13.

384 3 0
                                    

Langit sudah kembali sekolah dan bekerja di caffe sore hari , keadaan ibunya sudah lebih baik sekarang .

Hubungannya juga bersama kanza semakin dekat , bahkan mereka berdua jadi bahan gosip di sekolah , semua orang mengira mereka telah berpacaran . Padahal langit saja tidak tahu seperti apa hubungannya bersama kanza .

Bila di pikir-pikir hubungan mereka memang tidak layak disebut teman , apalagi sikap dan tingkah kanza pada langit . Seperti sikap seorang wanita pada kekasihnya .

Langit juga tidak munafik dia menyukai segala hal yang kanza lakukan padanya , bahkan bila di tanya soal perasaannya , maka langit akan menjawabnya secara lantang , dia suka kanza , bukan , bukan suka melainkan mencintai gadis itu sepenuhnya .

Tapi langit tidak berani melangkah maju , dia hanya menerima semua yang kanza lakukan padanya dan berusaha melakukan apapun yang kanza mau .

Dia merasa rendah diri , apalagi dengan kondisi langit saat ini . Jalankan membahagiakan kanza , untuk dirinya sendiri saja rasanya sulit .

Maka dari itu langit tidak berani menegaskan hubungan mereka , toh kanza juga tidak pernah menyinggung masalah mereka selama ini .

" Iihh langit , malah ngelamun lagi !! "

Langit terkejut dan tersadar dari lamunannya , dia melihat kanza yang menatapnya dengan raut kesal .

Mereka tengah berada di rooftop sekolah pada jam istirahat , kanza mengajak langit makan yang selalu kanza bawa dari rumahnya untuk langit .

Hari ini ternyata kanza membawa bekal lebih banyak , gadis itu mengatakan sengaja karena ia ingin makan di suapi langit . Mereka makan dengan sendok yang sama , itu permintaan gadis itu lagi .

" Maaf " ringis langit merasa bersalah .

" Ngelamunin apa sih ? Pasti lo mikirin si pelayan jelek itu kan ? " Tuduh kanza .

Pelayan jelek yang di maksud kanza adalah rekan kerja langit di caffe bernama windy , kanza beberapa kali datang ke tempat langit bekerja , sehingga mengenal rekan-rekan langit termasuk perempuan bernama windy .

Namun entah kenapa , di antara rekan perempuan kerja langit, kanza sangat tidak menyukai sosok windy . Saat di tanya alasannya kenapa kanza hanya menjawab bahwa wanita itu ganjen dan jelek .

Padahal menurut langit windy tidak pernah kedapatan genit atau bertingkah aneh .

" Kannnn !! Bener lo mikirin dia lagi " kanza terlihat semakin kesal .

" Siapa yang memikirkan siapa " sanggah langit kalem .

" Ya lo lah !!! Suka kan lo sama cewek ganjen itu ?!"

" Tidak boleh mengata-ngatai orang lain seperti itu " nasehat langit dengan suara lembut .

Dia tidak ingin perempuan itu bertambah kesal .

" Bilang aja lo ga terima cewek itu gue kata-katain !! suka kan lo masa dia ?! Ngaku aja lo !! "

Sedangkan langit hanya diam sembari menghembuskan nafasnya keras , karena langit tau jika ia berbicara lagi hanya akan menambah kekesalan gadis itu lagi .

" Mood makan gue jadi ilang " lirih kanza .

Langit menatap lekat kanza , entah penglihatan langit yang salah , dia tiba-tiba melihat mata kanza yang mendung dan murung .

Dia tidak suka dengan kanza seperti ini , langit selalu merasa perasaannya sakit saat melihat gadis itu menangis atau pun murung .

Langit meletakan makanan yang masih tersisa banyak , dan menarik kepala kanza bersandar di dadanya .

" Kenapa " bisik langit sembari mengelus rambut yang terasa halus di tangannya dan menghirup aroma sampo dan parfum kanza yang menenangkan .

" Gue gak suka cewek itu , dia ganjen , dia caper sama lo , pura-pura polos !!

" Tidak boleh membenci orang , apalagi tanpa alasan " gumam langit .

" Dia suka sama lo langit , gue liat itu " suara kanza terdengar seperti orang yang putus asa di telinga langit .

Langit malah terkekeh geli , bagaimana bisa kanza berbicara seperti itu . Sedangkan langit merasa windy biasa saja terhadapnya .

" Ngaco " ujar langit terkekeh .

" Serius " kanza melepaskan pelukan langit dan menatap langit dengan wajah serius " gue bisa liat dari tatapannya saat liat lo , cara interaksi dia ke lo , semua orang juga bakal berpikir sama kaya gue " jelas kanza lagi .

" Mungkin selama ini lo ga sadar dan ga peka sama orang di sekitar lo " lanjut kanza lagi .

Langit masih mendengarkan kanza berbicara dan sedikit membenarkan perkataan kanza yang terakhir .

Kanza menyandarkan kepalanya lagi dan memeluk langit , langit juga membalas pelukan kanza dan menyandarkan kepalanya di atas kepala gadis itu .

" Dia pasti bakalan ngerebut lo , ngerebut langit gue "

Langit mendengar suara kanza bergumam lirih ada kesedihan dan sarat ketakutan disana .

Membuat langit tanpa sadar mengeratkan pelukannya dan memejamkan matanya .

" Aku tidak akan pernah meninggalkanmu " jawab langit dalam hati sekaligus janji pada dirinya sendiri .

Langit BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang