Langit sudah kembali sekolah dan bekerja di caffe sore hari , keadaan ibunya sudah lebih baik sekarang .
Hubungannya juga bersama kanza semakin dekat , bahkan mereka berdua jadi bahan gosip di sekolah , semua orang mengira mereka telah berpacaran . Padahal langit saja tidak tahu seperti apa hubungannya bersama kanza .
Bila di pikir-pikir hubungan mereka memang tidak layak disebut teman , apalagi sikap dan tingkah kanza pada langit . Seperti sikap seorang wanita pada kekasihnya .
Langit juga tidak munafik dia menyukai segala hal yang kanza lakukan padanya , bahkan bila di tanya soal perasaannya , maka langit akan menjawabnya secara lantang , dia suka kanza , bukan , bukan suka melainkan mencintai gadis itu sepenuhnya .
Tapi langit tidak berani melangkah maju , dia hanya menerima semua yang kanza lakukan padanya dan berusaha melakukan apapun yang kanza mau .
Dia merasa rendah diri , apalagi dengan kondisi langit saat ini . Jalankan membahagiakan kanza , untuk dirinya sendiri saja rasanya sulit .
Maka dari itu langit tidak berani menegaskan hubungan mereka , toh kanza juga tidak pernah menyinggung masalah mereka selama ini .
" Iihh langit , malah ngelamun lagi !! "
Langit terkejut dan tersadar dari lamunannya , dia melihat kanza yang menatapnya dengan raut kesal .
Mereka tengah berada di rooftop sekolah pada jam istirahat , kanza mengajak langit makan yang selalu kanza bawa dari rumahnya untuk langit .
Hari ini ternyata kanza membawa bekal lebih banyak , gadis itu mengatakan sengaja karena ia ingin makan di suapi langit . Mereka makan dengan sendok yang sama , itu permintaan gadis itu lagi .
" Maaf " ringis langit merasa bersalah .
" Ngelamunin apa sih ? Pasti lo mikirin si pelayan jelek itu kan ? " Tuduh kanza .
Pelayan jelek yang di maksud kanza adalah rekan kerja langit di caffe bernama windy , kanza beberapa kali datang ke tempat langit bekerja , sehingga mengenal rekan-rekan langit termasuk perempuan bernama windy .
Namun entah kenapa , di antara rekan perempuan kerja langit, kanza sangat tidak menyukai sosok windy . Saat di tanya alasannya kenapa kanza hanya menjawab bahwa wanita itu ganjen dan jelek .
Padahal menurut langit windy tidak pernah kedapatan genit atau bertingkah aneh .
" Kannnn !! Bener lo mikirin dia lagi " kanza terlihat semakin kesal .
" Siapa yang memikirkan siapa " sanggah langit kalem .
" Ya lo lah !!! Suka kan lo sama cewek ganjen itu ?!"
" Tidak boleh mengata-ngatai orang lain seperti itu " nasehat langit dengan suara lembut .
Dia tidak ingin perempuan itu bertambah kesal .
" Bilang aja lo ga terima cewek itu gue kata-katain !! suka kan lo masa dia ?! Ngaku aja lo !! "
Sedangkan langit hanya diam sembari menghembuskan nafasnya keras , karena langit tau jika ia berbicara lagi hanya akan menambah kekesalan gadis itu lagi .
" Mood makan gue jadi ilang " lirih kanza .
Langit menatap lekat kanza , entah penglihatan langit yang salah , dia tiba-tiba melihat mata kanza yang mendung dan murung .
Dia tidak suka dengan kanza seperti ini , langit selalu merasa perasaannya sakit saat melihat gadis itu menangis atau pun murung .
Langit meletakan makanan yang masih tersisa banyak , dan menarik kepala kanza bersandar di dadanya .
" Kenapa " bisik langit sembari mengelus rambut yang terasa halus di tangannya dan menghirup aroma sampo dan parfum kanza yang menenangkan .
" Gue gak suka cewek itu , dia ganjen , dia caper sama lo , pura-pura polos !!
" Tidak boleh membenci orang , apalagi tanpa alasan " gumam langit .
" Dia suka sama lo langit , gue liat itu " suara kanza terdengar seperti orang yang putus asa di telinga langit .
Langit malah terkekeh geli , bagaimana bisa kanza berbicara seperti itu . Sedangkan langit merasa windy biasa saja terhadapnya .
" Ngaco " ujar langit terkekeh .
" Serius " kanza melepaskan pelukan langit dan menatap langit dengan wajah serius " gue bisa liat dari tatapannya saat liat lo , cara interaksi dia ke lo , semua orang juga bakal berpikir sama kaya gue " jelas kanza lagi .
" Mungkin selama ini lo ga sadar dan ga peka sama orang di sekitar lo " lanjut kanza lagi .
Langit masih mendengarkan kanza berbicara dan sedikit membenarkan perkataan kanza yang terakhir .
Kanza menyandarkan kepalanya lagi dan memeluk langit , langit juga membalas pelukan kanza dan menyandarkan kepalanya di atas kepala gadis itu .
" Dia pasti bakalan ngerebut lo , ngerebut langit gue "
Langit mendengar suara kanza bergumam lirih ada kesedihan dan sarat ketakutan disana .
Membuat langit tanpa sadar mengeratkan pelukannya dan memejamkan matanya .
" Aku tidak akan pernah meninggalkanmu " jawab langit dalam hati sekaligus janji pada dirinya sendiri .
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Biru
Teen Fiction" Aku diam , bukan karena tidak memiliki ingin , tapi karena aku menyadari posisiku " Ersya Kumala . " Terlalu banyak kata andai , tapi aku tahu itu tidak akan mengubah apapun " Anugrah Yoga .