▪︎chapter 33: independent woman▪︎

7.2K 222 0
                                    

Rana bergegas pergi dari rumah seraya menenteng tas kerja yang selalu ia bawa serta Raja yang ia gendong bersama dengan ransel berisi perlengkapan bayi laki-laki itu. Kemudian, ia menaruh barang-barang tersebut di bagian tengah mobil sebelum duduk bersama Raja di jok depan, tepatnya di sebelah Raka yang sudah duduk di jok pengemudi. Hari ini Rana akan pergi ke kantor dengan diantar oleh Raka dikarenakan mobilnya masih di bengkel dan kemungkinan baru diantar oleh montir ke rumah nanti siang. Raka pun menyalakan mesin mobil sampai tiba-tiba saja Rana menyahut kepada pria itu.

"Aku aja yang nyetir," sahut Rana. "Aku perhatiin Mas Raka kayaknya ngantuk banget abis begadang karena kerjaan semalem."

"Nggak usah. Kamu pegangin Raja aja," tolak Raka sebelum hendak memakai seatbelt.

"Serius, Mas. Kamu mending duduk di sini. Saya bisa kok nyetir sendiri dan saya pastiin aman. Jarang-jarang juga kan Mas Raka pangku Raja selama perjalanan dan Raja juga pasti seneng ngabisin waktu sama Ayahnya," ujar Rana sebelum menyerahkan Raja ke pangkuan Raka. "Mending buruan pindah sebelum kita kesiangan. Lagipula kita kan juga harus anter Raja dulu ke rumah Mami."

Tanpa menunggu respons suaminya, Rana sudah lebih dulu berjalan ke arah lain dan berdiri tepat di dekat pintu. Raka yang merasa tak diberi kesempatan untuk membergi argumen akhirnya memilih mengalah, bagaimanapun Rana ada benarnya. Jika mereka berdebat untuk hal sepele tentang siapa yang akan menyetir hanya akan membuat keduanya terlambat bekerja. Alhasil, Raka keluar dari mobil seraya menggendong Raja dan Rana pun sudah duduk di jok pengemudi. Setelah Raka dan Raja kembali masuk ke dalam mobil, barulah Rana mengemudikan mobil tersebut menuju Menteng, Jakarta Pusat.

Perjalanan yang memakan waktu sekitar 45 menit itu akhirnya usai dan untung saja jalan raya tadi tidak macet, semua cukup lancar. Mobil telah berhenti melaju di depan kediaman Prof. Edi dan Bu Hilda, bersama-sama Raka dan Rana pun memasuki rumah tersebut dengan Raja yang tampaknya cukup antusias. Sepertinya anak mereka sudah mulai mengenali kediaman Opa dan Omanya, padahal Rana ingat sekali saat dulu awal-awal diajak ke rumah tersebut biasanya Raja akan menangis karena merasa asing. Tapi, syukurlah putranya sudah mulai bisa beradaptasi dengan baik.

Kedatangan mereka bertiga disambut penuh dengan semangat oleh Bu Hilda sementara Prof. Edi hanya tersenyum lebar di saat pria paruh baya itu tengah duduk di kursi yang ada di teras rumah. Belakangan ini Prof. Edi memang tidak boleh terlalu banyak aktivitas yang membuat beliau lelah sehingga Rana merasa wajar jika Prof. Edi hanya menyambut mereka dengan duduk di teras saja. Rana pun segera menyerahkan Raja dari gendongannya kepada Bu Hilda yang langsung memeluk hingga menciumi cucu ketiganya tersebut sebelum akhirnya Rana menoleh ke arah Raka yang hendak membuka pintu mobil.

"Mas, biar saya aja," sahut Rana sebelum mendahului Raka untuk mengambil ransel berisi keperluan Raja. "Bawa ginian aja mah saya bisa sendiri."

"Saya juga bisa bawain," tutur Raka yang entah mengapa tampak tak mau kalah.

"Iya, saya tau," Rana menutup pintu mobil di bagian tengah setelah mengambil ransel berisi perlengkapan Raja. "Tapi, selama saya masih bisa lakuin itu sendiri, mending saya aja. Mas Raka nggak perlu repot-repot."

Lalu, Rana meninggalkan Raka di depan rumah sendirian sebelum menaruh ransel tersebut ke dalam rumah. Setelah mereka berdua berpamitan pada Prof. Edi dan Bu Hilda, kali ini Raka yang menyetir meskipun Rana sempat menawarkan diri lagi untuk kembali menyetir dan hal itu ditolak langsung oleh sang suami. Akhirnya Rana duduk di jok yang sebelumnya ditempati oleh Raka dan berikutnya mobil tersebut meninggalkan area Menteng. Sekitar setengah jam kemudian, mobil itu kembali berhenti melaju di depan kantor Rana. Ketika Rana hendak turun setelah mengambil tas kerja yang ia taruh di bagian tengah mobil, wanita itu dibuat heran saat Raka menyerahkan beberapa lembar uang berwarna merah kepadanya.

SPOUSE 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang