▪︎chapter 3: mistakenly sent▪︎

35.4K 850 8
                                    

Kedua mata Raka tengah fokus menatap ke arah layar televisi di depannya yang sedang memperlihatkan pertunjukkan sepak bola yang cukup seru sementara di depannya ada bekas camilan yang sejak siang sudah ia beli. Sengaja ia lakukan karena untuk menemaninya menonton acara bola sore ini, ditambah lagi sekarang adalah hari libur nasional dan tidak ada pula panggilan darurat dari kliennya untuk mengajak bertemu. Sepertinya sebagian besar kliennya yang memang kebanyakan pria juga sedang menonton acara bola yang sama sehingga itu cukup menjadi keuntungan untuknya hari ini. Setidaknya sampai ponsel Raka yang ada di atas meja bergetar, ia membuka sebuah chat yang baru masuk karena mengira itu mungkin klien perempuan yang mungkin tidak menonton bola.

Begitu Raka mengalihkan pandangannya dari televisi ke arah ponsel, ia melihat bahwa chat yang masuk berasa dari grup keluarganya yang beranggotakan Prof. Edi, Bu Hilda, Kak Naya, Mira, Della dan tentunya Raka sendiri. Sejenak ia mengernyit heran melihat kalimat yang dikatakan oleh Bu Hilda sebagai pembukaan di grup di mana beliau mengatakan kalau di rumah sedang ada banyak makanan. Ya, Raka tahu kalau biasanya mereka memang lebih sering membeli makanan di luar daripada menikmati hidangan yang dibuat oleh ART yang bekerja di rumah Prof. Edi dan Bu Hilda. Akan tetapi, seingatnya jarang sekali Bu Hilda menggembar-gemborkan perihal 'ada banyak makanan di rumah' seperti ini kecuali jika sedang ada acara tertentu.

Tunggu sebentar. Apa ada yang Raka lupakan belakangan ini? Sepertinya tidak. Hari ini tidak ada yang berulang tahun dan tidak ada acara khusus apapun hari ini seingatnya. Lantas dalam rangka apa? Ah, mungkin memang Bu Hilda sedang ingin berkumpul saja bersama anak-anaknya mengingat ibunya itu terkadang suka bersikap berlebihan. Bu Hilda bisa bersikap terlalu melankolis jika sudah berhubungan dengan anak-anaknya, bahkan pernah suatu kali Bu Hilda terus mengirimkan pesan motivasi dan semangat di hari pertama Raka magang di law firm milik Prof. Edi sampai wanita paruh baya itu juga sempat meneleponnya sambil menangis-nangis ketika Raka akan kuliah S2 di Australia dulu.

Setelah Raka membalas chat di grup keluarganya tersebut, pria itu kembali fokus menonton pertandingan sepak bola di televisi tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Raka membalas chat di grup keluarganya tersebut, pria itu kembali fokus menonton pertandingan sepak bola di televisi tadi. Tidak sampai 10 detik terlewat, lagi-lagi ponselnya bergetar dan kali ini tidak hanya bergetar sekali saja. Sepertinya ada balasan-balasan terbaru di grup dan kali ini Raka kembali memeriksa WhatsApp yang masuk sampai ia sadar bahwa hari ini ia belum bertukar kabar dengan Rana ketika ia menemukan kolom obrolan dengan gadis itu di bagian bawah obrolan grup keluarga. Sebenarnya Raka memang sengaja tidak menghubungi bukan karena mereka sedang ada masalah, melainkan setahunya kalau hari ini Rana punya banyak kesibukan seperti bertemu dengan para dosen pembimbingnya untuk membicarakan perihal revisi skripsi gadis itu.

 Sebenarnya Raka memang sengaja tidak menghubungi bukan karena mereka sedang ada masalah, melainkan setahunya kalau hari ini Rana punya banyak kesibukan seperti bertemu dengan para dosen pembimbingnya untuk membicarakan perihal revisi skripsi gadi...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diam-diam Raka tersenyum saat berbalasan chat dengan Rana dan di saat yang sama ada pula chat masuk dari grup keluarga miliknya. Ketika Raka hendak membalas chat di obrolan grup keluarganya tersebut, tiba-tiba Raka mendapatkan telepon dari Gading. Tumben sekali orang itu menghubunginya, biasanya Gading lebih sering mengirimkan chat jika bukan sesuatu yang penting. Maka dari itu, sebelum mengangkat telepon dari Gading, Raka menyempatkan diri untuk membalas chat lebih dulu. Setelahnya, barulah ia menerima panggilan telepon dari Gading.

"Halo, kenapa?" tanya Raka langsung.

"Bang, gua besok mau ke rumah lu, ya. Mau main aja barengan sama Noel. Kalo Bang Martin sama Bang Nathan belom ada jawaban, paling mereka join abis dari gereja," jawab Gading langsung ke intinya. "Lu besok ada di rumah, kan?"

"Ada. Ya udah dateng aja. Bawa makanan, ya," kata Raka sedikit bergurau.

"Hmmm, iye, iye. Udah dulu, ya."

"Hm."

Raka menjauhkan ponselnya setelah selesai bicara dengan Gading di telepon. Pria itu menaruh ponselnya di atas meja dan hendak fokus menonton pertandingan bola sampai baru teringat kalau ia belum membalas chat yang mungkin saja sudah memenuhi kolom notifikasi ponselnya. Lalu, Raka memeriksa ponselnya lagi dan ketika membuka kolom obrolan keluarganya seketika saja kedua mata pria itu terbelalak lebar. Ia langsung mengumpat dalam hati ketika menyadari bahwa ia telah melakukan kesalahan yang cukup memalukan untuk ia lakukan di depan keluarganya. Astaga, bagaimana bisa Raka tidak fokus saat membalas chat tadi? Sialan!

Mendadak ia teringat dengan kesalahan yang pernah dilakukan oleh Rana dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendadak ia teringat dengan kesalahan yang pernah dilakukan oleh Rana dulu. Ada yang bilang kalau jodoh itu biasanya memiliki banyak kemiripan, entah secara fisik atau perilaku. Mungkin untuk kasus Raka dengan Rana adalah kesamaan secara perilaku. Hmm, atau mungkin lebih kemiripan dalam melakukan kesalahan. Sepertinya Raka perlu menyalahkan ini kepada Gading yang mendadak meneleponnya di saat pria itu sedang sibuk berbalas chat atau bisa juga ia menyalahkan pertandingan sepak bola di televisi. Padahal kalau dipikir lagi, semua kesalahan sebenarnya hanya ada pada diri Raka sendiri.

TBC
.
.
.
.
.
Shortest chapter so far. 782 words wkwkwk. Besok tidak ada update dulu ya. Sampai ketemu di ▪︎chapter 4: hickeys▪︎ hari Sabtu.

SPOUSE 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang