Rana menutup mulutnya begitu ia menguap lebar, rasa kantuk rupanya sudah mulai datang dan ketika ia melihat ke arah jam di dinding ruang tengah barulah ia sadar kalau sekarang sudah cukup larut. Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam sementara ia masih berada di rumah Pak Raka dengan ditemani sekitar 600 hingga 700 undangan di atas meja. Sekarang sudah memasuki bulan November yang artinya hanya tersisa sekitar 2 bulan lagi sebelum memasuki bulan pernikahannya dengan Pak Raka. Sesuai kesepakatan kedua belah pihak, mereka akan menikah di tanggal 11 Januari 2019 dan salah satu alasannya karena sejak awal Rana memang sudah mengemukakan kepada Pak Raka mengenai keinginanya untuk melanjutkan kuliah S2. Bisa ditebak? Rana akan melanjutkan kuliah S2-nya di Monash University, kampus yang sama seperti Pak Raka dulu.
Jangan salah paham, Rana tidak pernah mengharuskan dirinya untuk kuliah S2 di luar negeri sampai Pak Raka menawarkannya perihal kuliah di kampus lamanya itu. Rana juga sudah bersikeras kalaupun ia kuliah di luar negeri bukan berarti ia harus satu almamater dengan Pak Raka dan tentunya Rana ingin membiayai kuliahnya sendiri. Tapi, Pak Raka adalah orang paling tidak mau kalah dalam perdebatan dan sejak awal pun Bu Hilda sudah memberinya peringatan kalau Rana harus menjadi pihak yang sabar saat berhadapan dengan Pak Raka serta tentunya mau mengalah. Jika ia mengikuti egonya, maka itu hanya akan membuat hubungannya dengan Pak Raka hancur berantakan. Maka dari itu, Rana dengan terpaksa mengiyakan saja kemauan Pak Raka selama itu baik untuk mereka berdua.
"Tunggu," sahutan dari Pak Raka membuat Rana mulai fokus pada pria itu. Ia melihat Pak Raka memegang salah satu undangan dengan kedua alis yang mengerut dalam sebelum akhirnya menunjukkan bagian depan undangan tersebut ke hadapan Rana. "Kamu beneran ngundang Jacob? Dia mantan kamu, kan?"
"Iya," jawab Rana santai. "Saya kan juga ngundang Levy sama Zeorzy."
"Saya bisa ngerti kalo Levy, tapi kenapa 2 orang itu juga kamu undang?" tanya Pak Raka sembari menaruh undangan untuk Jacob di atas meja. "Saya aja nggak ngundang mantan saya."
"Mbak Windy emangnya nggak Bapak undang?" tanya balik Rana.
Pak Raka terdiam sebelum menanggapi. "Saya undang dia karena udah nggak ada masalah utang dan saya anggap hubungan saya sama dia baik-baik aja terutama setelah dia nikah sama temen saya."
"Ya itu juga salah satu alasan kenapa saya undang mereka," ujar Rana. "Saya nggak merasa ada masalah sama mereka, yaaah nggak tau sih kalo mereka ke saya gimana. Tujuan saya kasih undangan nikahan kita ke mereka ya murni untuk kasih kabar pernikahan dan lebih bagus juga kan kalo nambah 2 orang yang mau doain. Lagian saya nggak pernah larang Pak Raka soal undang mantan. Semisal Pak Raka mau undang keenam mantan Pak Raka yang lainnya pun saya nggak akan permasalahin juga. Saya udah nggak ada urusan sama Levy, Jacob ataupun Zeorzy. Sama halnya Pak Raka udah nggak ada urusan sama Mbak Windy dan keenam mantan Pak Raka yang lainnya."
"Sesederhana itu?" Rana mengangguk sebagai jawaban sebelum Pak Raka kembali terdiam. Lalu, pria itu menghela napas dan lanjut memeriksa undangan yang lainnya. "Ya udah. Tapi, saya tetep undang Windy aja karena saya juga udah lost contact sama keenam mantan saya yang lainnya."
Rana terdiam sambil memandang wajah Pak Raka yang kini menunjukkan ekspresi keberatan meskipun pria itu tak mengatakannya sama sekali. Ia tahu kalau pria itu berusaha keras untuk menekan egonya, entah karena memang ingin mengerti Rana atau hanya sekadar gengsi di mana pria itu lebih tua darinya sehingga harus bersikap lebih dewasa.
"Pak," Rana menangkup wajah Pak Raka sehingga mereka berdua saling bertatapan sekarang. Ia tersenyum penuh arti. "Ngundang ataupun nggak ngundang mantan sama sekali bukan masalah. Bukannya saya juga nggak bisa cemburu, saya pun manusia biasa jadi bisa punya rasa nggak suka kalo Pak Raka deket sama perempuan lain. Tapi, kenapa kedatangan mantan pacar saya ke nikahan kita harus jadi beban? Di hari itu kan saya udah jadi istri sah Pak Raka dan Pak Raka juga udah jadi suami saya. Levy, Jacob maupun Zeorzy cuma bagian dari masa lalu saya aja dan mereka semua juga udah ada pasangan. Simple-nya begini, saya ngundang mereka karena saya tau kalo Pak Raka percaya dengan komitmen yang saya buat kalo saya nggak akan macem-macem. Kalo Pak Raka nggak mau ngundang mantan-mantan Pak Raka, saya anggap itu cara Pak Raka menghargai perasaan saya. Clear, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SPOUSE 🔞
RomanceNon ebook. A sequel of "Asdos" & "Backstreet". A fluffy romance story with a bit comedy. 🔞 Menikah setelah lulus kuliah sama sekali tidak pernah masuk ke dalam rencana masa depan Rana. Ditambah lagi ia menikah dengan pria yang 12 tahun lebih tua da...