37. Floating On Regret

286 43 26
                                    

🍓🍓🍓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🍓🍓🍓

"Tidak akan kubiarkan luka itu menghilang! Jika memudar, aku akan membuatnya lagi. Sampai kapan pun indikasi hubungan kita tidak boleh pudar sedikit pun."

Belakangan ini Soojin tak sadar ia suka becermin mengamati wajahnya yang menyedihkan, lebih tepatnya ia sering menilik luka di bibirnya, luka yang membekas kuat, seolah menjadi luka permanen yang senantiasa menghiasi bibirnya, luka yang juga selalu mengingatkannya pada Taehyung, pada seseorang yang selalu mengukir luka ini sebelum luka lainnya sembuh.

Soojin benci, tetapi semakin hari ia semakin kesulitan mengontrol emosinya. Entah sejak kapan rasa ini timbul, sebab sekarang ia malah tak ingin waktu memudarkan luka bibirnya. Luka ini akan menjadi lambang bahwa ia pernah jadi istri Taehyung.

Setelah malam itu Taehyung tidak datang lagi, artinya ini pekan ke tiganya hidup tanpa melihat Taehyung. Tidak, ini bahkan lebih dari satu pekan, apa Taehyung akan berkunjung satu bulan sekali? Apa yang sebenarnya ada di kepala Taehyung? Dan jika diingat-ingat, ini nyaris mencapai dua bulan sejak dihitung dari mereka sepakat taruhan.

Soojin sedang berusaha agar tak terlalu dililit kesedihan, mengendalikan emosi sangat sulit, dan bertambah sulit dengan Junseok yang datang setiap hari lalu memaksanya berbincang di taman panti.

Jika ditanya apakah Soojin sudah benar-benar memantapkan pilihannya. Maka, jawabnya tidak.

Tentu saja!

Keraguannya masih mengambang, mungkin asanya telah layu. Ia bahkan tidak menyelaㅡatau lebih tepatnya sama sekali tidak mendengarkan setiap kali Han Junseok mulai berceloteh tidak habis-habisnya tentang rencana pernikahan seolah persetujuan Soojin tidak berarti apa-apa.

Soojin tidak merasakan kebahagiaan layaknya raut bahagia yang tersetel sempurna di wajah Junseok. Ia tidak merasakan apa pun selain rasa takut yang seolah menggerogotinya perlahan-lahan namun pasti. Apakah jalannya sudah benar? Apakah pilihannya telah tepat? Apakah melepas diri dari Taehyung adalah satu-satunya cara menemukan alasan tersenyum?

Soojin tidak mendapatkan jawaban. Tapi malam di taman hiburan itu membawanya pada penyesalan. Sesal yang kemudian menorehkan jawaban yang lebih baik di antara yang terburuk. Ia takkan mendengar saran Jaemin, ia akan lebih mengikuti kata hatinya yaitu memilih menderita selamanya di neraka Taehyung. Atau memercayai Taehyung sekali lagi. Berharap Taehyung memberinya kesempatan untuk berubah jadi istri yang baik.

Ia percaya Taehyung akan sedikit melembut jika ia lebih lunak dan penurut pada Taehyung.

Soojin ingin sekali menghubungi Taehyung, tetapi ia tak punya ponsel, ponselnya disita Taehyung dan ia tak hafal nomor Taehyung. Tapi, syukurlah, Gyun selalu menjadi penengah kekalutannya, Gyun hafal nomornya dan Taehyung sebab Gyun suka menelepon mereka jika ada waktu luang.

Chandelier ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang