38 ||AZELL

24 11 0
                                    

Rayyan berjalan mengikuti Dinda dari belakang yang menunjukkan kamar tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rayyan berjalan mengikuti Dinda dari belakang yang menunjukkan kamar tamu. Jangan bertanya soal luas rumah milik orang tua Lauren, tentu saja mereka memiliki rumah yang mewah dan megah. Kadang ketika kerabat Lauren datang dan menginap ditempat nya maka tidak akan kebingungan.

"Nah disini," Ujar Dinda memberi tahu Rayyan kamar tamu, "di lemari juga udah ada bajunya" Sambung Dinda.

Rayyan tersenyum sopan sembari menganggukkan kepala paham.

"Ya udah kalau udah selesai nanti, langsung ke meja makan ya, kita makan malam bersama" Lanjut Dinda meminta Rayyan untuk makan malam bersama.

"Engga usah bunda.. Rayyan mau langsung pulang aja"

"Tapi sayangnya bunda gk mau kamu protes" Balas Dinda penuh senyuman tulus.

Hendak Rayyan menjawab kembali namun Tante Dinda malah langsung menutup pintu kamar dan pergi. Ia hanya menghela nafas pasrah.

Sesegera mungkin Rayyan mengganti pakaiannya dan kemudian mengeringkan baju yang basah di kamar mandi.

_🌻_

Gio duduk di kursi yang ada di dalam ruangan beskemnya, diikuti dengan beberapa temen setelah melakukan latihan basket bersama.

Gio mengambil minuman yang ada didepannya lalu meneguk habis minuman tersebut.

"Tumben lo gk sekolah?" Tanya salah seorang yang ada disampingnya

Gio melirik kearah sisi yang ternyata adalah Regan "Lo gk baca chat di grup?" Tanya balik Gio

"Gua gk percaya" Balas Regan

Gio menaikan satu alisnya, "Maksud lo apa?!"

"Gua cuma nanya doang, gk usah sensi"

Gio tersenyum getir, "Heran gua sama lo"

"Kenapa?"

"Gua ada salah apa sama lo?!" Tanya Gio dengan nada yang sedikit keras, membuat teman-temannya yang awalnya hanya sibuk mengobrol kini melihat kearah Gio dan Regan

"Kenapa lo jadi nyolot gini!!" Entah Regan memiliki masalah apa dengan Gio kini ia juga sama menaikan nada bicara nya.

"Gua?" Tunjuk Gio pada dirinya sendiri, "Nyolot?!!"

"Iya e,lo"

Gio tersenyum getir, tak lama pria itu melayangkan bogemannya.

BUGH

Tinjuan mendarat tepat di bibir Regan.

"MAKSUD LO APA BANGSAT!!!" Teriak Regan yang menatap tajam kearah Gio yang telah memukulnya.

Gio hanya tersenyum miring dengan dagu yang terangkat. Persis seorang yang ingin mengajak untuk berkelahi.

Rava dan teman-temannya melihat Gio dengan tatapan tidak menyangka karena mereka tidak pernah melihat keduanya yang berkelahi.

ℍ𝕠𝕨 ℂ𝕒𝕟 𝕀 𝕊𝕒𝕪? [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang