5.

565 7 0
                                    

Langit sedang memeriksa kembali Pr matematika yang ia kerjakan semalam di sela-sela pekerjaaannya .

Langit termasuk orang yang perfeksionis bila menyangkut nilai , pelajar beasiswa seperti langit memang selalu di tuntut mendapatkan nilai tinggi .

Apalagi tempatnya bersekolah sudah masuk tahap internasional . Selain kaya , saingan langit dalam akademis juga lumayan banyak .

" Pagiii semuaaaaaa " sapa kanza dengan ceria .

Yang di jawab tak kalah hangat siswa yang berada dikelas .

Langit hanya menoleh sekilas dan kembali fokus pada buku di didepannya .

" Lagi ngerjain apasih lo sampe nyuekin gue " ucap kanza duduk disamping langit .

" Lagi periksa PR " jawab langit lembut .

" Ya ampun , ga di periksa juga pasti lo dapet nilai 100 elaah "

Sedangkan langit hanya tersenyum , tanpa mengalihkan pandangannya dari buku .

" Biru " panggil kanza dengan suara lembut .

Membuat langit langsung mengalihkan pandangannya pada kanza , langit membuka mulutnya saat kanza mengarahkan sendok ke mulutnya .

" Biar aku sendiri saja " pinta langit .

" Ck jangan ganggu kesenangan gue "

Langit menghela nafas mengalah , saat melihat sekelilingnya , ternyata mereka berdua tengah menjadi pusat perhatian seluruh murid yang berada di kelas .

Ini bukan pertama kalinya kanza membawakan langit bekal dan memaksa menyuapinya.

Awalnya langit menolak , selain malu dia juga tidak suka menjadi terlihat apalagi menjadi pusat perhatian .

Selama ini langit sudah terbiasa di anggap makhluk tak kasat mata , membuatnya tak terlihat siapa pun di sekolah ini .

Namun , semenjak kehadiran kanza , kehidupan langit berubah drastis .
Apalagi setelah kejadian di lapangan basket beberapa bulan lalu .

Tidak ada lagi yang membully atau menatap langit bagai sampah .
Bahkan reyhan dan teman-temannya sekali pun .

Beberapa murid menjadi sering menyapa atau bersikap baik seolah mereka dekat , yang justru membuat langit merasa tidak nyaman .

Langit yakin mereka melakukan semua karena takut pada kanza yang kini posisinya menjadi penguasa disekolah ini .

Tapi yang masih langit tidak mengerti tentu saja adalah kanza , yang kini tengah menyuapinya dengan semangat sesekali menghapus noda di bibir langit .

Entah apa sebenarnya tujuan gadis itu melakukan ini . Saat langit tanya gadis itu menjawab karena menyukai langit .

Sangat tidak masuk akal bukan , bagaimana bisa gadis secantik dan sekaya kanza menyukai langit yang biasa-biasa saja .

" Iiiihhh gemes banget sihhh " ujar kanza sembari mencubit pipi langit gemas dan cup .

Kanza mengecup pipi langit dengan tiba-tiba membuat langit tersedak parah .

Kanza langsung memberikan sebotol air minum pada langit sembari menepuk-nepuk punggungnya .

Wajah langit merah padam bukan hanya karena tersedak tapi karena mereka semakin menjadi pusat perhatian .

Bahkan ada beberapa murid yang sampai melongo melihat kelakuan kanza .

" Gitu aja lo batuk , gimana kalo tadi gue cium bibir lo " ujar kanza santai .

" Kanza ! " Tekan langit pelan .

Sungguh langit semakin tidak mengerti pada gadis itu , juga tidak mengerti pada dirinya sendiri yang merasakan desiran serta debaran hebat yang menyenangkan .

Langit BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang