25

459 8 4
                                    

Langit tidak menyerah , dia masih di tempat dengan memandangi punggung kanza sayu .

Dia menarik nafas , mencoba menenangkan dirinya terlebih dahulu .

Langit mendekati  kanza yang berbaring membelakanginya , dia memberanikan diri ikut berbaring dan memeluk kanza dari belakang . Selama ini dia selalu menahan diri , tapi kali ini dia tidak akan menahannya lagi .

Dia mengeratkan pelukannya  pada perut kanza yang tidak menolak atau bergerak sedikit pun . Tapi langit tahu gadis itu tidak tidur .

" Kamu marah ? " Tanya langit , namun lagi-lagi tidak mendapatkan respon apapun .

Namun melihat kanza yang tidak mengamuk , langit mengartikannya kalau ia di terima saat ini .

" Aku tidak pernah memeluk gadis manapun seperti ini , kamu yang pertama " bisik langit di telinga kanza  " kamu selalu menjadi yang pertama , hatiku , perhatianku , pipiku , kamu yang pertama kanza " meski pun tidak mendapat respon langit akan tetap berbicara , dia tidak menyerah .

" Selama ini aku selalu menutup diri bahkan tidak pernah berfikir untuk jatuh cinta . Aku hanya memikirkan bagaimana caranya bisa bertahan hidup dan membahagiakan ibu " langit menjeda , menghirup aroma rambut kanza , wanginya memberi ketenangan pada diri langit .

" namun semuanya runtuh , saat kedatangan sosok malaikat cantik yang duduk di sampingku dan menanyakan namaku , saat itu dia sudah menarik perhatianku . Namun aku selalu menahan diri , tapi pertahananku kembali runtuh saat kamu datang disaat aku sibuk memaki tuhan karena membuat ibu sakit  , seolah membawa jawaban dari tuhan atas setiap keputusasaan dan makianku terhadapnya . Melihatmu bisa sesayang dan semanja itu pada ibu , membuat aku membayangkan hal yang jauh , membayangkan kamu menjadi istriku dan kita tinggal bersama ibu ,  lalu kita hidup bahagia . Namun aku kembali di sadarkan dengan kondisiku yang begitu sulit , sedangkan kamu memiliki segalanya . Aku takut , aku takut tidak bisa membuatmu bahagia , aku tidak percaya diri dengan kondisi ekonomiku " langit menghembuskan nafas berat .

Langit merapikan rambut kanza dan menggenggamnya , menghirup lagi aromanya yang membuat langit candu .

Membawa rambut kanza ke atas hingga memperlihatkan lehernya yang jenjang . Langit mendekatkan wajahnya ke arah leher jenjang itu , menghirup dan menghembuskan nafasnya yang hangat disana .

Langit merasa tubuh kanza berubah kaku , namun langit tidak peduli , dia bahkan mulai mengecupi leher kanza yang beraroma memabukan .

" Selama ini aku selalu menahan diri , kali ini aku tidak akan menahannya lagi '' bisik langit serak .

Tangannya mulai membelai perut kanza dengan bibir yang masih mengecupi lehernya yang membuat langit merasa mabuk .

Langit menghembuskan nafasnya yang terasa mulai berat dan panas .

" Ayo bicara sayang , kalau tidak mungkin aku akan berbuat lebih " ancam langit .

Tangannya berusaha membuka kancing baju kanza , namun tangan wanita itu menahan tangan langit .

" Berhenti " ucap kanza yang terdengar seperti parau .

Langit memaksa kanza menghadap ke arahnya .

Langit tidak bisa melihat jelas wajah kanza karena ruangan yang temaram , hanya mendapat cahaya dari luar jendela .

Mengarahkan sebelah tangannya pada pipi gadis itu , terasa basah saat langit membelainya . Dia mengusap pelan kedua mata itu , kanza tiba-tiba menangis dengan kencang dan memukuli dada langit .

" Hikkksss jahat hikkksss semuanya jahat !! Akuu bencii hiiiks benciiii " jerit kanza semakin histeris sembari terus memukuli langit membabi buta .

Langit membiarkannya walaupun tubuhnya terasa remuk .

Kanza tiba-tiba bangun dan berjalan mondar-mandir sembari  menggigit jarinya seperti orang yang ketakutan .

Langit menyadari ada yang salah dengan kanza ...

Langit BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang