04. Boy Friend

500 55 4
                                    

🍓🍓🍓

Benar kata Taehyung, dirinya sakit. Pikirannya sedari tadi menjelajah tidak tenang, kepalanya pening luar biasa, ditambah dengan tubuhnya yang lemas. Tulang-tulangnya rasanya telah remuk redam hanya karena amukan Taehyung tadi malam, dan sensasi sakitnya masih sangat terasa, membekas kuat. Pusat tubuhnya masih sangat perih. Bukannya mengurangi, Taehyung justru semakin memperparah kondisinya dengan bermain kasar di kolam.

Benar, tidak seharusnya ia memaksakan diri pergi ke sekolah disaat keadaannya kacau pun sakit seperti ini. Namun bagi Soojin lebih baik tetap sekolah demi menghindari Taehyung.

Padahal ia ingin cepat-cepat terbebas dari Taehyung, namun apalah daya di saat Serim memaksa Taehyung untuk mengantarnya ke sekolah, Taehyung maupun Soojin tidak bisa melanggar. Serim kira mereka berada dalam konteks yang baik-baik saja, padahal buruk sekali. Banyak yang Serim tidak ketahui tentang apa yang terjadi di rumah terutama pada hubungan pernikahan mereka.

Sekarang pria Kim itu ada di sampingnya, menyetir dengan tatapan yang lurus pada jalanan. Barangkali, tatapan itu akan terus menusuk setiap kali bersama istrinya.

Soojin memilih memejamkan mata dibanding menikmati pemandangan luar, sesekali mengusap kepalanya yang sangat pening. Berusaha mencari ketenangan pun berjuang keras untuk tak mengingat deretan kejadian tadi malam.

Ahhh bagaimana ya? Tadi malam memang sangat parah. Jika semua pasangan sangat menyukai kegiatan semacam itu karena sebuah kenikmatan, tapi Soojin justru tak menemukan nikmat sedikit pun. Hanya ada siksaan ditemani rasa sakit. Taehyung melukainya begitu sadis. Yang tak hanya melukai fisik tapi juga dasar hati.

Taehyung berhasil mengubah nikmat dalam penyatuan, menjadi neraka di setiap sentuhan.

Namun, sesakit-sakitnya perlakuan Taehyung, entah kenapa Soojin tidak pernah ingin mau memberontak. Menurutnya, ia memang wajib melayani sebagai istri, meski cara yang Taehyung lakukan menyakitinya.

Soojin tidak tahu lagi bagaimana caranya ia bisa tahan dari Kim Taehyung?

"Kau lemah sekali! Hanya sentuhan kecil begitu langsung sakit?" Taehyung bicara sarkas diiringi decihan. Memecah kesunyian dalam mobil.

Soojin kembali membuka mata, "Aku tidak sakit," Menyahut ketus, namun malah terlihat menyedihkan di mata Taehyung.

"Kau tidak bisa membodohi ekspresi wajahmu sendiri." Taehyung tahu bahwa Soojin sangatlah lemah. Lihatlah bagaimana perbuatannya tadi malam berhasil membuat wajah Soojin jadi pucat dan lesu. Matanya bengkak serta ada sedikit garis hitam di bawah mata sebagai indikasi bahwa gadis itu tidak tidur semalaman dan justru menggunakan waktu tidurnya untuk menangis. Sudah terlihat seperti orang sakit dan gila. "Kutegaskan tidak perlu ke sekolah!"

"Tapi aku ingin!"

Taehyung sontak tersenyum menerima perlawanan Soojin, "Aku senang kau tidak bisa menikmati apa pun dalam pernikahan konyol ini." Tepat saat itu juga mobil yang Taehyung kendarai berhenti di depan gerbang sekolah.

Soojin memilih tidak menanggapi, ia bergegas melepas seatbelt yang sedari tadi menjerat tubuhnya, hendak cepat-cepat keluar dari mobil demi pergi dari Taehyung. Namun barangkali Soojin lupa bahwa tidak semudah itu lepas dari Taehyung, sebab kini tangannya sudah lebih dulu dicekal kuat oleh Taehyung sebelum ia sempat meraih gagang pintu.

"Tu-Tuan ... apa?" Soojin tercekat hanya karena sentuhan.

"Kenapa kau tidak melawanku?"

Bagi Soojin pertanyaan Taehyung sangatlah konyol. Bagaimana bisa Taehyung bertanya seperti itu padahal dia sendiri yang memerintahkannya untuk selalu diam. Tidakkah dia tahu kalau Soojin selalu berusaha melawan, tetapi Taehyung terlalu mendominasi. Seperti saat ini.

Chandelier ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang