Raka hanya bisa memandang penuh rasa khawatir ke arah pintu kamar mandi yang tertutup rapat di kamarnya setiap kali terdengar suara Rana yang tengah muntah-muntah dari dalam sana. Padahal niat awal gadis itu masuk ke kamar mandi adalah untuk mandi, bukan untuk muntah seperti apa yang tengah terjadi sekarang. Memang mual hingga muntah adalah hal yang lumrah terjadi pada setiap perempuan yang tengah mengandung, apalagi usia kandungan Rana saat ini masih terbilang muda. Meskipun itu adalah hal yang wajar, Raka sebagai suaminya tentu tetap merasa khawatir karena muntah artinya asupan yang masuk ke tubuh Rana pun turut keluar dan di saat yang sama Rana juga susah menerima makanan.
Jangan salah paham, tentu saja Raka terus berusaha keras untuk menawarkan segala macam makanan yang menurutnya sehat untuk dimakan oleh ibu hamil. Terutama mereka yang sedang mengalami mual hingga muntah seperti Rana. Tetapi, semua makanan yang Raka berikan hanya dimakan sedikit sementara apa yang dimuntahkan oleh Rana justru lebih banyak daripada yang diterima oleh tubuh gadis itu. Untungnya, Rana masih tetap bisa mengonsumsi obat-obat yang telah diberikan dari dokter kandungan serta meminum susu hamil dan yang Raka tahu tensi hingga berat badan Rana pun terbilang stabil meskipun ia sering muntah. Semoga saja keadaan Rana terus membaik ke depannya.
Kemudian, Raka melihat pintu kamar mandi itu terbuka dan memperlihatkan sosok Rana yang baru selesai mandi. Gadis itu mengenakan dress tidur lilac khusus ibu hamil sepanjang lutut dengan berbahan satin. Biasanya wajah Rana akan tampak segar setiap kali gadis itu selesai mandi, tapi yang Raka lihat wajahnya justru menyiratkan kelelahan dan juga tampak pucat. Rasanya ingin sekali ia mengajak Rana untuk mengunjungi dokter kandungan hanya untuk memastikan bahwa keadaan istrinya itu memang baik-baik saja. Tapi, Raka sadar bahwa sebagai suami ia pun tak boleh bersikap parnoan apalagi sampai melakukan hal yang tergolong sebagai tindakan gegabah. Ia harus bisa bersikap tenang agar bisa berpikir jernih jika sesuatu memang terjadi pada Rana.
"Sayang," Raka memanggil istrinya yang baru saja duduk di tepi tempat tidur mereka. "Kamu mau makan apa? Barusan kamu makannya cuma 2 suap. Lagian kamu juga harus minum obat abis ini, kan?"
"Aku nggak kepengen makan apa-apa, Mas. Takut muntah lagi, jadinya malah sayang makanannya masuk cuma buat dimuntahin doang. Lagian makan 2 suap juga cukup kok supaya aku bisa minum obat," tolak Rana halus sebelum meraih plastik obat miliknya yang ada di meja nakas. "Em, Mas, boleh minta tolong ambilin minum nggak? Aku lupa ambil dan masih lemes banget buat banyak jalan."
"Iya. Sebentar, ya. Kamu rebahan aja dulu."
Raka beranjak bangun dari kasur dan bergegas pergi menuju ruang makan untuk mengambil segelas air. Setelah selesai, ia membawa segelas air milik Rana tersebut menuju kamar dan sesampainya di sana ia langsung menyerahkan gelas berisi air putih itu kepada sang istri seraya duduk di sebelahnya. Raka membantu Rana untuk bisa duduk dengan nyaman dan tak lupa ia juga mengganjal punggung Rana dengan sebuah bantal yang ditempelkan ke dipan kasur sehingga istrinya bisa bersandar di sana. Kemudian, Raka meraih plastik obat tadi dan mengambil beberapa butir obat yang sudah disesuaikan dengan aturan minumnya. Ia menyerahkan obat-obat itu kepada Rana dan memastikan sang istri meminum obatnya lancar tanpa hambatan.
Setelah semua obat sudah tertelan dan tentunya Rana sudah banyak minum, Raka membantu istrinya itu untuk kembali berbaring di kasur dan tak lupa menyelimuti tubuhnya dengan selimut hingga sebatas dagu. Akan tetapi, Rana justru menyingkirkan selimut tersebut dengan alasan kalau dirinya mulai merasa gerah belakangan ini dan tentu saja Raka hanya menuruti karena bagaimanapun juga ia yakin kalau Rana yang lebih tahu tentang kondisi tubuhnya sendiri. Lalu, Raka pun meredupkan penerangan di kamar mereka agar Rana bisa tidur dengan lebih nyaman dan pria itu turut berbaring di sebelah istrinya. Berikutnya Raka memeluk Rana dari belakang gadis itu dan tangannya mengusap penuh kasih sayang perut istrinya di mana hal itu membuat Rana benar-benar merasa nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPOUSE 🔞
RomanceNon ebook. A sequel of "Asdos" & "Backstreet". A fluffy romance story with a bit comedy. 🔞 Menikah setelah lulus kuliah sama sekali tidak pernah masuk ke dalam rencana masa depan Rana. Ditambah lagi ia menikah dengan pria yang 12 tahun lebih tua da...