13. The Umpteenth Night

347 47 10
                                    

🍓🍓🍓

Di atas kursi rodanya, Soojin memandang suasana perkotaan malam hari dari balik jendela kaca, saat ini ia berada di lantai atas Victory. Sesekali ia sengaja mengatukkan keningnya di permukaan kaca bening saat rasa nyeri kepalanya terus bertambah.

Bohong jika pernyataan besar yang ia dapatkan dari Jinhee hari ini tidak memengaruhi pikirannya. Tanpa sadar itu begitu mengusiknya seolah ada bom yang meledak dari tenangnya air danau, dan barangkali karena terlalu keras memikirkan membuat kepalanya menjadi dua kali lipat lebih berat.

Padahal, ia mengantisipasi sesuatu antara Taehyung dan Jane, tapi tanpa terduga, sesuatu itu rupanya ada pada Taehyung dan Jinhee.

Suasana ruangan temaram menyelimuti Soojin, ia memang sengaja mematikan lampu dan hanya menyisakan lampu tidur. Bunyi detak jarum jam terdengar sangat jelas, keheningan ini membuat kejenuhan mengguyurnya lebih banyak karena ia tidak mengantuk padahal ia lelah dan kepalanya pening. Entah sudah berapa jam Soojin berada di tempat yang sama dengan siksaan insomnia.

Siang tadi, setelah Jinhee pergi meninggalkan rasa syok pada jiwa Soojin, Jane kembali menemuinya dan mengantarnya ke ruangan pribadi Taehyung yang saat ini ia isi sendirian. Jane juga menyampaikan Taehyung masih memiliki banyak urusan dan tak bisa segera menemuinya. Soojin sempat ditawarkan pulang diantar sopir pribadi Kim, tetapi ia lebih memilih menunggu Taehyung yang entah kenapa mendadak jadi begitu sibuk.

Kegelisahan Soojin menumpuk lebih tebal yang membuatnya enggan pulang ke rumah tanpa Taehyung.

Alhasil di sinilah Soojin terdampar bersama kemelut pikiran. Ruangan pribadi Taehyung memiliki semacam suite room yang cukup luas. Ada ranjang single dan dapur mini di sini. Seperti apartemen tapi lebih sempit.

Ini sudah lebih dari empat jam ia menunggu Taehyung, jarum pendek juga telah menunjukkan angka sebelas, dan ia sadar malam semakin larut tapi Taehyung tak kunjung kembali.

Entah kenapa saat ini Soojin sangat menantikan kedatangan Taehyungㅡsungguh tidak seperti biasanya, atau barangkali Soojin hanya ingin mempertanyakan fakta yang tadi ditelannya pada Taehyung? Jujur, ia penasaran bagaimana reaksi Taehyung jika ia mengungkit masalah ini. Ia ingin memantau sendiri apakah ucapan Jinhee benarㅡbahwa Taehyung masih memiliki perasaan yang sama pada Jinhee?

Berusaha tak mengindahkan itu, Soojin menyeret kursi rodanya mendekati ranjang, ia mencoba berdiri dari kursi dibantu meja nakas di dekatnya, ia berniat ingin berbaring karena sekujur tubuhnya terasa kaku sebab seharian hanya duduk, bokongnya begah, punggung dan lehernya juga terasa kram. Soojin kesulitan menyanggah tubuhnya sendiri, ia tersentak ketika ia tak sengaja menyenggol sebuah pigura hingga terjatuh ke lantai.

Soojin memilih mengembalikan bokongnya ke kursi roda. Menghela napas lelah, ia susah payah menjangkau pigura yang tadi tak sengaja ia jatuhkan, untungnya tidak pecah. Bingkai tersebut menampilkan foto wajah tampan Taehyung yang tegas karismatik bersetelan jas kerja. Ia juga memungut sebuah kertas usang mungil yang tadi terjatuh bersama gambar Taehyung. Kertas itu tampak lusuh, seperti sebuah gambar sisa robekan dan sepertinya gambar ini awalnya terselip di belakang pigura.

Soojin awalnya hendak meletakkan kembali pigura itu ke tempat semula, tetapi gambar sobek itu lebih menarik perhatiannya. Matanya memicing mengamati gambar yang memperlihatkan seorang pria yang kira-kira berusia tiga puluh tahun, yaitu usia Taehyung saat ini. Pria itu tengah tersenyum lebar sambil merangkul seseorang, sayangnya gambar orang yang dirangkul terpotong. Di manakah bagian lain gambar yang sobek ini?

Chandelier ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang