41. Part Peacefully

277 44 53
                                    

🍓🍓🍓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍓🍓🍓

Tubuh ini milik kita, kita bisa membuat diri kita baik selama kita mampu mengontrol dengan baik juga. Jikapun ada yang salah, pasti ada sebab akibat yang masih bisa dijelaskan.

Ketika rambutmu rontok, berketombe, itu penyebab kau jarang keramas, kita bisa mengembalikan kesegaran rambut menggunakan vitamin, atau jika perlu pergi ke salon dan mulai melatih agar rutin keramas. Jika wajahmu kusam penuh minyak dan jerawat, itu karena kau jarang membersihkan wajahmu atau akibat faktor hormon, kau bisa mengatasinya dengan produk pembersih wajah, mengubah kebiasaan agar rutin membasuh wajah dan menggunakan sunscreen agar kulit wajahmu tetap terawat. Jika kau sakit perut itu karena kau tidak mengatur pola makanmu, mulailah memilih makanan yang lebih sehat penuh serat. Jika badanmu gatal-gatal itu karena kau tidak memperhatikan kebersihanmu ataupun kebersihan tempat-tempat sekitarmu, ubahlah kebiasaan untuk lebih rajin membersihkan kamar atau pakaianmu agar tidak dipenuhi kuman.

Itu hanya contoh kecil. Tubuh kita milik kita. Kita bisa mencegah atau berupaya menyembuhkan perkembangan tubuh kita, kesehatan kita tergantung bagaimana kita memperlakukan diri kita sendiri.

Intinya, Soojin percaya segala penyakit selalu punya sumber. Tetapi, ada satu bagian yang ia rasa bukan miliknya kendati menyatu sempurna di tubuhnya, ia bahkan sama sekali tidak bisa pengontrol itu, ia tidak tahu efek yang membuat itu sakit dan ia tidak tahu cara mengatasinya.

Yaitu, hatinya.

Benar! Ia memiliki hati, itu miliknya, tetapi ia tidak sanggup mengontrol ingin ke mana hatinya memilih insan, ia tidak mampu menjelaskan mengapa hatinya memilih orang itu, kenapa dari sekian banyaknya pria, hatinya singgah pada seseorang yang padahal hanya memberikan efek sakit dan parahnya ia tidak tahu cara menyembuhkan patahan hatinya.

Dan yang paling tidak Soojin mengerti. Kenapa hatinya harus menerima pria yang telah menyakiti mentalnya? Apakah saking lamanya kosong, hatinya dengan gegabah menerima Taehyung? Gila memang!

Tapi, setelah ditelisik lebih rinci, hatinya lebih jujur daripada ego yang membuatnya buta. Nyatanya Taehyung seputih itu, hanya saja putih Taehyung dilumuri kegelapan. Rupanya cara pandang Soojin lah yang blur, benar?

Soojin merasa campur aduk seiring melangkah meninggalkan gedung lapas, ia terus terbayang tentang bagaimana netra yang ia tahu begitu tajam kini dihiasi maksa cinta dan ketulusan ketika menatap Jinhee. Soojin mungkin akan menangis jika tidak ada seseorang yang memanggilnya. Mau tak mau Soojin mengurungkan niat untuk pergi, diam-diam bertarung hebat dengan dirinya sendiri agar lebih tegar untuk berhadapan dengan Serim.

"Bagaimana? Kau pasti sangat bahagia bisa bebas dari Taehyung."

Soojin mengais udara secara rakus demi menahan sesakkan dadanya. Ia tidak berani mengakui seperti apa perasaannya terhadang Taehyung yang sesungguhnya, bahwa ia selama ini hanya pura-pura membenci Taehyung karena takut Taehyung menepis cintanya.

Chandelier ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang