinta ataupun sekedar memperjuangkan pernikahan, melainkan hanya butuh pemuas nafsu yang mampu menyamarkan kekacauan ataupun sampah pembuangan luka.

Sungguh, sudah cukup ia menelan pahit atas kenyataan Taehyung tidak mencintainya, ia tak ingin menelan lebih pahit dari itu, pokoknya ia tak ikhlas dipandang serendah itu oleh Taehyung. Meski ia begitu menyedihkan, tapi ia masih punya harga diri. Seminim apa pun itu, ia juga ingin harga dirinya bernilai bagus.

Jadi inilah jalan nekat yang Soojin pilih. Ia tahu ini akan rumit untuk dirinya sendiri, tapi ia pikir dengan Taehyung kembali mendapatkan Jinhee, ia akan benar-benar bebas, Taehyung tidak akan mengejarnya lagi.

Untuk saat ini, ia harus memikirkan bagaimana caranya mendapat restu Serim ataupun Hwansik? Ini terdengar begitu sulit. Sebelum itu, ia juga perlu tahu alasan Serim dan Hwansik menentang hubungan Taehyung dan Jinhee?

Tapi bagaimana caranya?

Pemikiran ini membuat Soojin kalut setengah mati, bohong jika ia tak takut kalau-kalau janjinya sendirilah yang menjerumuskannya ke hal yang lebih tak terduga, tanpa sadar Soojin menjambak rambutnya, memandang kosong layar televisi yang menampilkan kartun.

Ahh sial, kenapa ia menonton kartun?

Malam itu, setelah mereka resmi menjerat kesepakatan kasat mata, Soojin tetap memilih keluar kamar dan tidur di sofa, pokoknya ia tidak ingin tidur dengan Taehyung, tak peduli dengan pendapat para maid. Taehyung sempat membujuk, tapi sekarang Soojin keras kepala.

Semalaman Soojin tidak tidur, menyiksa mata dengan maraton drama, mengemil banyak makanan ringan serta meneguk minuman berkarbonasi tak peduli itu akan memengaruhi kesehatan, ataupun kalau-kalau Taehyung marah karena kebutuhan rumah bulan ini melarat cepat. Soojin hanya ingin menghibur dirinya, setidaknya mampu menyisihkan kemelut pikirannya atas hidup nyatanya yang tak seindah drama yang saat ini ditontonnya.

Barulah Soojin tertidur saat fajar menyingsing. Taehyung yang sudah rapi dengan jas kerja nya sontak geleng-geleng kepala disertai decakan menemui pemandangan tak elok di pagi hari. Alih-alih disapa 'Good Morning' oleh sang istri dan dipasangkan dasi, ia malah mendapati istrinya tertidur di sofa dengan rambut berantakan dan mulut menganga, televisi masih menyala, sedang menyiarkan berita pagi. Sampah-sampah makanan ringan berceceran di mana-mana, bahkan ada isinya yang tumpah ke lantai. Yeah beginilah kalau Soojin dilanda stres.

Taehyung tak menduga Tuhan mengirim istri tak tahu diri sejenis Soojin.

Taehyung malas menanggapi karena ia punya kesibukan lain, ia sarapan sendirian sebelum kemudian berangkat ke Victory dan sempat menyuruh para pelayan untuk membersihkan ruang tamu.

Soojin bangun ketika jarum pendek menunjuk angka sepuluh pagi. Bukannya memulai hari, Soojin bangun dengan wajah sayu, netranya sama sekali tak memancarkan gairah hidup, ia malas mandi dan bahkan bingung harus melakukan apa selain meringis-ringis sakit akibat kepalanya yang luar biasa nyeri, serta mengeluh sekujur tubuhnya sakit.

Chandelier ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang