▪︎chapter 11: video call▪︎

20.7K 416 4
                                    

Rana mendengkus sebal begitu ia melihat ke arah jam di dinding lagi untuk ke sekian kalinya sejak ia berada di ruang makan dan kemudian ia kembali menatap hambar ke arah beberapa hidangan makanan yang sudah tersedia di atas meja makan yang dipenuhi oleh makanan-makanan kesukaannya serta kesukaan Raka. Hari ini memang melelahkan karena ia memasak beberapa menu dengan bantuan resep dari dr. Runi dan Sharon sementara beberapa menu sisanya ia pesan dari restoran langganannya bersama Raka, bahkan Rana juga tidak menerima bantuan Bi Sri dalam memasak karena ingin semuanya ia lakukan sendiri. Tentu saja momen perayaan ulang tahunnya yang ke 22 tahun patut dirayakan secara istimewa. Apalagi ini adalah tahun pertama ia merayakan ulang tahunnya sebagai istri dari Raka.

Namun, nyatanya harapan memang biasanya tidak sesuai dengan realita yang ada. Tadi pagi Raka sudah membuat janji kalau pria itu akan tiba di rumah sebelum pukul 7 malam agar mereka bisa makan malam bersama sekaligus merayakan ulang tahun Rana, tentunya setelah Raka juga memberikan kado ulang tahun yang tidak mau Rana sebutkan karena khawatir ia akan dianggap pamer. Lalu, sekarang ia sudah terjebak di ruang makan sendirian ketika jam di dinding sudah menunjukkan pukul 8 malam. Raka telat 1 jam dari waktu yang sudah dijanjikan dan pria itu bahkan susah dihubungi. Telepon tidak diangkat dan chat juga dibaca saja pun tidak. Setidaknya berikan kabar pada Rana mengenai keterlambatan pria itu.

Bukannya Rana ingin mengeluh, tentu saja ia sudah tahu betul tentang kesibukan suaminya sejak mereka sebelum menikah dan Rana pun menerima konsekuensi tersebut. Hanya saja, Rana tidak pernah menyangka kalau Raka akan sesibuk ini sampai-sampai melewatkan beberapa momen penting. Yah, tapi ia juga tidak bisa menyalahkan. Mereka berdua baru kembali dari honeymoon singkat 5 hari itu seminggu yang lalu sehingga sudah pasti ada beberapa pekerjaan yang mau tak mau Raka tinggalkan demi liburan bersama Rana. Jadi, wajar jika pekerjaan pria itu turut menumpuk dan Rana tidak boleh bersikap egois di sini. Hingga berikutnya Rana mendapatkan sebuah balasan singkat dari Raka di ponselnya di mana pria itu hanya mengatakan kalau ia akan pulang larut hari ini dan meminta Rana untuk tidak menunggunya.

Dengan penuh rasa kesal, Rana mengunci ponselnya dan menaruhnya lagi di meja makan sebelum ia mulai menyantap salah satu menu yang sudah ia masak dengan susah payah. Bahkan cara Rana mengunyah makanan pun bisa terlihat dengan jelas betapa buruknya suasana hati gadis itu sekarang. Tetapi, kunyahannya terhenti saat ponselnya bergetar dan begitu ia memeriksanya ternyata ada sebuah panggilan video yang masuk dari Raka. Rana mengernyit heran karena ia pikir Raka sesibuk itu di law firm sampai tidak ada waktu untuk mengabarinya dari tadi. Akan tetapi, pria itu malah melakukan video-call dengannya sekarang.

"Apa?" tanya Rana ketus setelah menerima panggilan video tersebut.

Namun, kemarahan Rana langsung redup begitu ia melihat Raka memberikan gestur berupa menaruh telunjuk di depan mulutnya seolah-olah memberi tahu Rana untuk tidak membuat suara. Jelas sekali Raka masih di ruangannya yang ada di law firm dan di saat yang sama Rana bisa mendengar suara beberapa orang di ruangan itu, ia mengenali beberapa suara seperti milik Bang Martin, Bang Nathan, dan bahkan Pak Gading. Tapi, Rana tidak bisa menangkap dengan jelas apa yang sedang mereka bicarakan dan yang pasti sepertinya sedang ada masalah serius di sana sehingga Rana memilih untuk tidak ikut campur.

Lalu, ia melihat Raka tampak seperti menulis sesuatu di atas kertas yang ada di meja kerjanya sebelum diperlihatkan kertas itu ke arah kamera sehingga Rana bisa membaca apa yang tertulis di sana.

'Sekali lagi happy birthday dan maaf karena rencana malam ini malah batal. Masalah di kerjaan bener-bener nggak bisa ditinggal apalagi ditunggu kelar besok. Semoga kamu bisa ngerti. Untuk makanan yang udah kamu masak nggak apa-apa semisal kamu makan semua atau mau dibagi ke Bi Sri sama Pak Ujang. Saya bakal seneng semisal kamu sisain buat saya karena saya juga belum makan malem, tapi itu hak kamu. Sebagai gantinya, weekend kita ngedate. Deal? Yang penting kamu makan dulu sekarang, saya awasin kamu lewat vcall ini.'

Rana terdiam sebelum tersenyum hangat. Ia memberi jawaban dengan sebuah anggukan kepala singkat sehingga Raka turut tersenyum lega dengan respons dari Rana tersebut. Walaupun suaminya itu membatalkan janjinya hari ini karena pekerjaan, setidaknya Raka masih punya inisiatif untuk minta maaf dan menghubunginya seperti ini.

TBC
.
.
.
.
.
Such a short chapter, tapi nggak apa-apa lah ya wkwkwk. Semoga tetep suka walaupun singkat. See you on the next chapter. ▪︎chapter 12: blow job 🔞▪︎

SPOUSE 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang