"Bukan bermaksud untuk kembali, hanya saja ia yang membutuhkan"
Kringg!!
Alarm yang cukup keras membuat telinga Lauren terasa nyeri akan hal tersebut, matanya yang masih sangat lengket jika memaksa untuk bangun dan pergi ke sekolah. Meski jam alarmnya berbunyi keras jika sang penghuni tidak ingin bangun maka sia-sia saja seseorang membeli sebuah jam walker tersebut.
Alarm sudah berhenti sejak 5 menit yang lalu dan Lauren baru bisa mengumpulkan kesadaran nya.
"Jam berapa ya?" Gumam Lauren sembari mengucek mata beberapa kali.
Tangan yang kanan juga tidak bisa diam ia mengambil jam walker yang ada meja nakas dekat tempat tidur nya.
Mata Lauren membuka perlahan dan melihat jam yang ada di tangannya menunjukkan pukul 06.45
"AAAA!!! Gua telat, ikhh dasar Lo ren.. Kenapa lo tidur lagi sihh!!" Gerutu Lauren yang kesal pada dirinya sendiri.
Dengan cepat Lauren beranjak dari rajang dan pergi ke kamar mandi.
Tidak memerlukan waktu yang lama mengingat jam sudah pukul 07.15 Lauren keluar kamar dan bergegas berangkat sekolah.
Diruang tengah Lauren meneriaki Dinda dan ayahnya.
"Bunda!! Ayah!! Lauren berangkat dulu!! Udah telat!!!" Teriak Lauren dan sesegera mungkin keluar rumah.
Dinda yang melihat dengan keheranan pada putrinya yang berlari seakan di kejar-kejar setan itu, hanya tertawa kecil.
Lauren berlarian menuju mobil didepan rumah. "Pak cepetan pak, ade telat" Ujar Lauren pada supir pribadinya.
"Ya udah non masuk, kita berangkat" Ujar Pak mamat supir pribadinya.
_🌻_
Rayyan tengah asik mengendarai motor dijalan yang dipenuhi pengemudi anak sekolah mengingat hari ini belum hari libur.
Lampu yang tersusun dengan tiga jenis warna yang berbeda kini memancarkan warna merah dimana setiap pengemudi harus berhenti untuk mematuhi lampu lalu lintas dijalan. Hari ini suasana sungguh indah sendu dan angin yang sepoi-sepoi. Jaket kulit berwarna hitam menghiasi tubuh Rayyan dengan sempurna, gaya rambutnya yang sedikit menutupi mata membuat para kaum hawa terpesona, ditambah dasi yang menggelantung di kerahnya begitu sangat berwibawa.
Entahlah apa yang begitu berbeda dihari ini dari hari biasanya namun Rayyan terlihat sangat berbeda. Jika setiap cowok yang memakai motogp pasti akan memakai helm seperti cowok-cowok lain pada umumnya, namun kali ini Rayyan tidak memakainya entah sejak kapan Rayyan menyukai hal yang ramai, padahal sebelumnya Rayyan tidak pernah menampakan wajah sangat leluasa tapi kini cowok itu seperti_ ya sedang mencari pesona?
Salah satu seorang pengemudi paruh baya yang membawa seorang gadis kecil dijok belakang motornya, gadis itu menatap Rayyan dengan wajah yang berseri.
Rayyan yang merasa seseorang sedang melihat nya dengan seksama, kini ia juga melihat kearah gadis tersebut dibarengi dengan senyuman manis yang tiba-tiba muncul dibibir nya.
Begitu menawannya senyuman yang terukir dibibir Rayyan hingga sang gadis tersipu malu dengan yang dilakukan Rayyan_ Salting gk tuh dek??
Rayyan yang melihat jelas jika sag gadis yang sekitaran umur 12 tahun itu hanya melihatnya dengan wajah saltingnya.
"KAKA!! GANTENG" Ujar gadis kecil dengan lantangnya.
Rayyan yang mendengar pun sedikit terkejut sembari membulat kan matanya, bagaimana tidak terkejut jikalau anak Sekolah Dasar pun tau kalau Rayyan memiliki ketampanan yang tidak bisa ditutupi.
Rayyan melambaikan tangan pada sang gadis lalu melajukan kembali motornya karena lampu sudah berganti warna hijau.
Kini ia menyusuri jalanan kembali menikmati setiap angin yang menghempas kan rambut-rambutnya yang tertata rapih kini menjadi seperti anak brandal yang nakal.
_🌻_
Disekolah semua murid hampir memasuki kelas masing-masing, sedangkan Lauren yang baru sampai sekolah dengan sesegera mungkin berlari kecil kerah kelasnya.
"Aihh.. Untung gk telat" Ujar Lauren yang baru samapi dikelasnya.
Seperti biasa teman sebangkunya melambaikan tangan beberapa kali, "Ren..!!" Panggil Karina dari tempat duduk.
Lauren kembali melangkah masuk kelas dan mendekati kursinya.
"Tumben telat?" Tanya Karina
"Iya nihh, gua semalam cape banget dehh jadi tadi pagi gua bangun kesiangan"
"Emang kemaren lo pulang jam berapa? Perasaan kita juga pulang gk sore-sore amat"
"Ya iya sihh, tapi gua pulang jam lima Rin.. Terus abis itu ngerjain tugas karut malem, baru tidur deh"
"Pasti kemaren Gio ngajak Lo jalan-jalan kan"
"Udah ah, apaan si kenapa jadi mojokin gua," Kilah Lauren melihat temannya yang sudah mulai memojokkan nya.
"Yaelah Ren.. Cerita napa? Gua juga kepo kali"
Lauren berdecak kecil, "Gk ada kepo-kepoan udah ah, gua gk bakal cerita" Ujar Lauren sembari mengeluarkan buku pelajaran dari tasnya.
"Pelit amat Lo" Kesal Karina tak mendapat apa yang ia inginkan.
_🌻_
Rayyan melihat jam tangan yang terlilit di pergelangan tangannya, jam sudah menunjukan pukul 07.30 namun teman sebangkunya belum juga kelihatan batang hidungnya.
Sekilas Rayyan melihat kearah tempat duduk nya yang kosong,'apa dia sakit?' Batin Rayyan mencoba menebak, jika itu benar mengapa tidak ada keterangan yang masuk ke sekolah untuk memberi tau guru.
Ah sudahlah lagi pula mengapa Rayyan harus mencemaskan orang asing yang jelas-jelas bukan teman dan bukan pula urusannya. Tapi pikiran memang selalu berbohong dan hati selalu berkata benar, Rayyan enggan untuk memikirkan Arasta yang tidak masuk sekolah, namun hatinya mencemaskan keberadaannya.
Sejenak Rayyan memikirkan Ara, namun dengan gesit dirinya mengalihkan pikirannya.
Gue heran deh sama Lo Rey..
Please jangan pernah Lo jadi Algio yang bakal jadi cowok paling plin-plan yang pernah gue temui!Kalo Lo suka sama Ara please deh, jadiin dia pacar Lo, jangan nungguin sesuatu yang bakal Lo sesali nantinya, sebelum kejadian ini terulang lagi.
Tunggu!! Tunggu!! Kenapa gue yang emosi?
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
ℍ𝕠𝕨 ℂ𝕒𝕟 𝕀 𝕊𝕒𝕪? [SELESAI]
Ficção Adolescente⚠ SEBELUM BACA ALANGKAH LEBIH BAIK FOLLOW DAN VOTE NYA Rayyan Permana anak bungsu pasangan dari wanda dan Wardana, yang akhirnya Rayyan harus menerima kenyataan bahwa ibundanya pergi untuk selama-lamanya. Karena itu Wardana ayah Rayyan sangat mendis...