24

353 3 0
                                    

Langit memaksa untuk bertemu kanza seberapa kuat kakek kanza melarangnya , langit tetap bersikukuh menemui kanza saat ini juga .

" Jangan membantah ku bilang , cucuku dalam keadaan tidak baik , jangan menambah masalah dengan kanza yang melihatmu seperti ini !! " Tekan kakek kanza frustasi .

" Aku mohon , aku janji hanya akan melihatnya dari luar , aku tidak akan menampakan wajahku , aku janji " pinta langit memohon .

" Dasar anak muda keras kepala !! " Gerutu pria itu tidak mencegah langit lagi .

Langit bahkan sampai tidak merasakan sakit lagi di tubuhnya , dia ingin cepat melihat kanza , untuk memuaskan hatinya yang terus saja memikirkan gadis itu .

Langit berjalan di belakang kakek kanza , perasaan takut dan sedih karena harus bertemu kanza di tempat seperti ini .

Dari jauh langit melihat pak awan dan satu wanita paruh baya yang sedang menangis , duduk di kursi tunggu depan ruangan dan dua pria berbadan kekar berdiri di d depan pintu , dan langit yakin kedua pria itu seorang bodyguard .

" Mas langit " ucap pak awan seperti terkejut melihat langit " loh masnya kok kesini ?"

" Saya mau bertemu kanza pak "

" Ya ampun mas , harusnya sampean jangan keluar dulu " ucap pak awan lagi terlihat khawatir .

" Biarkan saja , anak muda zaman sekarang memang keras kepala " sela kakek kanza terdengar kesal .

" Tapi non kanza tidak memperbolehkan siapa pun masuk tuan , kalau tidak nona pasti akan mengamuk lagi " ujar wanita paruh baya yang tengah menangis  , langit tidak tahu siapa . Tapi dilihat dari tampilannya , sepertinya dia sama seperti pak awan yang bekerja di rumah kanza .

" Kanza mengamuk ?" Tanya langit tak percaya .

" Njeh mas , dokter bahkan baru saja membenarkan selang infus yang kesekian kalinya karena nona terus mengamuk "

Kakek kanza terlihat menghela nafas berat dengan wajah yang berubah mendung .

" Sebenarnya kanza kenapa ? " Tanya langit lagi masih belum mengerti keadaan kanza

" Kemarin malam kanza menabrak pembatas jalan , kata penyidik dan anak buahku yang mengawasi kanza ,  sepertinya kanza sengaja melakukan hal tersebut bermaksud untuk bunuh diri " jelas kakek kanza .

" Apa ?! " Tanya langit terkejut, tubuhnya tiba-tiba seperti tak bertenaga , untung saja ada pak awan yang menahan langit dan membawanya duduk .

" Bagaimana bisa ? " Tanya langit tak percaya .

Perasaan bersalah kembali menghantam langit dengan lebih hebat , langit meremas rambutnya . Ini salahnya !! ini salahnya !! Harusnya malam itu langit mengejar kanza !!

" Brengsekkkkkk !" Maki langit pada dirinya sendiri .

" Ini salahku , ini salahku , maaf , maafkan aku harusnya akuu , harusnya malam itu aku mengejarnya  " sesal langit dengan air mata yang lagi-lagi keluar .

" Tenanglah , ini bukan hanya salahmu , tapi juga salahku . Dia mengetahui sesuatu yang selama ini aku simpan "

Namun langit tidak mendengarkan yang laki-laki paruh baya itu ucapkan , dia terus saja menyalahkan dirinya sendiri .

Andai saja , malam itu ia tidak perlu berbicara dengan windy ...

Andai saja , malam itu langit mengejar kanza ...

Dia terus berandai-andai ... Langit terisak menutup wajahnya dengan kedua tangan . Dia merasakan ada yang mengusap punggungnya .

" Sabar mas , kita doakan semoga nona kanza baik-baik saja . Kami tidak menyangka kejadian seperti ini akan terulang lagi " gumam pak awan .

" Aku harus bertemu kanza " langit bangun namun kakek kanza menahannya .

" Jangan sekarang , berikan waktu pada kanza , biarkan dia menenangkan dirinya dulu "

" Aku yakin kanza sebenarnya butuh seseorang , dia pasti membutuhkan teman . Aku mohon , aku janji bila kanza tidak mau maka aku tidak akan memaksa . Kek tolong izinkan aku , kanza pasti butuh teman , butuh aku . Aku mohon " mohon langit , dia bahkan akan bersujud andai kakek kanza tidak menahan tubuhnya .

" Jangan seperti ini bodoh , kau seperti wanita saja " jengah kakek kanza " buka pintunya , biarkan pecundang ini masuk " perintah kakek kanza pada kedua bodyguard yang berdiri tegap di depan pintu .

Bodyguard itu membungkuk dan membuka sedikit pintu untuk langit .

Saat masuk , ruangan gelap menyambut langit . Dia menutup pintu perlahan dan menguncinya dari dalam .

Begitu tubuhnya menghadap ke arah ranjang , disana langit melihat punggung kanza , gadis itu berdiri di depan jendela dengan pakaian yang sama seperti langit .

Langit berjalan dengan perlahan , sepertinya kanza tau langit datang , namun wanita itu hanya diam memandang ke arah luar jendela tapi langit tau pikiran wanita itu tidak disana .

Langit sudah berada di samping kanza , ternyata ada beberapa memar di wajah gadis itu , bahkan ada perban yang melingkar di kepala kanza .

Membuat langit merasa sakit , bibirnya bergetar , dia berusaha untuk menahan air matanya yang mendesak keluar .

" Kanza " bisik langit pilu .

Namun gadis itu hanya diam seperti patung , bahkan hanya untuk sekedar melirik .

Raganya seperti disini , tapi jiwanya terasa kosong entah pergi kemana .

" Kanza , ini aku , aku disini " air mata langit tidak bisa di tahan lagi .

" A_aku disini hikks" isak langit dengan air mata yang tiba-tiba mengalir deras .

Langit ingin mendekap kanza erat dan menenangkan gadis itu , namun langit menahannya .

" Kanzakuuu " dengan tangan yang bergetar langit menyelipkan rambut kanza ke telinganya dengan perlahan .

" Kamu pasti selama ini kesepian kan ? Tapi sekarang kamu punya aku .  Punya ibu juga yang mencintaimu " langit menyandarkan keningnya di pundak kanza , terisak hebat hingga tubuhnya bergetar , sedangkan kanza masih terdiam seperti patung .

" Jangan seperti ini kanza , ku mohon jangan seperti ini" langit berpindah ke hadapan kanza , menghalangi pandangan gadis itu dari jendela  , merangkum wajahnya pelan . Memandangi bola mata yang kini bergerak-gerak seolah menghindari mata langit .

" Sayang lihat aku , aku disini , aku akan selalu disini , kamu tidak sendirian lagi , lihat aku sayang " bisik langit lembut .

Namun wanita itu masih diam juga bagai patung , tiba-tiba kanza memutar tubuhnya dan berjalan ke arah ranjang mengabaikan langit seperti makhluk tak kasat mata .

Langit terbiasa di abaikan , dia tidak pernah merasa marah kecewa atau sakit .

Namun saat menerima perlakuan seperti ini dari gadis yang kini berbaring memunggungi langit .

Seperti ada yang meremas jantungnya .

Langit BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang