▪︎chapter 27: gender reveal▪︎

8.6K 196 0
                                    

Antrean untuk pemeriksaan dr. Intan Kusumaningsih, Sp.OG. di Rumah Sakit Kenanga Medika hanya tersisa 1 orang lagi dan Rana rasanya tidak sabar untuk segera mengetahui perkembangan janin di dalam rahimnya. Ia sempat mendengar kabar kalau sebelumnya antrean untuk obgyn tersebut cukup banyak untuk sesi pemeriksaan di malam hari dan untungnya Rana sudah melakukan pendaftaran via online kemarin. Ia pun datang saat masih ada 2 orang yang sedang menunggu giliran dan Rana hanya perlu melakukan pemeriksaan seperti berat badan hingga pemeriksaan tekanan darah sebelum menunggu gilirannya.

Bicara soal obgyn, dr. Runi yang merekomendasikan dr. Intan kepadanya setelah Rana memberi kabar perihal kehamilannya tersebut beberapa bulan yang lalu. Awalnya Rana memang memiliki keinginan untuk mengurus kehamilan hingga kelahiran buah hatinya nanti di rumah sakit khusus ibu dan anak, tetapi ia pikir mungkin tidak ada salahnya jika ia melakukan pemeriksaan hingga kelahiran nanti di rumah sakit yang menjadi tempat ibunya bekerja. Toh, pelayanan di rumah sakit ini juga terbilang bagus dan Rana pun merasakannya sendiri terutama dr. Intan merupakan obgyn yang ramah. Bahkan bisa dibilang juga cukup sabar dalam menjawab berbagai macam pertanyaan yang Rana lontarkan dikarenakan ini adalah pertama kalinya ia hamil.

Mengingat saat ini pasien yang terkena virus Covid-19 sedang meningkat pesat, dr. Runi pun merasa akan lebih mudah bagi beliau jika ingin menjenguk Rana dikarenakan seluruh rumah sakit di Jakarta sedang menerapkan aturan tidak boleh ada yang menjenguk pasien rawat inap. Tentu saja dengan pengecualian 1 orang yang akan berjaga sementara Rana pun sadar Raka memiliki banyak kesibukan yang berkaitan dengan pekerjaan. Setidaknya di RS Kenanga Medika ia bisa ditemani dr. Runi untuk sementara waktu apabila Raka memiliki kesibukan yang mendesak. Meskipun Raka selalu mengatakan pria itu akan meninggalkan semua pekerjaan saat Rana dirawat setelah melahirkan, bagaimanapun juga Raka merasa ia adalah suami yang masih sanggup menjaga istrinya dan tentu tidak ingin merepotkan ibu mertua.

Bicara soal suami, tak sengaja Rana menemukan beberapa ibu hamil lainnya yang tengah duduk di depan ruang pemeriksaan. Mereka semua ditemani oleh suaminya atau paling tidak dengan seorang ibu, entah itu ibu kandung atau ibu mertua. Kalau boleh jujur, sebenarnya Rana cukup iri setiap kali ia datang memeriksa kandungannya dan ia hanya datang sendirian tanpa ditemani oleh siapapun. Bu Hilda jelas tidak bisa karena harus menjaga Prof. Edi di rumah, Kak Naya maupun Mira sudah memiliki rumah tangga yang tak bisa ia tembus, dr. Runi tentunya sibuk bekerja di rumah sakit seperti biasa sehingga Rana tak enak jika meminta ditemani dan Raka ... yah, pria itu juga sibuk dengan pekerjaannya. Apalagi barusan Raka juga memberi kabar kalau pria itu mungkin bisa pulang agak malam.

Alhasil, Rana pun pergi sendiri dan tentunya ia sempat minta diantar oleh Pak Ujang. Sebenarnya bisa saja Rana minta ditemani oleh Bi Sri, tapi nanti tidak akan ada yang memasak untuk makan malam. Sharon, Della, dan Oliv pun sibuk bekerja karena ini masih terhitung weekday dan ia juga tidak ingin diantar oleh Nando maupun Moses karena mereka bukanlah suaminya. Kemal? Ah, ya, memang bisa. Tapi, ia ragu untuk meminta Kemal agar menemaninya memeriksa kandungan. Adiknya itu sibuk dengan skripsi karena sedang mengejar target lulus kuliah tahun ini. Jadi, Rana merasa tidak punya pilihan lain selain menjadi seorang ibu hamil yang mandiri. Meskipun sejujurnya ia merasa akan senang sekali jika Raka bersedia datang menemaninya.

"Ibu Diajeng Kirana Pramudita!" seprang suster memanggil namanya setelah keluar dari ruang pemeriksaan.

"Iya."

Rana bergegas masuk ke dalam sambil membawa tasnya. Setelah di dalam ruang pemeriksaan, Rana duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan dr. Intan dan kemudian suster yang memanggilnya tadi menyerahkan buku catatan kehamilan milik Rana kepada sang obgyn.

"Haiii, Ibu Rana," sapa dr. Intan ramah sebelum membaca apa yang tertera di buku catatan kehamilannya. "Normal semua ya, Bu. BB-nya 60 kg, tensi 116/80. Udah nggak ada perdarahan juga dan mual juga udah nggak ada, ya. Di sini katanya kalo bersin kadang suka keluar cairan yang merembes gitu ya, Bu?"

SPOUSE 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang