Langit memakirkan motornya di luar pagar rumahnya , karena ia hanya akan berganti pakaian sekaligus pamit pada ibunya .
Terlihat ibunya tengah duduk di sofa sembari menonton tv .
" Lang " panggil sang ibu begitu menyadari kehadiran langit .
Langit mendekat dan menyalami tangan ibu .
" Ya allah nak mukamu kenapa begini ? " Tanya ibu terkejut .
" Tidak papa buk " jawab langit tenang dengan bibir mengulas senyum .
" Tidak papa bagaimana , mukamu seperti habis di pukuli begini !! " Ucap sang ibu sembari mengamati wajah langit .
" Langit gapapa kok buk , tenang aja ya , biasa , ini laki-laki "
" Ibu ga suka ya kamu berantem apalagi jadi berandalan ! "
" Iya bu , maaf ya " langit mencoba menenangkan sang ibu .
" Kamu berantem sama siapa ? " Selidik ibu langit belum puas mengintrogasinya .
" Kemarin langit ga sengaja lewat di depan anak sekolah yang lagi tawuran buk , dan mereka salah sasaran mukul langit " dusta langit , ia tidak ingin memperpanjang masalah dengan berkata jujur .
" Ya ampuunnnn " ibu langit memeriksa semua bekas luka di wajah langit .
" Aku sudah di obati buk , tenang saja ya "
" Oh iya bagaimana kabar kanza ? Tadi malam ibu kaget pak awan tiba-tiba datang dan bilang kalau kamu tidak bisa pulang karena menemani kanza di rumah sakit "
" Kanza keadaannya kurang baik buk . Ini langit tadinya cuma mau ganti baju sekaligus pamit pada ibu . Apa ibu keberatan kalau langit tinggal ? "
" Tentu saja tidak, lagian ibu juga sudah sehat kok . Kalau malam juga di depan rumah ramai ada petugas pos ronda . Gak usah khawatirkan ibu " ucap sang ibu menenangkan .
" Maaf ya buk , langit harus ninggalin ibu sendirian " sesal langit .
" Tidak papa , kanza lebih membutuhkanmu sekarang , apalagi kanza sudah banyak membantu kita , sudah seharusnya kamu membantu kanza juga "
" Buk " langit menatap lekat wajah ibunya " ibu sayang sama kanza bukan karena merasa berhutang budikan ?" Tanya langit tiba-tiba .
Ibu langit langsung menghadiahi langit jitakan di kepalanya .
" Aw awww buk sakitt " protes langit sembari mengusap kepalanya yang di jitak .
" Lagian kamu ini ngomong sembarangan banget , apa ibu sejahat itu di matamu " rajuk sang ibu .
Langit langsung memeluk ibunya dari samping dan menyandarkan kepalanya di pundak sang ibu .
" Ibu adalah ibu langit yang paling tulus dan baik , hanya saja langit takut kalau selama ini ibu cuma sedang membalas budi bukan karena sayang "
" Langit , walaupun kanza tidak menolong ibu saat itu , ibu akan tetap menyayangi kanza , siapa pun temanmu selain kanza , ibu juga akan memperlakukannya sama . Apalagi ini kanza , anak baik , tidak pernah melihat siapa pun dengan berbeda . Siapa coba yang tidak suka kanza , kamu jugakan ? " Tanya sang ibu memandangi langit dengan senyum sahajanya .
" Terima kasih ya buk , sudah menyayangi kanza . Dia juga butuh ibu selain aku . Dia sudah tidak punya ayah seperti langit , tapi dia juga sudah tidak punya ibu , sedangkan langit masih punya . Jadi langit mohon terima kanza sebagai anak ibu juga ya ? "
Ibu langit terlihat terkejut dengan bola mata membulat saat mendengar ucapan langit , beliau langsung memeluk langit .
" Kalau begitu , anak ibu juga harus bisa menjaga kanza . Jangan pernah menyakiti atau mengecawakan kanza ya nak , kalau itu terjadi sama saja kamu menyakiti hati ibu " nasehat ibu langit .
Langit mengangguk dan berjanji dalam hatinya .
***
Langit sudah sampai di rumah sakit , dia membawa seragam serta buku pelajaran agar besok tidak harus pulang kerumahnya .
Langit berjalan dengan terburu-buru , tidak sabar melihat keadaan kanza .
" Lepassss , lepassss kalian jahat lepasss hiikss lepasssa ku mohon lepass "
Langit mematung sesaat begitu mendengar teriakan gadis yang sangat kenalinya , dia langsung berlari begitu menyadari itu suara kanza .
Ada dua bodyguard yang menjaga pintu disana , langit tidak melihat pak awan maupun buk reta di tempat kursi tunggu .
" Akuu mau matii , aku mau matiii , ibu tolong akuu "
" Tolong buka pintunya !! " Pinta langit dengan nafas memburu .
" Maaf tapi selain keluarga _ "
" Aku langit " ucap langit memotong ucapan pria berbadan kekar didepannya .
Salah satu bodyguard langsung membuka pintu begitu langit menyebutkan namanya .
Ruangan kanza terlihat berantakan bantal , selimut bertebaran , ada tugas pembersih yang tengah membersihkan pecahan beling dan makanan yang sepertinya terlempar .
" Akuu mau matii aku mau menyusul ibu " jerit kanza histeris dengan muka yang memerah karena menangis , rambut panjangnya bahkan sangat berantakan .
Kanza bahkan di jagal beberapa perawat karena terus berontak , ada pak awan , buk reta , juga kakek kanza yang juga membantu menahan kanza .
" Kalian jahatt , tolong akuuu , semuaa jahat " jerit kanza pilu .
Langit tidak tahan melihatnya , ia segera berlari ke arah kanza menyingkirkan beberapa perawat yang sedang menahan kanza .
Langit langsung mencoba memeluk kanza tanpa peduli pada sekitarnya yang kaget melihat ke datangannya .
" Kanzaa tenanggg , tenanggg , ada akuu , aku disini " beri tahu langit pada gadis yang terus berontak serta histeris di pelukannya .
Saat yang lainnya akan kembali memegangi kanza , langit memberi kode mereka dengan gelengan kepala .
Para perawat menatap ke arah kakek kanza meminta persetujuan beliau . Kakek kanza pun mengangguk .
Mereka memberi ruang pada langit .
" Sayang ini aku , aku langit , langit birumu , aku disini "
Kanza berhenti berontak dan menjerit saat mendengar nama langit . Gadis itu menatap wajah langit seolah memastikan ia benar-benar langit .
" Laaangiiiittt hikkss langiitt tolong aku mereka jahaaaaat ... Hiiks " adu kanza menangis ketakutan dan memeluk langit erat .
" Mereka tidak jahat sayangg , mereka hanya ingin menolongmu " jelas langit pelan-pelan sembari membelai punggung kanza , berusaha menenangkannya .
" Tidak mereka jahaatt langitt mereka jahat , ayah dan kakek jahat , mereka jahat " Raung kanza .
Pandangan langit seketika mengarah pada kakek kanza yang ternyata menatap kanza terluka , kedua matanya bahkan nampak berkaca-kaca .
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Biru
Teen Fiction" Aku diam , bukan karena tidak memiliki ingin , tapi karena aku menyadari posisiku " Ersya Kumala . " Terlalu banyak kata andai , tapi aku tahu itu tidak akan mengubah apapun " Anugrah Yoga .