ℍ𝕠𝕨 ℂ𝕒𝕟 𝕀 𝕊𝕒𝕪? [SELESAI]

32 ||KEHILANGAN?

"Dear Ayah, orang bilang cinta pertama seorang anak gadis itu adalah ayahnya? Lantas mengapa ayah pergi sebelum ayah menyerahkan ku pada seseorang pilihan mu?"

Ara terus saja menangis dengan terisak-isak diatas ranjangnya, dengan bantal yang masih menutupi wajah cantiknya.

_flesbek_

Langkah kaki yang seolah terdengar hentakan kesal dari sebuah arah kamar yang semakin keras semakin mendekati ruang tamu rumah. Ibunda Ara yang tengah sibuk di dapur mempersiapkan makan malam, itupun harus terhenti kala melihat raut wajahnya Ara seperti gelisah.

"Ara!! Nyariin apa?" Tanya sang Ibu

Ara masih mondar-mandir dan matanya yang tak tentu arah seperti sedang mencari benda yang sangat berarti, sampai-sampai ibunya bertanya pun ia tidak mendengar.

Ibunda Ara menghentikan pekerjaan nya lalu mendekati Ara dan menepuk pundaknya. "Cari apa?" Tanya Sang Ibu.

"Ibu.. Liat gelang Ara ngk yang dari Ayah?" Tanya balik Ara.

"Gelang?"

"Iya bu.. Gelangnya ilag"

"Ibu ngk liat, kamu inget baik-baik deh mungkin kamu lupa naruhnya"

"Engga bu, Ara inget ko terakhir kali Ara simpen di tas, tapi tadi Ara cari-cari gk ada bu.." Lesu Ara pasrah

Tentu saja ia khawatir gelang itu hilang karena gelang itu adalah peninggalan dari mendiang ayahnya. Kali terakhir Ara menaruh nya adalah didalam tas tapi sepulang sekolah tadi, Ara tidak menemukan gelang tersebut, membuat nya cukup gelisah jika gelang itu hilang darinya, kerena gelang itu adalah satu-satunya barang yang paling Ara jaga dengan sangat baik, namun kali ini malah gelang itu hilang entah kemana.

"Ibu, Ara keluar dulu ya.. Mau cari gelang nya" Ujar Ara meminta izin keluar rumah hanya untuk mencari gelang nya yang hilang.

"Tapi Ra, bentar lagi malem, kamu mau cari kemana? Udah engga papa gelang itu hilang"

"Gk bisa bu.. Ibu tau gelang itu dari ayah gk mungkin Ara biarin ilang gitu aja"

"Tapi kamu mau cari kemana?"

"Kemanapun sampai gelang itu Ara temuin!!"  Ujar Ara penuh yakin jika ia akan menemukan gelang tersebut.