Langit sudah mengikat rambut kanza menjadi satu , gadis itu masih terlihat malu-malu pada langit .
Membuat langit geli melihatnya , padahal biasanya perempuan itu yang terlihat sangat agresif dan tak tahu malu .
" Sudah makan ? " Tanya langit mencoba mengalihkan perhatian kanza dari rasa malunya .
Kanza menggeleng , membuat langit menghela nafas .
" Makan ya , aku suapi , mau ? "
Kanza kembali menggeleng , terpaksa langit pun memaksa dengan sedikit ancaman .
" Kalau kamu tidak mau makan , aku pulang saja ya " ancam langit bohong .
Kanza seketika menengok ke arah langit yang kini duduk di belakangnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca .
" Kalau begitu kamu harus makan , supaya cepat keluar dari rumah sakit , memang kamu mau disini terus ? " Tanya langit lembut sembari membelai pipi kanza sayang.
Kanza menggeleng dengan air mata yang mulai meleleh .
Langit langsung menghapus air matanya dan memeluk kanza dari belakang , menyandarkan dagunya di atas pundak kanza hingga pipi mereka menempel .
Mereka tengah duduk di pinggir ranjang dengan posisi kaki mereka yang menjuntai ke lantai .
" Makan ya , biar aku minta pak awan atau bu reta mencarikan makan untukmu " bisik langit di telinga kanza lalu mengecupnya .
Membuat kanza menggeliat di dekapannya .
" Kenapa kamu membuatku jadi begini " bisik langit serak .
Langit jadi merasa sering berhasrat setelah ciuman mereka tadi .
Namun sebelum berbuat jauh langit akhirnya melepas dekapannya dan turun dari ranjang , kanzanya harus makan sekarang .
" Tunggu disini dulu ya , aku mau minta tolong pada pak awan untuk membelikanmu makan "
Kanza menggeleng kuat , lalu ikut bangkit mendekati langit .
" ikut " cicit kanza .
Langit pun tidak menolak , menggandeng kanza dan membawanya berjalan keluar ruangan .
Saat membuka pintu , seperti biasa kedua bodyguard adalah orang yang pertama langit lihat . Kanza tiba-tiba bersembunyi di belakangnya dan menggenggam erat ujung bajunya .
" Ada apa tuan ? " Tanya salah satu bodyguard di depannya .
" Tolong carikan makan untuk kanza " ucap langit .
Langit belum keluar dari pintu , melihat kanza yang ketakutan membuat langit akhirnya tidak jadi keluar .
" Mas " pak awan muncul di depan pintu di susul bu reti , sedangkan kakek kanza tidak terlihat entah kemana .
" Ada perlu apa mas ? " Tanya pak awan lagi .
" Tolong carikan makanan untuk kanza ya pak , kanza mau makan " pinta langit .
" Ohh non kanza mau makan " pak awan dan buk reti terlihat senang " ba_baik , biar saya saja yang carikan , nona mau makan apa ? " Tanya pak awan antusias .
" Kamu mau makan apa ?" Tanya langit lembut pada kanza yang masih bersembunyi di belakang punggungnya .
" Mauu makan ayam kecap dan capcai buatan ibu boleh ? " Cicit kanza dengan mata berbinar seperti anak kecil .
" Tapi lama sayang , ibu harus masak dulu . Yang lain dulu ya , nanti setelah ini biar pak awan ke rumah ibu minta masakan apapun yang kamu mau . Yaa ?? " Bujuk langit .
Akhirnya kanza mengangguk walau terlihat enggan .
" Jangan cemberut , setelah ini kamu akan makan apa yang kamu mau , tapi sebelum itu kamu makan yang lain dulu sembari menunggu oke ? " Bujuk langit .
Kanza hanya mengangguk lagi .
" Mau makan apa ? " Tanya langit .
" Apa saja asal jangan bubur " lirih kanza .
" Apa saja pak , asal jangan bubur sama makanan pedas " pinta langit pada pak awan yang masih menunggu .
" Siap mas , kalau begitu saya permisi dulu "
Langit mengangguk , dan menutup pintu dan mengajak kanza kembali ke ruangannya .
" Mau baring atau duduk di sofa ? " Tanya langit .
" Maauu baaringgg " ucap kanza manja .
Langit pun ikut membaringkan tubuhnya di samping kanza dengan tangannya yang menjadi bantalan kanza , mereka berbaring dengan saling berhadapan .
" Mau menceritakan sesuatu kepadaku ? '' bisik langit didepan wajah kanza , hidung mereka bahkan bersentuhan .
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Biru
Teen Fiction" Aku diam , bukan karena tidak memiliki ingin , tapi karena aku menyadari posisiku " Ersya Kumala . " Terlalu banyak kata andai , tapi aku tahu itu tidak akan mengubah apapun " Anugrah Yoga .