Langit membuka pintu apartemen yang menyambutnya hening , seperti tidak ada kehidupan .
Gegas langit berjalan cepat , tepatnya berlari ke arah kamar yang pintunya tertutup rapat .
Begitu pintu terbuka , langit langsung bernafas lega , ketika netranya mendapati kanza yang masih tertidur lelap di balik selimut .
Lalu tatapannya beralih pada sarapan yang masih terlihat utuh , hanya segelas susu hangat yang tadi sempat langit siapkan untuk kanza telah kosong .
Berjalan perlahan ke arah ranjang , melepas lalu melempar sepatunya asal . Bibirnya tertarik lebar dengan hati yang kembali berbunga , serta jantung yang berdebar menyenangkan .
" Hai " sapa langit lembut dengan senyuman mengembang , mencoba membangunkan kanza dengan cara mengecupi wajah damai kekasihnya .
Kanza melenguh terusik , merasa tidur nyenyaknya di ganggu . Netranya mengerjap beberapa kali , di paksa agar terbuka guna melihat siapa pelaku yang sudah mengganggu tidur indahnya .
Wajah kanza langsung bersemu merah , begitu bola matanya menangkap kehadiran langit tepat di depan wajahnya .
Seketika bayangangan kejadian semalam kembali berputar jelas dalam ingatannya , membuat kanza malu menyembunyikan wajahnya cepat di balik selimut .
" kenapa ? " Tanya langit bingung , melihat tingkah kanza yang tiba-tiba .
" Aahh... langit bisa ga kamu pergi dulu ! " Rengek kanza , suaranya teredam di balik selimut .
" Ngapain !? " Alis langit menukik tajam , perasaan semalam setelah selesai bercinta , mereka baik-baik saja pikirnya .
Lalu kenapa sekarang wanita yang bersembunyi di balik selimut ini , seenak hati mengusirnya pergi . Mana mau ! Tangan langit berusaha menarik selimut untuk melihat wajah kanza , namun kanza semakin menahan selimutnya kuat .
" Buka selimutnya , kamu bisa sesak nafas ! " Perintah langit tegas .
" Gak mau.. kamuu pergii duluu sanaaa ..! " teriak kanza , tangannya berusaha mempertahankan selimut , menyembunyikan tubuhnya telanjangnya .
" Gak ! kenapa aku harus pergi , buka selimutnya sekarang !!! " Paksa langit , tak ingin di bantah .
Begitu langit berhasil membuka paksa selimutnya , mendadak kerongkongannya terasa kering .
Mulutnya menelan ludah susah payah , ketika tidak sengaja melihat pemandangan paling indah di depannya . Bagaimana bahu sampai dada kanza terpampang jelas , penuh jejak kemerahan bekas cumbuannya semalam .
Dapat langit perkirakan jika kanza masih dalam keadaan telanjang , bahkan aroma bekas percintaan mereka masih tercium jelas oleh indera penciumannya .
" Mesum !! " jerit kanza, begitu menyadari tatapan langit mengarah ke dadanya lama .
Dengan kesal bercampur malu , kanza menutup wajah langit dengan telapak tangannya .
Langit terkekeh geli menggigit bibir bawahnya dalam , tangannya mencoba menurunkan tangan kanza dari wajahnya .
" Aku pria dewasa , normal pula kalau kamu lupa " ujar langit di sela tawanya , mengecup setiap jemari kekasihnya lembut .
Langit mendapati pipi serta telinga kanza yang semakin bersemu merah , menatapnya malu-malu membuat langit gemas .
" Gak perlu malu , lagian kita udah dewasa . Udah saling ngerasain anggota tubuh kita masing-masing " bisik langit jahil , menggoda kanza yang semakin salah tingkah .
'' Apaan sih !? Dasar gila ! " Maki kanza , melengos menghindari tatapan menggoda pria di depannya .
Langit terbahak , dadanya membuncah bak kembang api yang meledak indah . " Baiklah nona kanza , sebaiknya sekarang anda segera mandi , dan makan siang " ucap langit mengakhiri godaannya , mengingat kekasihnya belum makan dari kemarin malam .
" Aawww .." kanza meringis ngilu ketika merasakan sakit di seluruh tubuhnya ketika bergerak , terutama di bagian intinya yang terasa bengkak dan perih .
" Kenapa ? ada yang sakit ? " Tanya langit panik , begitu melihat kanza meringis kesakitan .
" Sakit .. " rengek kanza , menahan tangis kesakitan .
Langit yang melihat mata kekasihnya berkaca-kaca merasa sedikit bersalah , ingat , hanya sedikit !
"Maaf , pasti ini gara-gara semalam . Kamu di sini dulu ! biar aku siapin air hangat . "
Tanpa kanza sadari , sebelah sudut bibir langit terangkat begitu tubuhnya membelakangi kanza , berjalan ke arah kamar mandi .
Kanza pun hanya mengangguk mengiyakan , lagi pula saat ini tubuhnya benar-benar sakit , dan semua ini gara-gara ulah langit , protes kanza kesal .
Ya ,walaupun sebenarnya dia juga menikmati perbuatan langit sih .
Mengingatnya saja membuat kanza malu , dan ingin bersembunyi begitu otaknya lagi-lagi memutar adegan di mana dirinya mendesah keras , dasar memalukan rutuk kanza lagi dalam hati .
" Aku gendong ya ? " Ucap langit setelah keluar dari kamar mandi , dengan lengan kameja yang di gulung sampai siku , memperlihatkan tangannya yang kokoh .
" buka aja selimutnya , ga usah malu , aku udah lihat semuanya kok " ucap langit tersenyum manis tanpa dosa , menatap kanza yang sibuk menggelung tubuhnya dengan selimut .
" Dasar cabul ! " Teriak kanza sinis .
" Tapi kamu nikmatin waktu aku cabulin " kekeh langit , menyeringai .
" Langit ... ! berhenti bicara mesum " jerit kanza kesal , langit benar-benar berubah agresif . Padahal dulu jalankan bicara vulgar begini , kanza goda sedikit saja sudah seperti kucing pemalu .
" Iya.. iya " Ucap langit singkat , lalu kedua tangannya mengangkat tubuh telanjang kanza ke arah kamar mandi .
" Fokus aja ke depan bapak dosen yang terhormat ! " Desis kanza malu , ketika netranya menangkap langit terus menatap lapar ke arah tubuh telanjangnya .
Bibir langit terkulum dalam , menurunkan kanza di bathtub dengan perlahan .
" Sana pergi , aku bisa mandi sendiri " cicit kanza menunduk malu , tidak berani menatap langit yang terus memperhatikan tubuhnya .
" Hmmm .. Panggil aku kalau sudah selesai " Ucap langit pada akhirnya mengalah , merelakan pemandangan indah di depannya terlewatkan begitu saja .
" Hm " Gumam kanza mengangguk singkat .
Akhirnya langit pun berlalu keluar dari kamar mandi , dengan kejantanan yang mengembung di balik celananya .
" Calm down , kita punya banyak waktu sekarang " gumam langit pelan pada adik kecilnya .
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Biru
Teen Fiction" Aku diam , bukan karena tidak memiliki ingin , tapi karena aku menyadari posisiku " Ersya Kumala . " Terlalu banyak kata andai , tapi aku tahu itu tidak akan mengubah apapun " Anugrah Yoga .