30

177 5 0
                                    

Langit sudah mengikat rambut kanza menjadi satu , gadis itu masih terlihat malu-malu pada langit .

Membuat langit geli melihatnya , padahal biasanya perempuan itu yang terlihat sangat agresif dan tak tahu malu .

" Sudah makan ? " Tanya langit mencoba mengalihkan perhatian kanza dari rasa malunya .

Kanza menggeleng , membuat langit menghela nafas .

" Makan ya , aku suapi , mau ? "

Kanza kembali menggeleng , terpaksa langit pun memaksa dengan sedikit ancaman .

" Kalau kamu tidak mau makan , aku pulang saja ya " ancam langit bohong .

Kanza seketika menengok ke arah langit yang kini duduk di belakangnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca .

" Kalau begitu kamu harus makan , supaya cepat keluar dari rumah sakit , memang kamu mau disini terus ? " Tanya langit lembut sembari membelai pipi kanza sayang.

Kanza menggeleng dengan air mata yang mulai meleleh .

Langit langsung menghapus air matanya dan memeluk kanza dari belakang , menyandarkan dagunya di atas pundak kanza hingga pipi mereka menempel .

Mereka tengah duduk di pinggir ranjang dengan posisi kaki mereka yang menjuntai ke lantai .

" Makan ya , biar aku minta pak awan atau bu reta mencarikan makan untukmu " bisik langit di telinga kanza lalu mengecupnya .

Membuat kanza menggeliat di dekapannya .

" Kenapa kamu membuatku jadi begini " bisik langit serak .

Langit jadi merasa sering berhasrat setelah ciuman mereka tadi .

Namun sebelum berbuat jauh langit akhirnya melepas dekapannya dan turun dari ranjang , kanzanya harus makan sekarang .

" Tunggu disini dulu ya , aku mau minta tolong pada pak awan untuk membelikanmu makan "

Kanza menggeleng kuat , lalu ikut bangkit mendekati langit .

" ikut " cicit kanza .

Langit pun tidak menolak , menggandeng kanza dan membawanya berjalan keluar ruangan .

Saat membuka pintu , seperti biasa kedua bodyguard adalah orang yang pertama langit lihat . Kanza tiba-tiba bersembunyi di belakangnya dan menggenggam erat ujung bajunya .

" Ada apa tuan ? " Tanya salah satu bodyguard di depannya .

" Tolong carikan makan untuk kanza " ucap langit .

Langit belum keluar dari pintu , melihat kanza yang ketakutan membuat langit akhirnya tidak jadi keluar .

" Mas " pak awan muncul di depan pintu di susul bu reti , sedangkan kakek kanza tidak terlihat entah kemana .

" Ada perlu apa mas ? " Tanya pak awan lagi .

" Tolong carikan makanan untuk kanza ya pak , kanza mau makan " pinta langit .

" Ohh non kanza mau makan " pak awan dan buk reti terlihat senang " ba_baik , biar saya saja yang carikan , nona mau makan apa ? " Tanya pak awan antusias .

" Kamu mau makan apa ?" Tanya langit lembut pada kanza yang masih bersembunyi di belakang punggungnya .

" Mauu makan ayam kecap dan capcai buatan ibu boleh ? " Cicit kanza dengan mata berbinar seperti anak kecil .

" Tapi lama sayang , ibu harus masak dulu . Yang lain dulu ya , nanti setelah ini biar pak awan ke rumah ibu minta masakan apapun yang kamu mau . Yaa ?? " Bujuk langit .

Akhirnya kanza mengangguk walau terlihat enggan .

" Jangan cemberut , setelah ini kamu akan makan apa yang kamu mau , tapi sebelum itu kamu makan yang lain dulu sembari menunggu oke ? " Bujuk langit .

Kanza hanya mengangguk lagi .

" Mau makan apa ? " Tanya langit .

" Apa saja asal jangan bubur " lirih kanza .

" Apa saja pak , asal jangan bubur sama makanan pedas " pinta langit pada pak awan yang masih menunggu .

" Siap mas , kalau begitu saya permisi dulu "

Langit mengangguk , dan menutup pintu dan mengajak kanza kembali ke ruangannya .

" Mau baring atau duduk di sofa ? " Tanya langit .

" Maauu baaringgg " ucap kanza manja .

Langit pun ikut membaringkan tubuhnya di samping kanza dengan tangannya yang menjadi bantalan kanza , mereka berbaring dengan saling berhadapan .

" Mau menceritakan sesuatu kepadaku ? '' bisik langit didepan wajah kanza , hidung mereka bahkan bersentuhan .

Langit BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang