30. Fear Center

304 41 8
                                    

🍓🍓🍓

"Tuan Kim ... kumohon!" Soojin memanggil lirih dengan bibir gemetar, terus memohon-mohon padahal Kim Taehyung sama sekali tidak ada di dekatnya. Soojin masih tidak menduga Taehyung akan menghukumnya separah ini. Tubuhnya tidak lagi sakit, sebab ia bahkan sudah mati rasa, sedari tadi berusaha kuat untuk tetap sadar dan mencoba membebaskan diri dari jeratan tali. Namun, usahanya gagal. Soojin terlalu lemah, ia berakhir pasrah dalam siksaan rasa dingin.

Kapan Taehyung akan mengakhiri hukuman ini? Apakah sampai ia mati membeku dulu baru Taehyung membebaskannya?

Soojin tak kuasa lagi untuk bicara, air matanya tak hentinya jatuh bersatu dengan air bathtub. Diam-diam ia berharap pintu kamar mandi dibuka oleh Taehyung, mengakhiri hukumannya lalu membiarkannya nyaman di bawah selimut hangat. Namun apalah daya, harapan hanyalah harapan, mendapatkan perlakuan lembut saja ia tidak mampu, apalagi diampuni Taehyung.

Beberapa menit dibelenggu rasa dingin, dengan mata yang enggan terbuka, samar-samar ia mendengar sebuah keributan yang sepertinya berlangsung di balik pintu kamar mandi. Teriakan Taehyung serta Serim terdengar saling bersahutan tak bersahabat. Sepertinya Taehyung yang ia harapkan menyelesaikan hukumannya itu malah mengalami persitegangan dengan Serim.

Soojin tidak tahu apa yang diperdebatkan Ibu dan Anak itu. Ia terlalu lemah untuk mencoba memahami segalanya. Semuanya jadi semakin abu-abu.

Ia tidak tahu sudah berapa lama ia belawan rasa dingin, rasa-rasanya ia ingin mati saja daripada dipaksa merasakan setiap rasa sakit. Kepalanya terkulai pasrah kala keributan yang berasal dari luar kini tidak terdengar lagi.

Di sela-sela napas sesaknya, Soojin tidak mengerti, ia masih saja menyuruh keras otaknya untuk berpikir. Selama ini ia berpikir Taehyung dan Serim memiliki rencana yang sama, tetapi jika dugaannya benar, kenapa mereka selalu bertengkar? Membuatnya memikirkan kemungkinan lainnya ... bisa saja Taehyung dan Serim memang memiliki rencana berbeda, yang membuat hubungan mereka tidak baik. Terlebih, Taehyung terlihat sangat membenci ibunya.

Arrgghh! Jangan memikirkan itu dulu! Sekarang, lebih baik berpikir bagaimana caranya ia bisa melepas dirinya sendiri?

Di saat Soojin nyaris memasrahkan segalanya, tiba-tiba saja pintu kamar mandi terbuka namun bukan seseorang yang sedari tadi ia bayangkan yang membuka pintu. Bukan Taehyung yang menghampirinya dengan raut cemas, tetapi Serim lah yang datang sambil membawa handuk.

"Astaga! Syukurlah kau masih sadar! Kau kuat sekali." Serim berujar cemas, wanita paruh baya itu bergegas bergerak melepaskan semua ikatan tali yang sedari tadi menjerat tubuh Soojin. Membantu Soojin berdiri sambil menutup tubuh menggigil Soojin menggunakan handuk tebal.

"Terima kasih, Ma ..." Soojin berusaha mencari kehangatan pada handuk yang membungkusnya.

"Kau baik-baik saja, kan? Ada yang sakit?" Tanya Serim masih dengan raut cemasnya.

Soojin menggeleng dengan senyuman. Senyuman yang sama sekali tidak memudarkan raut menyedihkannya, wajahnya pucat pasi dan tubuhnya sangat lemah seolah-olah seluruh tulangnya meleleh. Ia melirik pintu kamar mandi, diam-diam mempertanyakan keberadaan Taehyung. Ah sial! Untuk apa ia mengharapkan kekhawatiran dari Taehyung karena jelas-jelas yang membuatnya seperti ini adalah Taehyung. Suami yang sangat kejam melebihi Iblis!

"Aku tahu kau masih sangat lemah dan harus segera istirahat. Tapi, kuharap kau masih bisa bertahan untuk sementara."

Soojin tidak terlalu mengerti maksud Serim.

"Cepat pakai bajumu. Cepatlah!" Serim menyerahkan pakaian milik Soojin yang masih tergeletak di lantai kamar mandi, untungnya tidak terlalu basah.

"Soojin! Kau harus segera pergi dari sini, saat ini Taehyung sangat sulit dikendalikan, jadi kau harus segera pergi darinya atau kau akan diamuk dia lagi." Serim memberi arahan serius yang langsung diangguki Soojin, lantas tergesa-gesa memasang pakaian.

Chandelier ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang