15 ||DARI ALGIO

45 26 9
                                    


Aku tepati janji ya
Bakal update 3 sekaligus termasuk Extra part nya.

_Happy reading_


Taksi yang menurunkan Gio di salah satu gedung yang sangat besar.

"Pak turun disini aja" Pinta Gio pada sang sopir.

"Baik mas"

"Ini uangnya pak, kembaliannya ambil aja" Ujar Gio yang menyodorkan beberapa kertas uang.

"Makasih ya mas"

Gio lalu membuka pintu mobil dan mengenakan topi di kepala, dugaannya benar di luar gedung perusahaan milik ayahnya sangat ramai dipenuhi wartawan, dan untung nya Gio mengambil jalan belakang.

"Mas Gio, mari saya antar ke dalam mas" Ujar karyawan yang mengetahui kalau Gio adalah anak sulung dari pemilik perusahaan.

Gio hanya berjalan dengan cepat agar wartawan itu tidak mengenalinya sekaligus tidak akan mengerumuninya.

Sedangkan karyawan yang sudah di tugaskan oleh Bara untuk berjaga-jaga di luar dan untuk mempermudah Gio masuk ke dalam.

Gio akhirnya bisa masuk dengan selamat tanpa wartawan ketahui. Gio memasuki lift yang tersedia disana karna ruang ayahnya ada di lantai 45.

_🌻_

Dinda keluar dari mobil dan melihat sekelilingnya mencari sosok putrinya berada.

"Bunda... " Panggil Lauren dari kejauhan.

Dinda lantas mencari sosok yang memanggilnya.

"Bunda kira kamu ngk nungguin"

"Sekalian Lauren lagi cari minuman di supermaket deket sini"

"Oh.. Ya udah yuk kita masuk" Ujar Dinda.

"Gimana keadaan Rayyan?" Tanya sang bunda.

"Kata dokter dia udah baikan ko bun, tapi bun Lauren heran deh sama ayah Rayyan ko dia ngk jawab telpon dari Lauren ya, padahal kan anaknya abis kena musibah" Ungkap Lauren yang curhat dengan sang bunda di perjalanan ke ruang inap Rayyan.

"Mungkin memang lagi sibuk banget sayang.. "

"Oh iya, Rayyan bukannya punya kaka kan?" Lanjut Dinda bertanya.

Lauren mencoba menyaring ucapan Bundanya 'kaka' apa Rayyan mempunyai kaka, saat umur nya masih 6 tahun lalu Lauren memang melihat di rumah Rayyan ada salah satu anak laki-laki ternyata ia adalah kaka dari Rayyan.

"Iya, ya Rey.. Kan punya kaka laki-laki" Gumam Lauren sendiri.

"Kamu udah kasih tau dia?" Tanya bunda lagi.

"Belum bun... Lauren ngk inget kalo Rayyan punya kaka" Ungkap Lauren sembari tersenyum.

"Soalnya Lauren ngk pernah liat kakanya Rey... " Lanjut Lauren

Setelah mereka berbincang di perjalanan Lauren dan Dinda akhirnya sampai di ruangan Rayyan.

Ceklek
Suara pintu terbuka

Rayyan yang masih terus terbaring mengalihkan pandangan nya ke pintu masuk ruangan tersebut.

"Tante" Lirih Rayyan.

Dinda yang membawa beberapa makanan sebelum ia datang kerumah sakit lalu menaruhnya di meja.

"Tante ngk usah repot-repot jengukin Rey.. Disini, lagian Rey juga ngk papa tan" Ujar Rayyan tidak enak hati dengan kedatangan bunda Lauren.

ℍ𝕠𝕨 ℂ𝕒𝕟 𝕀 𝕊𝕒𝕪? [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang