06 ||SAKIT?

116 89 17
                                    

Seberapa sakit menahan untuk tidak lagi mencintai? Ikhlas bukanlah hal yang mudah, melupakan bukanlah hal yang sepele, seberapa kuat kau untuk lari semakin banyak rasa yang akan terjadi.

Rayyan terbaring lemas di atas ranjang punggung nya terasa perih karena ayahnya memberikan hukuman padanya malam ini sebab Rayyan pulang larut malam.

Rayyan tidak bisa memberi perlawanan pada permana karena ibundanya pernah berkata agar Rayyan selalu menurut pada perintah sang ayah.

Rayyan masih memakai baju seragam sekolah nya lengkap tapi ia terlelap dalam lelahnya hari ini baginya.

_🌻_

Matahari bersinar dengan cahaya hangat nya.

Lauren sudah bersiap-siap pagi ini dengan seragam sekolah nya dan bersiap berangkat sekolah hari ini. Wajahnya berseri entah apa yang membuat Lauren semangat pagi ini.

Lauren keluar kamarnya disana ayah dan ibunya sedang menyantap sarapan mereka.

"Makan dulu sayang? " Tanya Dinda ibunda Lauren

"Engga deh bun nanti ajh sarapan nya di sekolah soalnya reyy udah jemput di depan" Ujar Lauren sambil menyalimi tangan ibu dan ayah nya.

"Tumben di jemput Rayyan??" Sagar ayah Lauren.

"Iya pah, biasa lagi bangun pagi kali" Pekik Lauren sambil terkekeh.

"Assalamu'alaikum" Suara seseorang di ambang pintu.

Lauren membalikkan badannya mendengar Rayyan yang sudah tiba menjemput nya.

Ibunda dan ayah Lauren menatap ke arah suara tersebut mendapati Rayyan yang berdiri di ambang pintu.

"Waalaikumsalam" Ujar Dinda, Sagar dan Lauren bersamaan

"Nak Rayyan masuk ajh! " Ucap Sagar

Rayyan sedikit gugup dengan suara ayah Lauren menyuruh nya masuk.

"Iya om"

"Lo udah sampe, yuk berangkat? " Ajak Lauren antusias.

"Lo ngk makan dulu? "Tanya Rayyan

"Nanti ajh di sekolah"

"Engga lo harus makan sekarang! " Ucap Rayyan tegas

"Gua tungguin" Lanjut Rayyan.

"Nanti telat reyy" Kesal Lauren

"Ini masih jam setengah tujuh ren, lo makan dulu ajh gua tungguin ko"

Lauren menatap Rayyan kesal.

"Iya benar kata Rayyan ini kan baru jam setengah tujuh, kita makan sama-sama yuk" Ajak Dinda.

"Nak Rayyan silahkan duduk" Ayah Lauren mempersilahkan Rayyan duduk.

"Engga usah repot-repot tante, om Rayyan udah makan ko"

"Udah duduk ajh!! " Ucap Lauren sambil menarik Rayyan duduk di samping nya.

"Ihhh apaan si lo main narik tangan gua ajh" Ujar Rayyan.

"Udah tenang ajh makanan bunda enak ko, gua juga tau lo belom makan kan" Ujar Lauren yang mengambil nasi dan lauk pauk untuk Rayyan

"Nihh" Sodor Lauren piring yang berisi penuh dengan nasi dan lauk pauknya.

Rayyan hanya menatap kosong makanan di depannya ia merasa nyaman dengan suasana rumah Lauren yang penuh dengan kasih sayang.

"Kenapa cuma di liatin? " Ucap ibunda Lauren membuyarkan lamunan Rayyan.

ℍ𝕠𝕨 ℂ𝕒𝕟 𝕀 𝕊𝕒𝕪? [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang