▪︎chapter 32: shower 🔞▪︎

20.3K 259 3
                                    

Tepat pada pukul 8 malam, Rana tiba di rumah bersama Raka setelah mereka menjemput Raja yang dititipkan di rumah Bu Hilda. Sejak bekerja, tentu saja Rana harus menitipkan putra mereka pada seseorang yang bisa ia percaya. Sebenarnya mereka memang bisa saja menyewa jasa seorang babysitter, tapi Rana lebih memilih untuk menitipkan anaknya itu pada keluarga daripada seseorang yang tidak ia kenal. Bukan ingin menyamaratakan, Rana hanya berusaha untuk mencegah sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Sudah jelas dr. Runi bukan bagian dari pilihannya mengingat ibunya itu sangat sibuk di rumah sakit sehingga Rana memilih untuk menitipkan Raja pada Prof. Edi dan Bu Hilda. Raka pun setuju ditambah lagi kehadiran Raja membuat Prof. Edi terlihat lebih sehat.

Begitu tiba di kamar, dengan hati-hati Rana menaruh Raja yang telah tertidur selama di mobil tadi ke dalam baby box dan ia memastikan lebih dulu kalau putranya itu tidak terbangun. Di saat yang sama, Raka menyusul masuk ke dalam kamar sebelum mengambil handuk yang ada di lemari pakaian. Di saat Rana baru saja duduk di kasur dengan punggung bersandar pada dipan tempat tidur, Raka menoleh ke arahnya.

"Kamu mau mandi duluan?" tanya pria itu.

Ia menggeleng. "Kamu aja."

Pria itu hanya mengangguk sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar mandi. Rana pun meraih ponsel yang sebelumnya sempat ia taruh di atas meja nakas dan hal pertama yang ia lakukan adalah membuka chat obrolan di grup kantornya. Tadi siang memang sempat ada masalah yang tak sengaja dilakukan oleh salah satu rekan kerjanya dan Rana pikir hal itu sudah tidak perlu dipusingkan lagi karena menurutnya itu hanyalah masalah sepele. Tapi, nyatanya atasan mereka masih mempermasalahkan itu di grup kantor.

Ia menghela napas panjang dan memutuskan untuk menyudahi kegiatan membaca permasalahan tersebut di grup kantornya. Rana beranjak berdiri dan berjalan mendekati lemari pakaian untuk mengambil handuk serta mengambil pakaian yang akan ia kenakan untuk tidur malam ini. Selanjutnya Rana mulai menanggalkan pakaian kerjanya satu per satu sebelum melilit tubuh telanjangnya itu dengan handuk. Tetapi, berikutnya ia menoleh ke arah pintu kamar mandi yang terbuka dan terlihat Raka melongokan kepalanya dari dalam kamar mandi tersebut.

"Sayang," Raka memanggilnya dengan wajah yang telah basah oleh air. "Boleh minta tolong nggak? Tolong ambilin baju yang biasa sama boxer di lemari. Lupa bawa tadi."

"Oh, iya. Sebentar ya."

Dengan sigap, Rana langsung melakukan apa yang dikatakan oleh Raka dan setelah mendapatkan beberapa setelan pakaian untuk suaminya itu barulah Rana bergegas menuju depan pintu kamar mandi di mana Raka tengah menunggu. Setelah ia menyerahkan pakaian tersebut, Rana pikir suaminya akan segera menutup pintu dan melanjutkan kegiatan mandi yang tertunda. Tapi, ia salah ketika Raka menanyakan sesuatu kepadanya.

"Raja udah tidur?"

"Udah."

"Pules?"

"Hmm, itungannya sih itu pules. Emang kenapa?"

Tanpa menjawab pertanyaannya, Rana dibuat terkejut ketika Raka melempar pakaian yang ia bawa tadi ke kasur sebelum akhirnya tangan Rana ditarik oleh pria itu ke dalam kamar mandi. Pintu kamar mandi pun telah ditutup rapat dan tanpa membiarkan Rana bertanya, dengan cepat tangan Raka melepaskan lilitan handuk yang menutupi tubuh telanjang Rana tersebut. Baru saja Rana ingin melemparkan protes atas sikap tiba-tiba suaminya itu, tetapi entah ke mana protesnya itu di saat Rana terpaku menatap Raka yang juga tak mengenakan apapun lagi sekarang. Bedanya, tubuh Rana masih kering sementara Raka sudah basah kuyup dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Kemudian, pandangan mereka bertemu dan tak ada sepatah kata yang berucap. Hanya terdengar suara rintikan air shower yang masih mengucur sebelum akhirnya Rana tersadar begitu Raka sudah menuntunnya untuk berdiri di bawah air shower yang kini membasahi tubuh mereka. Berikutnya langkah kedua kaki Raka terasa semakin mendekat bersamaan dengan Rana yang justru melangkah mundur hingga punggungnya menyentuh dinding kamar mandi yang dingin. Jika saja mereka belum memiliki anak, tentu Rana akan meladeni dengan senang hati. Hanya saja, ia khawatir Raja terbangun sebentar lagi.

SPOUSE 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang