▪︎chapter 28: condom 🔞▪︎

18K 207 1
                                    

Raka membuka pintu kamarnya begitu ia mendengar suara ketukan pada pintu kamar tersebut dan berikutnya ia melihat sosok Pak Ujang berdiri di depan sana seraya membawa sekantung plastik yang sudah bisa ia tebak isinya. Pak Ujang menyerahkan plastik tersebut kepada Raka dan sebagai gantinya, Raka menyerahkan selembar uang berwarna merah kepada Pak Ujang. Sejenak Pak Ujang memandang uang pemberiannya tersebut sebelum kembali menatapnya bingung.

"Mohon maaf sebelumnya, Pak. Tapi, kata driver-nya tadi kalo bisa bayarnya uang pas aja," sahut Pak Ujang.

"Nggak apa-apa. Bilang aja kembaliannya ambil semua," balas Raka santai. "Makasih banyak ya, Pak."

"Iya, Pak, sama-sama."

Ia menutup pintu kamarnya lagi dan kemudian Raka duduk di kursi kosong yang ada di dekat meja kamarnya. Lalu, Raka mulai mengeluarkan isi plastik yang dibawa oleh Pak Ujang barusan dan berikutnya ia bisa melihat beberapa benda berbahan karet dengan macam-macam warna serta rasa. Sebenarnya ini adalah pertama kalinya Raka akan menggunakan benda semacam ini, kalau saja bukan karena aturan yang diberikan oleh obgyn waktu itu sudah pasti ia akan lebih memilih untuk melakukannya tanpa pengaman apapun seperti biasa. Berhubung ini adalah pertama kalinya, Raka memutuskan untuk membeli berbagai macam kondom dari merk-merk yang berbeda.

Benar sekali, ia sudah membuat keputusan untuk melakukan seks lagi dengan Rana hanya saja kali ini ia tak punya pilihan selain menggunakan kondom. Sejujurnya Raka juga tidak tahu persis rasanya akan seperti apa ketika kejantanannya diselimuti oleh benda asing tersebut. Yang pernah ia dengar dari cerita Martin adalah kondom merupakan benda yang kurang menyenangkan saat digunakan pada kegiatan seks. Raka tidak tahu apakah itu tergantung pemakainya atau Martin mungkin salah dalam menggunakannya. Yang jelas Raka baru akan mengetahuinya nanti setelah ia merasakannya langsung.

Bertepatan dengan itu, pintu kamar mandi terbuka dan ia melihat Rana melangkah keluar dari sana dengan mengenakan piyama tidur khusus untuk ibu hamil seperti biasanya. Sebelum Raka sempat membahas tentang apa yang baru saja ia beli, Rana sudah lebih dulu melihat kumpulan kondom tersebut di atas meja.

"Tunggu ..., itu ... bukannya kondom, ya?" tanya Rana. "Kamu beli barusan?"

"Iya. Saya beli online karena menurut saya agak malu-maluin aja beli kondom pas di kasir. Yang nerima dari driver-nya juga Pak Ujang dan Pak Ujang juga nggak tau isinya apaan," jawab Raka penuh kejelasan. "Malem ini juga saya mau langsung coba sama kamu. Nggak tau sih bakal cocok atau nggak. Jadi, lepas handuknya sekarang juga."

"Apa? Tunggu--"

Tanpa membiarkan Rana menyelesaikan ucapannya, Raka sudah lebih dulu melepaskan handuk yang ia kenakan dan berikutnya suaminya itu langsung membantunya untuk merebahkan diri senyaman mungkin di salah satu sisi tempat tidur. Pria itu turut berbaring di sampingnya dan kemudian Raka membantu Rana untuk sedikit memiringkan tubuhnya tanpa membuat wanita itu merasa nyeri atau tidak nyaman.

Rana mulai mendesis pelan saat merasakan tangan Raka yang mulai menggerayangi setiap sisi tubuhnya yang sudah tidak lagi tertutup oleh sehelai benang pun. Leher jenjangnya yang mulus menerima setiap kecupan yang diberikan oleh bibir Raka hingga kecupan tersebut berubah menjadi sebuah pagutan yang meninggalkan bercak kemerahan di lehernya. Serangan Raka kini berganti ke arah bibir Rana yang terbuka dan mulai mengeluarkan desahan, dipagutnya bibir itu bersamaan dengan lidahnya yang melesak masuk ke dalam mulutnya.

Tangan Raka mulai sibuk meremas payudara Rana yang membesar karena kehamilannya, sesekali ia memainkan puting payudaranya itu tanpa memilinnya seperti biasa karena sejak awal Rana sudah bilang kalau bisa saja payudaranya mulai memproduksi ASI. Bokong Rana pun tak luput juga dari remasan tangan Raka. Tubuh Rana sekarang benar-benar membangkitkan gairah seksualnya di saat perempuan itu justru merasa tidak begitu percaya diri karena bentuk perutnya. Tiba-tiba Raka menghentikan semuanya, ia beranjak duduk untuk melepas pakaian atasannya dan melemparnya secara sembarangan.

SPOUSE 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang