29.

155 3 0
                                    

" bisa tinggalkan kami berdua " pinta langit pada kakek kanza .

Namun sepertinya pria paruh baya itu enggan .

" Aku tidak yakin bisa menenangkannya kalau kalian masih di sini " tegas langit .

Salah satu perawat pun mengiyakan dan memberi pengertian pada kakek kanza yang sepertinya masih keras kepala .

" Pak , jangan paksa nona kanza dulu , beri nona waktu untuk menerima " ucap pak awan .

Kakek kanza nampak menghela nafas berat , tanpa kata beliau akhirnya berjalan ke arah pintu di ikuti yang lainnya .

" Terima kasih " ucap langit pada pak awan tanpa suara .

Pak awan hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya , setelahnya beliau menutup pintu .

Langit kembali fokus pada kanza yang kini masih menangis dan memeluknya erat .

Akhir-akhir ini langit merasa ia dan kanza sering kali menangis .

" Kanza " bisik langit pelan sembari mencoba melepaskan pelukannya .

" Jangan , jangan pergi , aku tidak mau , jangan pergi "

Kanza menolak melepaskan pelukannya seperti ketakutan .

" Aku tidak pergi sayang , aku hanya ingin melihatmu " rayu langit .

" Tidak mauuu , kamu pasti pergii " tolak kanza lagi .

Akhirnya langit menyerah , membiarkan kanza memeluknya erat dengan posisi duduk di pinggir ranjang .

" Aku tadi tidak meninggalkanmu , tapi aku harus sekolah " jelas langit halus sembari merapikan beberapa helai rambut kanza yang menghalangi wajahnya .

" Lepas ya , aku mau rapikan rambutmu dulu " pinta langit pelan .

" Tidak maaauuuu , nanti kamu hilaangggg aku takut " cicit kanza .

" Tidak sayang , aku disini tidak akan hilang , akukan bukan pesulap " canda langit , iaa tertawa sendiri dengan kata-katanya .

" Kamu bisa pegang bajuku kalau tidak percaya , ya lepas dulu aku mau ikat rambutmu "

Akhirnya kanza melepaskan pelukannya , tapi memegang ujung baju langit erat . Langit tersenyum geli melihatnya .

" Lepas dulu sebentar bisa , aku mau cari sisir dulu dan ikat rambutnya "

Kanza menggeleng menggemaskan membuat langit gemas .

" Kamu gemas kalau begini , boleh cium tidak ? " Tanya langit mulai gemas , ia menekan kedua pipi kanza gemas .

Sedangkan kanza hanya menatap langit polos dengan mata yang berkedip lucu .

Langit tergelak , mendekatkan wajah mereka dengan matanya fokus pada kanza yang juga menatapnya .

Kanza tidak bergerak sama sekali , langit mengartikannya sebagai bentuk persetujuan .

Langit langsung menutup matanya dan mengecup bibir kanza , tiba-tiba darahnya berdesir hebat , seperti ada yang menggelitik seluruh sarafnya .

Awalnya hanya beberapa kecupan , namun entah dorongan dari mana , tiba-tiba langit mengulum bibir kanza dengan lembut , terasa manis , kenyal dan hangat membuat langit tidak ingin berhenti .

Ini pertama kalinya langit berciuman , tangannya terasa bergetar , ia belum berpengalaman sama sekali , namun dia hanya mengikuti instingnya sebagai laki-laki .

Langit membaringkan kanza yang duduk di pinggir ranjang tanpa memutus ciumannya , mengulum bibir kanza dengan hasrat yang kini sudah mengambil alih tubuhnya .

Menggigit bibir kanza dengan rakus seakan ingin memakannya , langit terus menikmati bibir atas dan bawah kanza bergantian yang hanya terlihat pasrah .

" Eeungghhhh " lenguh kanza .

Mengundang birahi langit yang tersimpan selama ini , ciuman langit berubah kasar , nafasnya semakin berat . Lidahnya ikut bekerja menjilati bibir yang terasa manis , dan menggigit bibir bawah kanza agar membuka mulutnya .

Ia memasukan lidahnya dan bermain di dalam rongga mulut kanza yang terasa hangat dan wangi .

Mengeksplor semua yang ada di dalamnya dan mencari-cari lidah kanza , membelit dan menghisapnya dengan rakus .

" Eeuunggg " lenguh kanza lebih keras .

Sesuatu di bawah langit terasa mengeras , ia menekannya pada paha gadis yang pasrah di bawahnya . Yang di jawab lenguhan panjang gadis ituu .

" Eeeuunggggg ''

Langit memutuskan ciumannya saat merasa kanza kehabisan nafas . Nafas mereka saling beradu dan menggebu-gebu .

Bibir kanza terlihat memerah dan membengkak , bukannya merasa bersalah langit justru merasa bangga . Ciuman pertamanya begitu hebat hingga membuat gadis di bawahnya melenguh .

Langit terkekeh ketika kanza mengalihkan pandangannya dengan pipi yang bersemu merah . Langit pun bangkit dari atas tubuh kanza .

Menormalkan nafasnya , dan mencoba menidurkan pusakanya yang terbangun dan berkedut-kedut .

" Bibirmu nikmat " bisik langit pada kanza yang menatapnya malu-malu .

Langit BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang