36

169 6 1
                                    

Di kelas hanya tertinggal langit dan kanza yang duduk bersebelahan , pandangan mereka sama-sama berpusat pada papan tulis di depan.

" Aku tidak tahu kenapa kamu tiba-tiba mendiamiku bahkan sampai menjauh . Jujur aku bingung dan sempat berpikir apakah aku melakukan kesalahan tanpa aku sadar ? Sampai kamu seperti ini . " Ungkap langit menghembumbuskan nafas berat

" kalau aku ada salah aku minta maaf " sambungnya sembari mengalihkan perhatiannya pada kanza yang masih bergeming bahkan tidak menatap langit barang sedetik pun .

" Aku terus berpikir , namun aku sama sekali tidak bisa menemukan jawaban atas perubahan sikapmu . Kanza , aku tidak marah bahkan membencimu , aku hanya sedikit kecewa atas sikapmu , aku juga tidak berhak menuntut penjelasanmu . Aku hanya ingin kamu tahu , kalau bukan aku yang meninggalkanmu , bukan aku yang menjauhimu . Karena seperti janjiku , aku tidak akan pernah meninggalkanmu . " Ucap langit lembut tapi mampu menusuk relung hati kanza .

Tiba-tiba tatapan kanza beralih pada langit , mungkin gadis itu mencari ke sungguhan dimatanya .

Langit mengeluarkan sebuah kunci motor dan ponsel dari dalam tasnya .

" aku ingin mengembalikan ini , juga terima kasih atas segala kebaikanmu yang tidak akan pernah bisa aku balas . Setelah ini , kamu harus berjanji padaku " bibir langit terasa bergetar , mungkin ini akan menjadi kata-kata terakhir yang langit ucapkan pada kanza .

" janji padaku kalau kamu akan baik-baik saja , cerita pada siapa pun yang kamu percaya jika sedang sedih , jangan memendamnya sendiri " Ucap langit kelu , dengan bibir yang berusaha terus tersenyum .

Ada air mata yang menetes di pipi kanza , dengan perasaan takut dan ragu langit menghapusnya , namun tanpa di duga kanza tidak menolak perlakuan langit .

Bukannya mereda justru air mata kanza semakin berjatuhan saat jemari langit masih mengusap kedua pipinya yang basah .

Langit segera mendekap kanza erat ,yang di balas kanza tak kalah erat . Sekarang langit mengerti , walaupun kanza tidak bersuara tapi melalui tangisan pilunya , serta pelukannya memberi sedikit langit jawaban .

Kanzanya masih sama , namun gadis itu menghindari semua orang untuk menyembunyikan luka sekaligus membentengi dirinya untuk bertahan .

" Apapun yang terjadi , datanglah padaku . Aku akan selalu ada kapan pun kamu butuh , aku tidak akan pernah meninggalkanmu , jangan ragu cari aku ya " janji langit berbisik lembut .

***

" Win beli makanan banyak bener tumben , sayang duitmu " ucap umi yang melihat makanan mewah berjejer di depannya .

Ya windy hari ini memesan banyak makanan dari luar bahkan ada beberapa makanan yang terdapat dari sebuah restoran berbintang , windy mengajak semua rekan-rekannya makan bersama saat jam kerja mereka berakhir .

Langit sebenarnya enggan , namun fajrin memaksa langit , berkata tindakan langit sangatlah tidak sopan . Bagaimana pun juga windy adalah teman termasuk sudah mereka anggap keluarga kedua di tempat kerja .

Jadi disinilah langit dan yang lainnya , sebenarnya langit cukup heran, bagaimana gadis itu bisa membeli makanan mahal , sedangkan gaji dari caffe saja tidak cukup untuk membayar separuh makanan di depannya .

" Sebenernya ada apa sih , kamu bikin acara ? Apa ulang tahun ? Perasaan ulang tahunmu masih lama " tanya umi lagi penasaran .

" Udah sih , makan aja dulu mbak , nanti aku jelasin " jawab windy dengan senyum yang masih bertahan sedari tadi .

Tapi tentu saja , semua yang ada di situ belum ada yang sedikit pun menyentuh makanan windy . Mereka semua masih menanti penjelasan windy .

" Tenang aja sih , ini pakai uang halal kok , kalian takut ya aku pakai uang dari yang ga bener " ucap windy merasa tersinggung .

" Bukan begitu , hanya saja aneh . Aku bukan maksud menghina atau bagaimana ya " kali ini fajrin angkat bicara " hanya saja , tiba-tiba kamu membeli makanan sebanyak dan semahal ini  , kan sayang uangnya win , mubazir , kalo kita sih senang-senang aja dapat makanan gratis . Tapi kami tahu kehidupanmu seperti apa . Jadi rasanya gimana ya " fajrin menggaruk-garuk keningnya bingung harus berkata apa .

" Kamu ngga nguras tabungan atau ngejual apapun kan hanya untuk beli makanan ini ? Apaaa kamu ngelakuin ini hanya karena ingin seperti kanza ? Ya ampun win , kalo mau bersaing ja_ "

Anton langsung membekap mulut umi dengan gemas , yang mendapat tatapan tajam juga dari fajrin , membuat umi meringis .

" Jangan bawa-bawa kanza " ucap langit tegas .

" Sesusah itu ya ternyata hidupku selama ini " ucap windy menunduk dan tersenyum pedih apalagi mereka membandingkannya dengan kanza " padahal harusnya aku mendapatkan kehidupan layak " windy mengangkat pandangannya dan menatap langit penuh arti " andai saja tidak ada wanita yang merebut kebahagiaan orang tuaku , mungkin hidupku bisa lebih baik dari kehidupan kanza . "

Entah kenapa ucapan windy mendadak membuat langit membeku .

Langit BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang