▪︎chapter 23: no sex▪︎

11.4K 253 7
                                    

Acara wisuda yang diadakan oleh Monash University berlangsung dengan meriah dan juga lancar dari awal hingga akhir acara. Raka pun selaku suami tentunya merasa bangga dengan pancapaian yang telah diraih oleh Rana meskipun ada di beberapa momen ia merasa kalau istrinya itu terlihat biasa saja atau malah seperti sedang mengkhawatirkan sesuatu. Tentu saja Raka bukanlah pakar ekspresi, ia hanya mengira-ngira saja dikarenakan hari ini Rana jauh lebih pendiam dari biasanya. Sejak pagi ini, semua pertanyaan atau ucapan Raka hanya ditanggapi secara singkat oleh Rana.

Hal itu lantas membuatnya bertanya-tanya, apakah ia melakukan kesalahan? Atau Rana tidak begitu senang dengan wisudanya karena hanya Raka yang datang? Tapi, gadis itu sudah tahu sejak lama kalau keluarga mereka berhalangan hadir karena sebab-sebab yang memang bisa dimaklumi dan meskipun demikian, Rana justru mendapatkan hadiah dari mereka untuk kelulusannya. Lalu, apa memang karena Raka berbuat salah? Puncak kecurigaannya adalah ketika mereka makan siang berdua selepas acara wisuda dan Rana menolak makan karena merasa mual. Baiklah, mungkin Rana bukan sedang marah padanya. Gadis itu hanya sedang kurang sehat. Yah, sakit yang datang di waktu yang tidak tepat. Alhasil, mereka berdua segera pulang ke hotel selesainya Raka menghabiskan makan siangnya.

Bicara soal hotel, apartemen yang dulu Rana tempati memang sudah tidak mereka sewa lagi sejak gadis itu menyelesaikan tesisnya dan dinyatakan hanya perlu menunggu waktu wisuda saja. Itulah mengapa Raka memesan kamar hotel untuk mereka karena menurutnya ia dan Rana hanya akan menghabiskan waktu selama 1-2 hari di Melbourne sehingga tidak perlu menyewa apartemen lagi. Lalu, kini keduanya sudah berada di kamar hotel yang mereka pesan dan berikutnya Raka melihat Rana langsung berbaring di atas kasur mereka dengan wajah yang menyiratkan kelelahan. Raka pun duduk di dekatnya sambil membantu Rana untuk melepaskan sepatu heels yang terpasang di kedua kakinya itu.

"Seharusnya nggak perlu Mas Raka yang lepasin sepatu saya. Justru saya yang seharusnya lepasin sepatu Mas Raka," sahut Rana.

"Saya lakuin itu karena kamu keliatan capek dan kurang sehat," balas Raka sebelum memandang sang istri penuh rasa khawatir. "Beberapa hari belakangan ini saya perhatiin kalo kamu kayak banyak murungnya dan puncaknya adalah hari ini di mana kamu bener-bener banyak diem. Yang paling aneh kamu nolak makan siang tadi dan sempet mual. Kalo kamu sakit, kita ke dokter sekarang juga sebelum sakit kamu semakin parah."

Rana menggeleng cepat. "Em, nggak usah, Mas. Saya nggak mau cek ke dokter. Lagian mual gini juga hal yang biasa kok dan saya berani jamin kalo saya bener-bener sehat. Mas nggak perlu khawatir kok."

"Kamu yakin?" tanya Raka.

"Iya," Rana mengangguk. "Hmm, saya mau mandi aja deh. Mendadak hawanya jadi gerah."

Pria itu terdiam sebelum turut mengangguk. "Ya udah."

Raka memperhatikan Rana yang baru saja memasuki kamar mandi dan pria itu memutuskan untuk berbaring kali ini di ranjang yang sama. Sesekali ia tampak sibuk berbalas chat dengan klien mengenai pekerjaan dan tak lupa ia juga menanyakan beberapa hal perihal keadaan di kampus melalui Kemal mengingat beberapa hari ini ia berhalangan untuk hadir. Lalu, fokus Raka mulai buyar begitu Rana keluar dari kamar mandi hanya dengan melilitkan handuk yang menutupi area dada hingga paha gadis itu. Melihat Rana dengan tampilan semacam ini membuat Raka memutuskan untuk menaruh ponselnya di meja nakas dan meneliti penampilan istrinya itu dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Saya mau ambil baju," sahut Rana seolah-olah tahu bahwa kehadirannya dengan hanya mengenakan handuk saja membuat Raka merasa heran. Gadis itu menghampiri koper mereka untuk mencari pakaiannya. "Tadi saya langsung mandi sampe lupa buat bawa baju ke dalem."

"Nggak usah pake baju juga nggak apa-apa," balas Raka begitu ia sudah berdiri di belakang Rana. Kedua tangannya memeluk sang istri erat dari belakang sementara dagunya ditaruh di atas pundak kiri Rana. "Kamu kan tau saya lebih suka kalo kamu telanjang."

SPOUSE 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang