29. Peak Punishment

375 44 3
                                    

Warning!!!

🍓🍓🍓

"Tuan Lee Hwansik, apa pun itu ... aku akan berusaha mengungkap apa yang telah Tuan Kim rencanakan." Soojin berujar sangat yakin, diam-diam sedang menahan tangis, "Tapi kau harus berjanji, jika aku berhasil melakukannya, kau harus merestui hubungan mereka."

Usai mendapatkan anggukan Hwansik, Soojin segera permisi pulang lebih dulu, takut kelemahannya tiba-tiba meledak di depan Hwansik. Saat ini dadanya sangat sesak.

Tidak hanya emosinya, pikirannya juga turut berantakan seolah baru saja mengalami tsunami. Ia berusaha menyambung semua informasi, mulanya dari ucapan Hwansik dan Jaemin, lalu mencoba menyatukannya dengan perbincangan janggal antara Taehyung dan Serim. Soojin sebenarnya tak cukup pintar untuk menganalisis dengan caranya sendiri, tapi ia yakin ini adalah hal buruk yang saling berkaitan. Dan Soojin juga yakin bahwa Taehyung memang berbahaya. Ia harus melarikan diri dari Kim Taehyung bahkan jika ia harus mengorbankan banyak hal.

Seolah-olah waktu tidak membiarkannya bernapas tenang, Soojin langsung dihadapkan oleh kehadiran Kim Taehyung yang ternyata sudah menghadangnya di luar bangunan. Taehyung berdiri tegas di dekat mobilnya, tatapannya selalu sanggup mencabik Soojin. Tajam sekali. Dugaan yang Soojin takutkan benar terjadi, tapi tetap saja ia tak terbiasa. Kenapa Taehyung selalu mengetahui di mana dan apa yang ia lakukan?

Apakah sesulit itu bisa bergeser bahkan bergerak seinci pun dari Kim Taehyung? Jeratan berduri yang Taehyung buat sudah sangat kencang dan durinya terus mengelupasi diri Soojin.

"Aku harus sekeras apa lagi agar kau bisa mengerti, Ahn Soojin?!" Oktaf Taehyung meninggi saat menyebut nama sang istri. Mengabaikan lokasi mereka berada.

Soojin berjuang menentang ketakutannya terhadap Kim Taehyung. "Dan aku harus bagaimana lagi agar kau bisa mengerti diriku?!" Balasnya berteriak meski terdengar sumbang.

Taehyung menyambar pergelangan tangan Soojin. "Hukumanmu bertambah jika kau terus melawanku!" Lalu menyeret Soojin mendekati pintu mobil.

"Kenapa?! Kenapa harus aku yang selalu kau salahkan?" Soojin berusaha menyentak tangan Taehyung, tetapi tangannya justru semakin dicengkeram kuat hingga ia memekik kesakitan.

"Karenㅡ"

"Kenapa kau kasar sekali pada Istrimu? Maafkan saja dia!"

Tiba-tiba sebuah suara serak menyela tegangan mereka, pria itu menahan tangan Soojin dari tarikan Taehyung. Menjadikan amarah Taehyung semakin meletup-letup.

"Ini bukan urusanmu!" Tatapan Taehyung mengintimidasi sosok Han Junseok yang entah sejak kapan muncul, Soojin juga terkejut dengan kedatangan Junseok yang tak tertebak.

Junseok tersenyum tipis, "Aku dapat merasakan cintamu terhadap istrimu begitu besar, kau terlihat sangat mencemaskannya karena dia telah keluar tanpa pengawasanmu, kan? Jadi kau marah karena takut terjadi sesuatu yang berbahaya padanya."

"Omong kosongmu menarik, tua bangka!" Taehyung menepis kasar tangan Junseok dari tangan Soojin.

Soojin hanya diam melongo, bingung dengan situasi, membiarkan Taehyung mendorongnya memasuki mobil, entah kenapa tadi ia merasakan aura permusuhan antara Taehyung dan Junseok yang sangat mencekik.

Taehyung menutup pintu mobil kasar hingga menimbulkan deguman nyaring, kedua tangan Taehyung mengepal di kedua sisi tatkala ia mendengar Junseok terkekeh di belakang sana.

"Lama tak berjumpa, sekarang kau sudah besar ya Taetae ...."

Junseok berujar ramah, menepuk pundak Taehyung akrab, tapi keramahan itu sama sekali tak tersampaikan pada Taehyung, malah membuat amarahnya kian merangkak naik.

Chandelier ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang