05. Inauguration Party

454 53 7
                                    

🍓🍓🍓

Bagi Taehyung, Soojin sangat merepotkan. Mau tak mau ia harus bangkit dari kursi kerjanya usai mendapat pesan perihal kondisi Soojin, langsung meluncur ke sekolah menggunakan pakaian serba tertutup. Jangan lupakan kacamata hitam dan masker yang merekat menghalau wajah tampannya.

Setelah mendapat izin dari wali kelas, ia langsung membawa Soojin pulang tanpa memerdulikan Jaemin yang hanya bisa melongo.

Sampai di rumah, Taehyung memaksa Soojin makan, lantaran Taehyung tahu kalau Soojin memang belum makan dengan benar pagi tadi. Setelah makan serta minum obat, Soojin tertidur karena tubuhnya memang sangat lemas. Kali ini Soojin benar-benar larut dalam tidurnya mungkin karena terlalu lelah, mengganti tidurnya yang tak puas tadi malam, bisa juga karena efek obat, atau ini ada kaitannya dengan ucapan Jaemin yang masih bersarang nyaman di pikirannya hingga membawa ketenangan sampai mimpi?

Ahh, segala kekerasan ini membuat Soojin menganggap hal-hal sepele adalah kenyamanan. Cukup hanya diberi seulas senyuman, Soojin sudah berpikir itu adalah malaikat.

Soojin terbangun dari istirahatnya saat cahaya telah berubah jingga, sinarnya menembus tirai jendela yang tertutup rapat. Ia merasa cukup istirahat meski rasa pening masih setia hinggap di kepala, tapi setidaknya tak separah sebelumnya.

Ia mengedarkan pandangannya, menelusuri ruang kamar yang luas, tidak menemukan sosok Taehyung. Di mana pria itu?

Merasa terbebas dari Taehyung, Soojin secara hati-hati menjangkau ponselnya dari dalam tas sekolahnya yang terdampar di meja nakas sampingnya. Saat membuka layar ponsel, ia langsung mendapatkan dua notifikasi pesan dari Jaemin, sukses membuat gadis itu tersenyum tipis. Tanpa berpikir panjang, ia langsung membuka pesan itu.

'Bagaimana keadaanmu? Sudah membaik, kan?'

Hanya deretan kalimat itu, sudah cukup membuat hati Soojin menghangat, sekaligus terharu. Soojin lanjut membuka pesan kedua dari Jaemin. Kali ini pesan suara. Soojin mengatur volume paling rendah lalu merekatkan ponselnya di telinga kanannya. Apa pun itu, Soojin harus tetap mengantisipasi tindakan Taehyung, tidak menutup kemungkinan Taehyung masih bisa mendengar suara Jaemin, kan?

"Maafkan aku! Aku kira hubunganmu dan suamimu baik-baik saja, jadi aku menghubunginya lewat ponselmu untuk memberitahu kondisimu. Aku tidak tahu kalau ternyata kau justru menghindarinya. Jadi maafkan aku karena telah membuat suamimu datang. Sekarang suamimu tidak melakukan apa pun terhadapmu yang membuatmu terluka lagi, kan? Kau baik-baik saja, kan?"

Senyum Soojin semakin terbentuk. Ia sangat tersanjung karena dikhawatirkan orang lain apalagi orang itu adalah Jaemin yang tampan, begini yah rasanya dicemaskan orang lain, suara berat Jaemin sukses menyusupkan ketenangan ke hatinya.

Masih dengan jantung berdebar tak biasa, Soojin mengetik sesuatu sebagai balasan pesan Jaemin.

Tenang saja, aku baik-baik saja. Suamiku tidak melakukan apa pun setelah membawaku pulang, jangan terlalu khawatir. Dan terima kasih banyak.

"Lain kali dengarkan aku supaya tidak merepotkan!"

Bariton Taehyung menginterupsi, membuat Soojin terkesiap, ia buru-buru mematikan ponselnya lalu perlahan-lahan menyembunyikannya di balik bantal.

Taehyung mendekat bersama muka datar. Dalam suasana tegang begini pun Soojin masih sempat mengagumi Taehyung, di matanya Taehyung terlihat sangat tampan hanya dengan mengenakan kaus bertulisan CELINE seadanya dan celana pendek selutut yang memamerkan bulu-bulu kakinya.

Pria dengan berjuta pesona itu berakhir duduk di tepian ranjang, menghadap Soojin.

"Aku tidak ingin kau mengulangi ini lagi! Jika waktunya makan ya makan! Jika kau merasa lesu, tidak perlu memaksakan diri sekolah! Aku tidak menduga kau yang cengeng ini sangat keras kepala." Cecar Taehyung tanpa mimik berarti apa pun.

Chandelier ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang